Mau THR Lebaran? Contoh Surat Permohonan THR yang Ampuh & Anti Ditolak!

THR alias Tunjangan Hari Raya Lebaran adalah hak setiap pekerja di Indonesia yang beragama Islam menjelang Hari Raya Idul Fitri. Biar proses pencairan THR berjalan lancar dan sesuai harapan, kadang kita perlu mengajukan surat permohonan THR ke perusahaan. Nah, gimana sih cara bikin surat permohonan THR Lebaran yang baik dan benar? Yuk, kita bahas tuntas!

Kenapa Sih Perlu Surat Permohonan THR Lebaran?

Kenapa Sih Perlu Surat Permohonan THR Lebaran?
Image just for illustration

Mungkin ada yang bertanya-tanya, “Emang perlu ya surat permohonan THR? Bukannya perusahaan udah otomatis kasih THR?” Jawabannya, tergantung. Memang, perusahaan yang baik dan taat aturan biasanya sudah punya sistem sendiri untuk pencairan THR, bahkan tanpa perlu diminta. Tapi, dalam beberapa situasi, mengajukan surat permohonan THR bisa jadi langkah yang bijak dan menguntungkan buat kita sebagai karyawan.

Situasi yang Membutuhkan Surat Permohonan THR

Ada beberapa kondisi yang membuat surat permohonan THR jadi penting:

  1. Perusahaan Belum Ada Info THR: Mendekati Lebaran tapi belum ada pengumuman resmi atau kejelasan soal THR dari perusahaan? Nah, ini saatnya kita proaktif. Surat permohonan bisa jadi pengingat sekaligus bentuk komunikasi formal ke manajemen.
  2. Ada Kebijakan Perusahaan yang Kurang Jelas: Kadang, kebijakan THR perusahaan kurang transparan atau malah membingungkan. Misalnya, ada syarat-syarat tertentu yang tidak diumumkan secara luas. Surat permohonan bisa jadi cara untuk menanyakan dan memastikan hak kita.
  3. Untuk Dokumentasi dan Arsip: Surat permohonan THR, meskipun sederhana, bisa jadi dokumen penting untuk arsip pribadi kita. Siapa tahu nanti ada apa-apa, kita punya bukti tertulis sudah mengajukan permohonan.
  4. Sebagai Upaya Proaktif: Mengajukan surat permohonan THR menunjukkan inisiatif dan profesionalisme kita sebagai karyawan. Ini juga bisa mempercepat proses pencairan, terutama jika perusahaan sedang sibuk atau lengah.

Manfaat Mengajukan Surat Permohonan THR

Selain kondisi di atas, ada beberapa manfaat lain yang bisa kita dapatkan dengan mengajukan surat permohonan THR:

  • Mempercepat Proses Pencairan: Dengan surat permohonan, bagian keuangan atau HRD perusahaan jadi lebih aware dan mungkin memprioritaskan pencairan THR kita.
  • Memastikan Hak Kita Terpenuhi: Surat permohonan adalah bentuk pengingat formal bahwa THR adalah hak karyawan yang harus dipenuhi perusahaan sesuai peraturan yang berlaku.
  • Membangun Komunikasi yang Baik: Surat permohonan yang disampaikan dengan baik bisa jadi sarana komunikasi yang positif antara karyawan dan perusahaan, terutama terkait hak dan kewajiban.
  • Menghindari Kesalahpahaman: Dengan surat tertulis, kita bisa meminimalisir potensi kesalahpahaman terkait THR, baik dari sisi karyawan maupun perusahaan.

Komponen Penting dalam Surat Permohonan THR Lebaran

Komponen Penting dalam Surat Permohonan THR Lebaran
Image just for illustration

Biar surat permohonan THR kita efektif dan profesional, ada beberapa komponen penting yang wajib ada di dalamnya:

  1. Tanggal Pembuatan Surat: Cantumkan tanggal, bulan, dan tahun surat dibuat. Ini penting untuk rekam jejak dan menunjukkan kapan surat tersebut diajukan.
  2. Kepada Yth. (Penerima Surat): Tuliskan dengan jelas kepada siapa surat ini ditujukan. Biasanya ditujukan kepada HRD Manager atau Bagian Keuangan perusahaan. Pastikan nama dan jabatan penerima surat benar.
  3. Dari (Pengirim Surat): Tuliskan nama lengkap dan jabatan kita di perusahaan. Informasi ini penting agar perusahaan tahu siapa yang mengajukan permohonan. Nomor Induk Karyawan (NIK) juga bisa dicantumkan jika perlu.
  4. Perihal: Permohonan Pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) Lebaran: Bagian perihal ini harus singkat, jelas, dan padat. Langsung sebutkan tujuan surat, yaitu permohonan THR Lebaran.
  5. Salam Pembuka: Gunakan salam pembuka yang sopan dan formal, seperti “Dengan hormat,” atau “Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh” (jika sesuai).
  6. Isi Surat (Body Letter): Ini adalah bagian inti dari surat permohonan. Isi surat harus mencakup beberapa poin penting:
    • Pembukaan: Awali dengan kalimat pembuka yang sopan dan menyebutkan maksud surat, yaitu mengajukan permohonan THR Lebaran.
    • Dasar Hukum/Peraturan: Sebutkan dasar hukum atau peraturan pemerintah yang mengatur tentang THR, misalnya Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 6 Tahun 2016 atau peraturan terbaru yang berlaku. Ini menunjukkan bahwa kita tahu hak kita dan perusahaan juga punya kewajiban.
    • Penyampaian Harapan: Sampaikan harapan agar THR bisa segera dicairkan tepat waktu, sebelum Hari Raya Idul Fitri. Sebutkan juga deadline pencairan THR sesuai peraturan (biasanya paling lambat H-7 Lebaran).
    • Penutup: Tutup surat dengan kalimat yang sopan dan ucapan terima kasih atas perhatian dan kerjasamanya.
  7. Salam Penutup: Gunakan salam penutup yang formal, seperti “Hormat saya,” atau “Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh” (jika menggunakan salam pembuka yang sama).
  8. Tanda Tangan dan Nama Lengkap: Surat permohonan harus ditandatangani oleh pengirim surat dan mencantumkan nama lengkap di bawah tanda tangan.

Tips Membuat Surat Permohonan THR Lebaran yang Efektif

Tips Membuat Surat Permohonan THR Lebaran yang Efektif
Image just for illustration

Biar surat permohonan THR kita maksimal dan cepat direspon, ada beberapa tips yang perlu diperhatikan:

  • Bahasa yang Sopan dan Formal: Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sopan, dan formal. Hindari bahasa slang atau bahasa gaul. Ingat, ini surat resmi ke perusahaan.
  • Ringkas dan Jelas: Sampaikan maksud dan tujuan surat secara ringkas, padat, dan jelas. Hindari bertele-tele atau menggunakan kalimat yang berputar-putar. Langsung ke poinnya saja.
  • Sertakan Dasar Hukum yang Relevan: Mencantumkan dasar hukum tentang THR (Peraturan Menteri Ketenagakerjaan) akan membuat surat kita lebih kuat dan menunjukkan bahwa kita serius dengan permohonan ini. Perusahaan juga jadi lebih yakin untuk segera memproses THR.
  • Perhatikan Waktu Pengajuan: Ajukan surat permohonan THR jauh hari sebelum Lebaran. Jangan mendadak atau terlalu mepet dengan hari raya. Idealnya, ajukan surat minimal 2 minggu sebelum Lebaran.
  • Sampaikan dengan Cara yang Baik: Setelah surat jadi, sampaikan surat permohonan THR ke pihak yang berwenang (HRD atau Bagian Keuangan) dengan cara yang sopan dan profesional. Bisa diantar langsung, dikirim via email, atau melalui sistem internal perusahaan jika ada.
  • Simpan Salinan Surat: Jangan lupa untuk menyimpan salinan surat permohonan THR sebagai arsip pribadi. Ini penting sebagai bukti kalau kita sudah mengajukan permohonan.
  • Follow-up Jika Perlu: Jika setelah beberapa hari atau minggu belum ada respon atau kejelasan soal THR, jangan ragu untuk melakukan follow-up secara sopan. Bisa dengan menghubungi HRD atau Bagian Keuangan via telepon atau email, atau bisa juga datang langsung (dengan tetap profesional).

Contoh Template Surat Permohonan THR Lebaran

Nah, biar lebih gampang, berikut ini beberapa contoh template surat permohonan THR Lebaran yang bisa kamu modifikasi sesuai kebutuhan:

Contoh 1: Surat Permohonan THR Lebaran (Formal)

[Tempat, Tanggal]

Kepada Yth.
HRD Manager
[Nama Perusahaan]
[Alamat Perusahaan]

Perihal: Permohonan Pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) Lebaran

Dengan hormat,

Melalui surat ini, saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Lengkap : [Nama Lengkap Anda]
Jabatan : [Jabatan Anda]
Nomor Induk Karyawan (NIK) : [NIK Anda]

Mengajukan permohonan pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) Lebaran tahun [Tahun Berjalan] sesuai dengan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 6 Tahun 2016 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan, atau peraturan terbaru yang berlaku.

