Mau Keluar PMR? Panduan Lengkap & Contoh Surat Pengunduran Diri yang Ampuh!
Mengundurkan diri dari organisasi, termasuk Palang Merah Remaja (PMR), adalah keputusan yang kadang perlu diambil. Mungkin karena kesibukan sekolah, perubahan minat, atau alasan pribadi lainnya. Nah, kalau kamu lagi mikirin buat resign dari PMR, penting banget untuk melakukannya dengan cara yang baik dan benar. Salah satunya adalah dengan membuat surat pengunduran diri. Yuk, kita bahas lebih lanjut tentang surat pengunduran diri organisasi PMR ini!
Apa Itu Surat Pengunduran Diri Organisasi PMR?¶
Surat pengunduran diri organisasi PMR adalah surat resmi yang kamu buat untuk menyatakan bahwa kamu ingin berhenti menjadi anggota PMR di unit atau sekolahmu. Surat ini penting banget sebagai bentuk komunikasi formal dan etika yang baik. Dengan surat ini, kamu memberitahukan keputusanmu secara resmi kepada pihak yang berwenang di organisasi PMR, seperti pembina atau ketua PMR.
Image just for illustration
Kenapa sih harus pakai surat segala? Kan bisa langsung ngomong aja? Betul, ngomong langsung itu penting, tapi surat pengunduran diri punya beberapa fungsi penting, lho:
- Bukti Resmi: Surat ini jadi bukti tertulis bahwa kamu sudah resmi mengundurkan diri. Ini penting untuk administrasi organisasi.
- Menjaga Etika: Menulis surat pengunduran diri menunjukkan kesopanan dan penghargaan kamu kepada organisasi dan orang-orang di dalamnya. Ini cara yang lebih profesional daripada tiba-tiba menghilang tanpa kabar.
- Menjelaskan Alasan (Opsional): Dalam surat, kamu bisa menjelaskan alasanmu mengundurkan diri (walaupun tidak wajib). Ini bisa membantu organisasi memahami kondisi anggotanya dan mungkin melakukan perbaikan ke depannya.
- Dokumentasi: Surat pengunduran diri akan menjadi bagian dari dokumentasi organisasi. Ini penting untuk catatan keanggotaan dan administrasi lainnya.
Intinya, surat pengunduran diri itu bukan cuma formalitas aja, tapi juga bentuk tanggung jawab dan respek kamu terhadap organisasi PMR yang pernah kamu ikuti.
Kapan Waktu yang Tepat untuk Mengundurkan Diri dari PMR?¶
Mengundurkan diri dari organisasi itu hak setiap anggota. Tapi, ada beberapa hal yang perlu kamu pertimbangkan soal waktu yang tepat untuk resign dari PMR:
- Pertimbangkan Jadwal Kegiatan PMR: Coba lihat jadwal kegiatan PMR unitmu. Kalau lagi dekat-dekat acara besar atau kegiatan penting, mungkin sebaiknya kamu menunda dulu pengunduran diri, atau setidaknya memberitahukan jauh-jauh hari. Ini biar organisasi punya waktu untuk mencari pengganti atau mengatur ulang tugas.
- Akhir Periode Kepengurusan (Jika Ada): Beberapa organisasi PMR punya periode kepengurusan tertentu. Kalau pengunduran diri kamu berdekatan dengan akhir periode, mungkin lebih baik kamu menyelesaikan periode tersebut. Tapi, kalau memang sudah tidak memungkinkan, ya tidak masalah juga untuk mengundurkan diri di tengah periode.
- Jangan Mendadak di Saat Genting: Hindari mengundurkan diri secara mendadak, apalagi kalau kamu punya peran penting dalam kegiatan PMR. Ini bisa merepotkan teman-teman dan pembina PMR. Sebaiknya, komunikasikan niatmu untuk mundur jauh-jauh hari, biar ada waktu untuk transisi.
- Setelah Menyelesaikan Tugas atau Tanggung Jawab: Kalau kamu lagi punya tugas atau tanggung jawab tertentu di PMR, usahakan untuk menyelesaikannya dulu sebelum mengundurkan diri. Kecuali memang kondisinya sangat mendesak dan tidak memungkinkan.
Image just for illustration
Intinya, waktu yang tepat untuk mengundurkan diri adalah ketika kamu sudah mempertimbangkan dampaknya bagi organisasi dan berusaha untuk bertanggung jawab sampai akhir. Komunikasi yang baik adalah kunci! Bicarakan niatmu dengan pembina atau ketua PMR, biar bisa dicari solusi terbaik.
