Mau Keluar PSHT? Panduan Lengkap & Contoh Surat Pengunduran Diri yang Mudah!

Daftar Isi

Mengundurkan diri dari sebuah organisasi, apalagi organisasi yang telah menjadi bagian penting dalam hidup seperti Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), bukanlah keputusan yang mudah. Berbagai alasan pribadi atau profesional bisa melatarbelakangi keputusan ini. Apapun alasannya, proses pengunduran diri sebaiknya dilakukan dengan cara yang baik dan formal. Salah satunya adalah dengan menyampaikan surat pengunduran diri secara resmi. Surat ini berfungsi sebagai pemberitahuan tertulis yang jelas dan menghormati struktur organisasi.

Surat pengunduran diri dari PSHT biasanya ditujukan kepada pengurus di tingkatan yang relevan, misalnya Ketua Ranting atau Ketua Cabang, tergantung di mana kamu terdaftar secara aktif. Tujuannya adalah agar proses administrasi keanggotaanmu bisa dicatat dengan baik dan tidak menimbulkan kebingungan di kemudian hari. Menyampaikan surat ini menunjukkan kedewasaan dan penghargaanmu terhadap organisasi yang pernah kamu ikuti.

Mengapa Perlu Surat Resmi?

Meskipun PSHT adalah organisasi kekeluargaan, aspek formalitas dalam administrasi tetap penting. Surat pengunduran diri memastikan ada catatan tertulis mengenai status keanggotaanmu. Ini bisa menghindari kesalahpahaman di masa depan dan membantu pengurus organisasi dalam mengelola data anggotanya. Ibaratnya, ini adalah bentuk closing yang baik dan sopan setelah sekian lama menjadi bagian dari keluarga besar Setia Hati Terate.

Menyampaikan surat resmi juga mencerminkan etika yang baik. Kamu menghargai waktu dan upaya pengurus dengan memberikan pemberitahuan yang jelas, bukan hanya menghilang begitu saja. Ini membantu menjaga hubungan baik, bahkan setelah kamu tidak aktif lagi sebagai anggota. Siapa tahu, di kemudian hari kamu mungkin ingin kembali atau berinteraksi dalam konteks lain.

contoh surat pengunduran diri organisasi
Image just for illustration

Alasan Umum Pengunduran Diri dari PSHT

Ada banyak faktor yang bisa mendorong seseorang untuk mengambil keputusan berat ini. Penting untuk diingat bahwa alasan ini bersifat personal dan valid. Beberapa alasan umum yang mungkin mendasari pengunduran diri antara lain:

Alasan Pribadi dan Keluarga

Faktor keluarga seringkali menjadi prioritas utama. Mungkin kamu harus fokus mengurus orang tua, pasangan, atau anak-anak yang membutuhkan perhatian lebih. Kepindahan domisili ke kota atau provinsi lain juga bisa menjadi alasan kuat karena jarak yang jauh membuat sulit untuk aktif. Alasan kesehatan yang menurun atau membutuhkan waktu istirahat yang lebih banyak juga bisa menghalangi aktivitas di organisasi.

Alasan Profesional atau Akademik

Tuntutan pekerjaan yang semakin tinggi, jadwal kerja yang padat, atau kewajiban untuk menempuh pendidikan lanjut bisa menyita seluruh waktu dan energi. Seringkali, jadwal latihan atau kegiatan organisasi bentrok dengan jam kerja atau kuliah, sehingga sulit untuk membagi waktu. Perkembangan karier yang membutuhkan fokus penuh juga bisa menjadi alasan yang kuat untuk mengurangi atau menghentikan aktivitas non-profesional.

Alasan Pengembangan Diri Lain

Mungkin kamu merasa ingin mengeksplorasi minat atau kegiatan lain yang lebih sesuai dengan fase kehidupanmu saat ini. Pengembangan diri tidak hanya terbatas pada satu bidang, dan terkadang seseorang merasa perlu mencoba hal baru di luar jalur yang biasa. Ini bisa berupa menekuni hobi baru, bergabung dengan komunitas lain, atau fokus pada aspek spiritualitas yang berbeda.

Alasan Waktu dan Komitmen

Sebagai organisasi yang berbasis persaudaraan dan pencak silat, PSHT tentu membutuhkan komitmen waktu dan tenaga dari anggotanya. Jika kamu merasa tidak bisa lagi memberikan komitmen yang dibutuhkan karena keterbatasan waktu atau energi, mengundurkan diri mungkin menjadi pilihan yang realistis dan jujur pada diri sendiri serta organisasi.

Alasan Lainnya

Ada juga alasan yang lebih spesifik, seperti konflik internal (meskipun ini jarang terjadi dan sebaiknya diupayakan penyelesaiannya terlebih dahulu), perubahan prioritas hidup, atau merasa tujuan pribadi sudah tidak sejalan dengan kegiatan organisasi. Apapun alasannya, kejujuran (sepanjang pantas untuk disampaikan dalam surat) adalah kunci.