Sehubungan dengan hal tersebut, saya berharap agar THR Lebaran tahun [Tahun Berjalan] dapat segera dicairkan sebelum Hari Raya Idul Fitri tiba, sebagaimana diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan, yaitu paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum hari raya keagamaan.

Demikian surat permohonan ini saya sampaikan. Atas perhatian dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

[Tanda Tangan]

[Nama Lengkap Anda]

Contoh 1: Surat Permohonan THR Lebaran (Formal)
Image just for illustration

Contoh 2: Surat Permohonan THR Lebaran (Sedikit Lebih Santai)

[Tempat, Tanggal]

Yth. Bapak/Ibu [Nama HRD/Bagian Keuangan]
Bagian HRD/Keuangan
[Nama Perusahaan]
[Alamat Perusahaan]

Perihal: Permohonan THR Lebaran

Assalamualaikum Wr. Wb. / Dengan hormat,

Salam sejahtera semoga Bapak/Ibu selalu dalam keadaan sehat.

Langsung saja, saya [Nama Lengkap Anda], karyawan [Nama Perusahaan] dengan jabatan [Jabatan Anda], ingin mengajukan permohonan untuk pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) Lebaran tahun ini.

Seperti yang kita ketahui, THR adalah hak karyawan yang diatur dalam peraturan pemerintah, dan biasanya dicairkan menjelang Hari Raya Idul Fitri. Saya berharap THR tahun ini bisa segera cair ya, biar bisa buat persiapan Lebaran bareng keluarga. Hehehe.

Terima kasih banyak atas perhatian dan bantuannya. Semoga Bapak/Ibu selalu dilancarkan rezekinya.

Wassalamualaikum Wr. Wb. / Hormat saya,

[Tanda Tangan]

[Nama Lengkap Anda]

Contoh 2: Surat Permohonan THR Lebaran (Sedikit Lebih Santai)
Image just for illustration

Contoh 3: Surat Follow-up Permohonan THR Lebaran

[Tempat, Tanggal]

Baca Juga: loading

Kepada Yth.
HRD Manager
[Nama Perusahaan]
[Alamat Perusahaan]

Perihal: Follow-up Permohonan Pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) Lebaran

Dengan hormat,

Melalui surat ini, saya [Nama Lengkap Anda], karyawan [Nama Perusahaan] dengan jabatan [Jabatan Anda], bermaksud untuk melakukan follow-up terkait surat permohonan pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) Lebaran yang telah saya ajukan pada tanggal [Tanggal Pengajuan Surat Permohonan Sebelumnya].

Berdasarkan peraturan yang berlaku, THR Lebaran seharusnya sudah dicairkan paling lambat 7 hari sebelum Hari Raya Idul Fitri. Namun, hingga saat ini saya belum menerima informasi lebih lanjut mengenai pencairan THR tersebut.

Oleh karena itu, saya mohon kiranya Bapak/Ibu dapat memberikan informasi terbaru terkait proses pencairan THR Lebaran tahun ini. Besar harapan saya agar THR dapat segera dicairkan sebelum Hari Raya Idul Fitri tiba.

Atas perhatian dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

[Tanda Tangan]

[Nama Lengkap Anda]

Contoh 3: Surat Follow-up Permohonan THR Lebaran
Image just for illustration

Catatan Penting:

  • Contoh-contoh surat di atas hanyalah template. Kamu bisa modifikasi dan sesuaikan dengan gaya bahasa dan situasi di perusahaanmu.
  • Pastikan informasi yang kamu cantumkan dalam surat benar dan akurat.
  • Simpan bukti pengiriman surat (jika dikirim via email atau sistem online) atau tanda terima (jika diantar langsung).

Dasar Hukum THR Lebaran di Indonesia

Dasar Hukum THR Lebaran di Indonesia
Image just for illustration

Penting untuk kita tahu bahwa THR Lebaran itu bukan sekadar kebijakan perusahaan atau kemurahan hati atasan, tapi hak yang dijamin oleh undang-undang. Berikut beberapa dasar hukum terkait THR di Indonesia:

  • Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan: PP ini merupakan payung hukum utama yang mengatur tentang pengupahan, termasuk THR.
  • Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) Nomor 6 Tahun 2016 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan: Permenaker ini adalah aturan pelaksana dari PP 36/2021 yang lebih detail mengatur tentang THR, termasuk besaran, waktu pembayaran, dan sanksi bagi perusahaan yang tidak membayar THR.
  • Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan: Setiap tahun menjelang hari raya, Kementerian Ketenagakerjaan biasanya mengeluarkan Surat Edaran (SE) yang mengingatkan perusahaan tentang kewajiban pembayaran THR dan mekanisme pengaduannya.