Alasan Umum Mengundurkan Diri dari PMR¶
Ada banyak alasan kenapa seseorang memutuskan untuk mengundurkan diri dari PMR. Beberapa alasan yang umum antara lain:
- Kesibukan Akademik: Ini alasan yang paling sering terjadi, terutama buat siswa atau mahasiswa. Tugas sekolah atau kuliah yang semakin banyak, ujian, atau kegiatan ekstrakurikuler lain bisa membuat waktu untuk PMR jadi terbatas.
- Perubahan Minat atau Prioritas: Seiring waktu, minat dan prioritas kita bisa berubah. Mungkin awalnya tertarik banget sama PMR, tapi kemudian lebih tertarik sama kegiatan lain, atau fokus ke pengembangan diri di bidang lain. Ini wajar banget.
- Masalah Kesehatan: Kondisi kesehatan yang kurang baik juga bisa jadi alasan untuk mengundurkan diri. Kegiatan PMR kadang cukup menguras tenaga, terutama saat ada kegiatan lapangan atau pelatihan.
- Pindah Tempat Tinggal: Kalau kamu pindah sekolah atau kota, otomatis kamu juga akan pindah unit PMR. Kalau di tempat baru tidak ada unit PMR yang sesuai, atau kamu ingin fokus adaptasi di lingkungan baru, mengundurkan diri dari PMR di tempat lama bisa jadi pilihan.
- Konflik atau Masalah Internal: Kadang, ada konflik atau masalah internal dalam organisasi yang membuat anggota merasa tidak nyaman atau tidak betah. Ini juga bisa jadi alasan untuk mengundurkan diri.
- Kurangnya Waktu atau Komitmen: Menjadi anggota PMR butuh waktu dan komitmen. Kalau kamu merasa tidak bisa lagi memberikan waktu dan komitmen yang cukup, lebih baik mengundurkan diri daripada menjadi anggota yang pasif.
- Ingin Mencari Pengalaman Baru: Ada juga yang mengundurkan diri dari PMR karena ingin mencari pengalaman baru di organisasi atau kegiatan lain. Ini juga alasan yang sah-sah saja.
Image just for illustration
Penting untuk diingat: Apapun alasanmu mengundurkan diri, yang penting adalah kejujuran dan komunikasi yang baik. Sampaikan alasanmu dengan sopan dan terbuka kepada pihak PMR. Siapa tahu, justru dari alasanmu itu, organisasi PMR bisa menjadi lebih baik lagi ke depannya.
Cara Membuat Surat Pengunduran Diri PMR yang Efektif¶
Nah, sekarang kita masuk ke bagian pentingnya, yaitu cara membuat surat pengunduran diri PMR yang baik dan efektif. Surat ini tidak perlu terlalu panjang dan bertele-tele, tapi harus jelas, sopan, dan menyampaikan maksudmu dengan baik. Berikut ini langkah-langkahnya:
-
Gunakan Format Surat Resmi: Walaupun bahasanya casual, format suratnya tetap harus formal. Ini menunjukkan keseriusan dan kesopananmu. Format surat resmi biasanya terdiri dari:
- Kepala Surat (Opsional): Bisa berisi logo PMR atau identitas sekolah/unit PMR kamu. Kalau tidak ada, tidak masalah.
- Tempat dan Tanggal Penulisan: Tulis tempat kamu menulis surat dan tanggalnya. Contoh: Jakarta, 17 Agustus 2024.
- Perihal: Tulis “Pengunduran Diri dari Keanggotaan PMR”.
- Yth. (Yang Terhormat): Tujukan surat kepada pihak yang berwenang. Biasanya kepada Pembina PMR atau Ketua PMR unitmu. Sebutkan nama lengkap dan jabatan mereka jika tahu. Contoh: Yth. Bapak/Ibu [Nama Pembina PMR], Pembina PMR [Nama Unit PMR].
- Salam Pembuka: Gunakan salam pembuka yang sopan, seperti “Dengan hormat,” atau “Assalamualaikum wr. wb.” (jika sesuai).
- Isi Surat: Ini bagian inti dari suratmu. Isinya harus mencakup:
- Pernyataan Pengunduran Diri: Sampaikan dengan jelas bahwa kamu ingin mengundurkan diri dari keanggotaan PMR. Contoh: “Melalui surat ini, saya [Nama Lengkap], anggota PMR [Nama Unit PMR], bermaksud untuk mengajukan pengunduran diri dari keanggotaan PMR.”