Penting: Apapun alasanmu, pastikan kamu menyampaikannya dengan baik dan tidak menyudutkan pihak manapun.

Struktur Surat Pengunduran Diri PSHT

Surat pengunduran diri memiliki struktur standar yang umumnya berlaku untuk surat formal. Berikut adalah komponen-komponen penting yang harus ada dalam surat pengunduran diri dari organisasi seperti PSHT:

1. Kop Surat (Opsional, Tapi Disarankan)

Jika kamu mewakili ranting atau unit tertentu saat menulis surat (misalnya, surat dari perwakilan sub-ranting), kop surat ranting bisa digunakan. Namun, jika surat ini bersifat personal dari individu anggota, kop surat tidak wajib. Cukup cantumkan nama kota dan tanggal surat dibuat.

2. Nomor Surat (Opsional)

Untuk keperluan administrasi pribadi atau jika surat ini dicatat secara internal oleh ranting/cabang sebelum dikirim ke tingkat lebih tinggi, nomor surat bisa ditambahkan. Namun, untuk surat pengunduran diri personal, nomor surat biasanya tidak diperlukan.

3. Lampiran (Jika Ada)

Biasanya tidak ada lampiran dalam surat pengunduran diri personal. Cukup tulis “Hal: Pengunduran Diri” atau “Perihal: Permohonan Pengunduran Diri”.

4. Perihal

Bagian ini sangat penting untuk memberitahukan tujuan surat secara singkat. Tulis dengan jelas, misalnya: “Perihal: Permohonan Pengunduran Diri dari Keanggotaan PSHT”.

5. Tanggal Surat

Tulis tanggal surat dibuat. Formatnya: Kota, Tanggal Bulan Tahun (contoh: Madiun, 26 Oktober 2023).

6. Alamat Tujuan

Sebutkan kepada siapa surat ini ditujukan. Ini biasanya adalah pengurus organisasi di tingkat yang relevan. Contoh:
Kepada Yth.
Ketua PSHT Ranting [Nama Ranting]
Di tempat

Atau jika ditujukan ke cabang:
Kepada Yth.
Ketua PSHT Cabang [Nama Cabang]
Di tempat

Pastikan kamu mengetahui dengan pasti kepada siapa surat ini harus ditujukan sesuai struktur organisasi di wilayahmu.

7. Salam Pembuka

Gunakan salam formal dan menghormati. Contoh: “Dengan hormat,” atau “Assalamu’alaikum Wr. Wb.” (jika sesuai dengan tradisi yang biasa digunakan).

8. Isi Surat

Ini adalah bagian utama surat. Sampaikan niatmu untuk mengundurkan diri secara jelas.

  • Pernyataan Pengunduran Diri: Sampaikan dengan lugas bahwa kamu berniat mengundurkan diri dari keanggotaan PSHT. Sebutkan identitasmu (nama lengkap, nomor anggota jika ada, atau identitas lain yang relevan).
    Contoh: “Dengan ini saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama: [Nama Lengkap] Nomor Anggota: [Jika Ada] Alamat: [Alamat Lengkap] Dengan berat hati menyampaikan permohonan pengunduran diri dari keanggotaan Persaudaraan Setia Hati Terate.”
  • Alasan Pengunduran Diri: Jelaskan alasanmu secara singkat, padat, dan jujur (tanpa perlu terlalu detail jika bersifat sangat pribadi). Seperti dibahas sebelumnya, alasan bisa bervariasi.
    Contoh: “Keputusan ini saya ambil karena adanya tuntutan pekerjaan/pendidikan yang semakin meningkat, sehingga saya merasa kesulitan untuk dapat aktif berkontribusi dalam kegiatan organisasi secara optimal.” Atau “Dikarenakan saya harus pindah domisili ke luar kota, maka saya tidak dapat lagi mengikuti kegiatan rutin di Ranting [Nama Ranting].”
  • Ucapan Terima Kasih: Ungkapkan rasa terima kasih atas kesempatan yang diberikan selama menjadi anggota, ilmu yang didapat, serta pengalaman berharga yang telah dilalui bersama.
    Contoh: “Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bimbingan, ilmu, pengalaman, dan persaudaraan yang telah saya peroleh selama menjadi bagian dari PSHT.”
  • Permohonan Maaf: Sampaikan permohonan maaf apabila selama menjadi anggota pernah melakukan kesalahan atau kekurangan.
    Contoh: “Saya juga memohon maaf yang tulus apabila selama bergabung dengan PSHT terdapat kesalahan, baik yang disengaja maupun tidak disengaja, serta apabila kontribusi saya belum maksimal.”
  • Harapan: Kamu bisa menambahkan harapan terbaik untuk kemajuan organisasi di masa depan.
    Contoh: “Besar harapan saya agar PSHT dapat terus berkembang dan jaya dalam mendidik tunas-tunas muda serta melestarikan ajaran Setia Hati Terate.”