Poin-poin Penting dari Peraturan THR:

  • Siapa yang Berhak Mendapat THR? Semua pekerja/buruh yang memiliki masa kerja 1 bulan atau lebih, baik yang berstatus PKWTT (Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu) maupun PKWT (Perjanjian Kerja Waktu Tertentu).
  • Besaran THR:
    • Pekerja dengan masa kerja 12 bulan atau lebih berhak mendapat THR sebesar 1 bulan upah.
    • Pekerja dengan masa kerja 1 bulan hingga kurang dari 12 bulan berhak mendapat THR secara proporsional sesuai masa kerjanya. Rumusnya: (Masa Kerja dalam Bulan / 12) x 1 Bulan Upah.
  • Waktu Pembayaran THR: Paling lambat 7 hari sebelum hari raya keagamaan. Perusahaan dianjurkan untuk membayar THR lebih awal agar pekerja punya waktu lebih banyak untuk persiapan Lebaran.
  • Sanksi bagi Perusahaan yang Tidak Membayar THR: Perusahaan yang terlambat atau tidak membayar THR bisa dikenakan sanksi administratif, mulai dari teguran tertulis, pembatasan kegiatan usaha, hingga pencabutan izin usaha. Pekerja juga bisa mengadukan perusahaan ke Dinas Ketenagakerjaan atau lembaga terkait.

Pertanyaan Umum Seputar Surat Permohonan THR Lebaran (FAQ)

Pertanyaan Umum Seputar Surat Permohonan THR Lebaran (FAQ)
Image just for illustration

1. Apakah semua karyawan perlu bikin surat permohonan THR?

  • Tidak selalu. Jika perusahaan sudah punya sistem pencairan THR yang jelas dan tepat waktu, mungkin tidak perlu. Tapi, mengajukan surat permohonan bisa jadi langkah proaktif dan antisipasi, terutama jika ada ketidakjelasan atau keterlambatan info THR.

2. Ke mana surat permohonan THR harus ditujukan?

  • Biasanya ditujukan ke HRD Manager atau Bagian Keuangan perusahaan. Pastikan kamu tahu siapa yang bertanggung jawab untuk urusan THR di perusahaanmu.

3. Apakah surat permohonan THR harus selalu formal?

  • Sebaiknya formal dan sopan. Meskipun ada contoh template yang sedikit lebih santai, format surat resmi tetap lebih direkomendasikan. Sesuaikan dengan budaya perusahaan juga.

4. Kapan waktu yang tepat untuk mengajukan surat permohonan THR?

  • Idealnya minimal 2 minggu sebelum Lebaran. Jangan terlalu mepet atau mendadak. Semakin awal semakin baik, biar perusahaan punya waktu untuk memproses.

5. Apa yang harus dilakukan jika perusahaan tidak merespon surat permohonan THR?

  • Lakukan follow-up secara sopan dan profesional. Bisa menghubungi HRD atau Bagian Keuangan via telepon, email, atau datang langsung. Jika tetap tidak ada respon atau THR tidak dibayarkan sesuai peraturan, kamu bisa mengadukan perusahaan ke Dinas Ketenagakerjaan.

6. Apakah surat permohonan THR menjamin 100% THR akan langsung cair?

  • Tidak otomatis menjamin, tapi surat permohonan adalah upaya yang baik untuk mempercepat dan memastikan hak THR kita terpenuhi. Perusahaan yang baik akan merespon dan memproses permohonan THR karyawan.

7. Bagaimana jika saya baru bekerja kurang dari 1 bulan, apakah tetap bisa mengajukan surat permohonan THR?

  • Sesuai peraturan, pekerja dengan masa kerja minimal 1 bulan berhak mendapat THR (proporsional). Jadi, jika masa kerjamu sudah lebih dari 1 bulan, kamu berhak mengajukan permohonan THR. Jika masih kurang dari 1 bulan, mungkin belum berhak, tapi tidak ada salahnya untuk bertanya ke HRD.

Semoga artikel ini bermanfaat dan bisa membantu kamu dalam membuat surat permohonan THR Lebaran ya! Jangan ragu untuk share artikel ini ke teman-teman kerja kamu yang mungkin juga membutuhkan.

Gimana menurut kamu artikel ini? Ada pengalaman menarik atau pertanyaan lain soal surat permohonan THR Lebaran? Yuk, sharing di kolom komentar di bawah!

Posting Komentar