- Alasan Pengunduran Diri (Opsional): Kamu bisa menyebutkan alasanmu mengundurkan diri secara singkat dan sopan. Tidak perlu terlalu detail atau curhat panjang lebar. Contoh: “Pengunduran diri ini saya ajukan karena [alasan singkat, misal: fokus pada studi, kesibukan di luar sekolah, dll.].” Jika tidak ingin menyebutkan alasan, juga tidak masalah.
- Ucapan Terima Kasih: Sampaikan ucapan terima kasih atas kesempatan yang sudah diberikan PMR kepadamu. Sebutkan hal-hal positif yang kamu dapatkan selama menjadi anggota PMR. Contoh: “Saya mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya untuk menjadi bagian dari PMR [Nama Unit PMR]. Saya banyak belajar dan mendapatkan pengalaman berharga selama bergabung di organisasi ini.”
- Harapan (Opsional): Kamu bisa menyampaikan harapan agar PMR unitmu semakin sukses dan maju ke depannya. Contoh: “Saya berharap PMR [Nama Unit PMR] akan terus maju dan sukses dalam menjalankan kegiatan-kegiatannya.”
- Tawaran Bantuan (Opsional): Jika memungkinkan, kamu bisa menawarkan bantuan untuk proses transisi atau kegiatan PMR selanjutnya, terutama jika kamu punya peran penting sebelumnya. Contoh: “Apabila diperlukan, saya bersedia membantu dalam proses transisi atau kegiatan PMR selanjutnya, selama waktu saya memungkinkan.”
- Salam Penutup: Gunakan salam penutup yang sopan, seperti “Hormat saya,” atau “Wassalamualaikum wr. wb.” (jika sesuai).
- Tanda Tangan dan Nama Lengkap: Tanda tangani suratmu dan tulis nama lengkapmu di bawah tanda tangan.
-
Bahasa yang Sopan dan Jelas: Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sopan, dan tidak emosional. Hindari bahasa yang kasar, menyalahkan, atau merendahkan. Sampaikan maksudmu dengan jelas dan ringkas.
-
Ketik atau Tulis Tangan dengan Rapi: Surat pengunduran diri sebaiknya diketik komputer dan dicetak. Tapi, kalau memang harus ditulis tangan, pastikan tulisanmu rapi dan mudah dibaca.
-
Sampaikan Surat dengan Cara yang Tepat: Setelah surat selesai dibuat, sampaikan surat tersebut kepada pihak yang dituju. Kamu bisa menyerahkan surat secara langsung, atau melalui perwakilan yang ditunjuk. Pastikan suratmu sampai ke orang yang tepat. Jangan cuma kasih tahu teman, tapi langsung ke pembina atau ketua PMR.
Image just for illustration
Tips Tambahan:
- Konsultasikan dengan Orang Lain: Kalau kamu ragu atau bingung dalam membuat surat pengunduran diri, jangan malu untuk bertanya atau meminta pendapat dari orang lain. Misalnya, teman, kakak kelas, atau guru yang kamu percaya.
- Pertimbangkan untuk Berbicara Langsung Terlebih Dahulu: Sebelum menyerahkan surat pengunduran diri, akan lebih baik kalau kamu berbicara langsung terlebih dahulu dengan pembina atau ketua PMR. Sampaikan niatmu untuk mengundurkan diri secara lisan, baru kemudian menyerahkan suratnya. Ini menunjukkan etika yang lebih baik.
- Simpan Salinan Surat: Setelah menyerahkan surat, jangan lupa untuk menyimpan salinan surat tersebut sebagai arsip pribadi.
Contoh-contoh Surat Pengunduran Diri PMR¶
Biar lebih jelas, berikut ini beberapa contoh surat pengunduran diri PMR dengan berbagai variasi:
Contoh 1: Surat Pengunduran Diri Singkat dan Formal
[Tempat, Tanggal Penulisan]
Perihal: Pengunduran Diri dari Keanggotaan PMR
Yth. Bapak/Ibu [Nama Pembina PMR]
Pembina PMR [Nama Unit PMR]
[Alamat Unit PMR]
Dengan hormat,
Melalui surat ini, saya [Nama Lengkap], anggota PMR [Nama Unit PMR] kelas [Kelas], bermaksud untuk mengajukan pengunduran diri dari keanggotaan PMR, terhitung sejak tanggal surat ini dibuat.
Pengunduran diri ini saya ajukan karena adanya peningkatan kegiatan akademik yang membutuhkan fokus dan waktu lebih.
Saya mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya untuk menjadi bagian dari PMR [Nama Unit PMR]. Saya berharap PMR [Nama Unit PMR] akan terus berkembang dan sukses ke depannya.
Hormat saya,
[Tanda Tangan]
[Nama Lengkap]
Contoh 2: Surat Pengunduran Diri dengan Alasan Lebih Detail dan Ucapan Terima Kasih
[Tempat, Tanggal Penulisan]
Perihal: Permohonan Pengunduran Diri dari Keanggotaan PMR
Yth. Bapak/Ibu [Nama Ketua PMR]
Ketua PMR [Nama Unit PMR]
[Alamat Unit PMR]
Assalamualaikum wr. wb.,
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Lengkap : [Nama Lengkap]
Kelas : [Kelas]
Jabatan (Jika Ada): [Jabatan di PMR, jika ada]
Unit PMR : [Nama Unit PMR]
Melalui surat ini, saya bermaksud untuk mengajukan permohonan pengunduran diri dari keanggotaan Palang Merah Remaja (PMR) [Nama Unit PMR], efektif mulai tanggal [Tanggal Efektif Pengunduran Diri].
Pengunduran diri ini saya ajukan karena adanya perubahan prioritas dalam kegiatan saya. Saat ini, saya sedang fokus untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian sekolah dan juga mengikuti kegiatan ekstrakurikuler lain yang juga saya minati. Dengan berat hati, saya merasa tidak dapat lagi memberikan waktu dan komitmen yang maksimal untuk kegiatan PMR.
Saya sangat berterima kasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya selama menjadi anggota PMR. Saya telah mendapatkan banyak sekali pengalaman berharga, ilmu pengetahuan, dan teman-teman yang luar biasa. Saya sangat menghargai bimbingan dan dukungan dari Bapak/Ibu Pembina serta kerja sama dari seluruh anggota PMR.
Saya berharap PMR [Nama Unit PMR] akan terus menjadi organisasi yang solid, bermanfaat, dan terus berkontribusi positif bagi sekolah dan masyarakat. Saya juga berharap silaturahmi antara kita tetap terjaga meskipun saya tidak lagi menjadi anggota aktif PMR.
Demikian surat permohonan pengunduran diri ini saya sampaikan. Atas perhatian dan pengertian Bapak/Ibu, saya mengucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum wr. wb.,
Hormat saya,
[Tanda Tangan]
[Nama Lengkap]
Contoh 3: Surat Pengunduran Diri karena Pindah Tempat Tinggal
[Tempat, Tanggal Penulisan]
Perihal: Pemberitahuan Pengunduran Diri dari Keanggotaan PMR
Yth. Bapak/Ibu [Nama Pembina PMR]
Pembina PMR [Nama Unit PMR]
[Alamat Unit PMR]
Dengan hormat,
Assalamualaikum wr. wb.,
Saya, [Nama Lengkap], anggota PMR [Nama Unit PMR] kelas [Kelas], ingin memberitahukan bahwa saya akan mengundurkan diri dari keanggotaan PMR [Nama Unit PMR]. Pengunduran diri ini terhitung mulai tanggal [Tanggal Efektif Pengunduran Diri].
Alasan pengunduran diri saya adalah karena keluarga saya akan pindah tempat tinggal ke [Kota/Daerah Tujuan Pindah]. Dengan demikian, saya tidak lagi dapat aktif mengikuti kegiatan PMR di [Nama Unit PMR].
Saya merasa sangat beruntung dan bangga bisa menjadi bagian dari keluarga besar PMR [Nama Unit PMR]. Saya banyak belajar tentang kepalangmerahan, kemanusiaan, dan kerja sama tim selama bergabung di organisasi ini. Pengalaman ini akan menjadi bekal yang sangat berharga bagi saya di masa depan.
Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu Pembina, kakak-kakak pengurus, dan seluruh teman-teman anggota PMR [Nama Unit PMR] atas kebersamaan dan dukungan yang telah diberikan selama ini. Saya mohon maaf apabila selama menjadi anggota PMR, saya pernah melakukan kesalahan atau kekurangan.
Saya berharap PMR [Nama Unit PMR] akan semakin sukses dan terus memberikan manfaat bagi banyak orang. Semoga kita tetap bisa menjaga komunikasi dan silaturahmi meskipun saya sudah tidak lagi menjadi anggota aktif.
Demikian surat pemberitahuan pengunduran diri ini saya sampaikan. Atas perhatian dan pengertian Bapak/Ibu, saya mengucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum wr. wb.,
Hormat saya,
[Tanda Tangan]
[Nama Lengkap]
Catatan: Contoh-contoh surat di atas bisa kamu modifikasi sesuai dengan kebutuhan dan situasimu. Yang penting, inti suratnya jelas, bahasanya sopan, dan menyampaikan maksudmu dengan baik.
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Setelah Mengundurkan Diri¶
Setelah kamu resmi mengundurkan diri dari PMR, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan:
- Pamit dengan Baik: Jangan lupa untuk pamit secara langsung kepada pembina, pengurus, dan teman-teman PMR. Ucapkan terima kasih atas kebersamaan selama ini dan sampaikan permohonan maaf jika ada kesalahan. Pamitan ini penting untuk menjaga hubungan baik.
- Kembalikan Atribut PMR: Kalau kamu punya atribut PMR yang dipinjamkan oleh organisasi, seperti seragam, badge, atau perlengkapan lainnya, kembalikan atribut tersebut kepada pihak PMR. Ini bentuk tanggung jawab dan etika yang baik.
- Selesaikan Tanggung Jawab (Jika Ada): Kalau kamu masih punya tanggung jawab atau tugas yang belum selesai di PMR, usahakan untuk menyelesaikannya atau mendelegasikan tugas tersebut kepada anggota lain sebelum benar-benar berhenti. Ini menunjukkan profesionalitas dan tanggung jawabmu.
- Jaga Silaturahmi: Meskipun sudah tidak lagi menjadi anggota aktif, usahakan untuk tetap menjaga silaturahmi dengan teman-teman dan pembina PMR. Kamu bisa tetap berkomunikasi melalui media sosial, atau sesekali datang mengunjungi kegiatan PMR jika ada kesempatan.
- Tetap Dukung PMR (Jika Mampu): Meskipun sudah mundur, kamu tetap bisa mendukung kegiatan PMR dari luar. Misalnya, dengan memberikan dukungan moral, membantu promosi kegiatan PMR, atau bahkan memberikan donasi jika mampu.
Image just for illustration
Ingat, mengundurkan diri dari organisasi bukan berarti memutuskan semua hubungan. Justru, dengan mengundurkan diri secara baik dan benar, kamu bisa menjaga hubungan baik dan tetap menjadi bagian dari keluarga besar PMR dalam arti yang lebih luas.
Tips Agar Tetap Terhubung dengan PMR Setelah Mundur¶
Meskipun sudah tidak lagi menjadi anggota aktif, kamu tetap bisa kok keep in touch dengan PMR. Berikut beberapa tipsnya:
- Ikut Media Sosial PMR: Follow akun media sosial PMR unitmu (Instagram, Facebook, dll.). Dengan begitu, kamu tetap bisa update dengan kegiatan-kegiatan PMR dan tetap terhubung dengan teman-teman.
- Sesekali Ikut Kegiatan Alumni (Jika Ada): Beberapa unit PMR punya kegiatan alumni atau acara kumpul-kumpul mantan anggota. Coba cari tahu apakah ada kegiatan seperti ini di unitmu, dan ikut serta jika ada kesempatan.
- Volunteer di Acara PMR: Kalau ada acara besar PMR, seperti bakti sosial atau pelatihan, kamu bisa menawarkan diri untuk menjadi volunteer. Ini cara bagus untuk tetap berkontribusi dan bertemu dengan teman-teman PMR.
- Jalin Komunikasi dengan Teman-teman PMR: Tetap jaga komunikasi dengan teman-teman PMR melalui chat, telepon, atau meet up kalau ada waktu. Persahabatan yang terjalin di PMR biasanya kuat dan berkesan.
- Dukung Kegiatan PMR dari Jauh: Meskipun tidak bisa aktif terlibat langsung, kamu tetap bisa memberikan dukungan moral atau support lainnya kepada PMR. Misalnya, memberikan semangat kepada teman-teman yang sedang bertugas, atau membagikan informasi tentang kegiatan PMR di media sosialmu.
Image just for illustration
Intinya, walaupun sudah mundur, kamu tetap bisa menjadi bagian dari komunitas PMR. Yang penting adalah niat baik dan kemauan untuk tetap menjaga hubungan.
Gimana? Sudah lebih paham kan tentang surat pengunduran diri organisasi PMR? Semoga artikel ini bermanfaat buat kamu yang lagi mempertimbangkan untuk resign dari PMR ya! Jangan ragu untuk bertanya atau sharing pengalamanmu di kolom komentar di bawah ini!
Posting Komentar