9. Salam Penutup

Gunakan salam penutup yang sopan. Contoh: “Hormat saya,” atau “Wassalamu’alaikum Wr. Wb.” (jika menggunakan salam pembuka yang sama).

10. Tanda Tangan dan Nama Jelas

Cantumkan tanda tanganmu di atas nama lengkap.

11. Tembusan (Opsional)

Jika perlu, kamu bisa mencantumkan tembusan kepada pihak lain yang relevan, misalnya Ketua Sub-Ranting, atau bagian administrasi yang menangani data anggota.

Berikut tabel yang merangkum struktur surat:

Bagian Surat Tujuan Contoh Isi Singkat
Kepada Yth. Menentukan penerima surat Ketua PSHT Ranting [Nama Ranting]
Di tempat Lokasi penerima -
Perihal Menyatakan inti surat Permohonan Pengunduran Diri dari Keanggotaan PSHT
Tanggal Surat Menyatakan waktu pembuatan surat [Kota], [Tanggal Bulan Tahun]
Salam Pembuka Mengawali surat dengan sopan Dengan hormat, / Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Isi Surat Menyampaikan maksud dan alasan Pernyataan diri, alasan (singkat), terima kasih, maaf
Salam Penutup Mengakhiri surat dengan sopan Hormat saya, / Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Tanda Tangan Validasi surat Tanda tangan
Nama Jelas Identitas pengirim [Nama Lengkap]
Nomor Anggota Mempermudah identifikasi (Opsional) [Nomor Anggota Jika Ada]
Tembusan Pemberitahuan pihak terkait (Opsional) Yth. Ketua PSHT Sub-Ranting [Nama Sub-Ranting]

Tips Menulis Surat Pengunduran Diri

Menulis surat ini perlu perhatian agar pesan tersampaikan dengan baik dan kamu meninggalkan kesan positif.

1. Gunakan Bahasa yang Sopan dan Formal

Meskipun gaya bahasa dalam artikel ini casual, dalam suratnya sendiri sebaiknya gunakan bahasa yang formal namun tetap personal. Hindari bahasa gaul atau terlalu santai. Tunjukkan rasa hormatmu kepada pengurus dan organisasi.

2. Jelaskan Alasan dengan Jelas (Tapi Tidak Berlebihan)

Jujurlah mengenai alasanmu, namun tidak perlu menulis esai panjang. Cukup sampaikan inti masalahnya agar penerima memahami konteks keputusanmu. Hindari menyalahkan pihak lain atau mengeluh tentang organisasi. Fokus pada kondisi dirimu sendiri.

3. Sampaikan Niat dengan Tegas

Pastikan pernyataan pengunduran diri disampaikan secara eksplisit dan tidak menimbulkan keraguan. Gunakan frasa seperti “mengajukan permohonan pengunduran diri” atau “menyatakan mengundurkan diri”.

4. Ungkapkan Rasa Terima Kasih dan Apresiasi

Bagian ini sangat penting untuk menjaga hubungan baik. Ingatlah segala hal positif yang kamu peroleh selama bergabung dengan PSHT. Penghargaanmu terhadap ilmu, pengalaman, dan persaudaraan akan sangat berarti.

5. Periksa Kembali Suratmu

Sebelum menyerahkan, baca kembali suratmu untuk memastikan tidak ada kesalahan penulisan atau tata bahasa. Pastikan semua informasi penting (nama, alamat tujuan, tanggal) sudah benar.

6. Serahkan Surat Langsung (Jika Memungkinkan)

Jika memungkinkan, serahkan surat ini secara langsung kepada pengurus yang berwenang. Ini menunjukkan keseriusanmu dan memberikan kesempatan untuk berbicara langsung (meskipun percakapan ini sebaiknya singkat dan tidak emosional). Jika jarak jauh, pengiriman via pos atau email (jika difasilitasi oleh organisasi) bisa menjadi pilihan.

7. Konfirmasi Penerimaan Surat

Setelah menyerahkan surat, sebaiknya konfirmasi bahwa suratmu sudah diterima dan sedang diproses. Ini untuk memastikan proses administrasi berjalan lancar.

Contoh Surat Pengunduran Diri

Berikut adalah contoh draf surat pengunduran diri yang bisa kamu adaptasi. Ingat, sesuaikan dengan kondisi dan alasanmu sendiri.


[Kota Domisili], [Tanggal] [Bulan] [Tahun]

Hal: Permohonan Pengunduran Diri dari Keanggotaan Persaudaraan Setia Hati Terate

Kepada Yth.
Ketua Persaudaraan Setia Hati Terate
Ranting [Nama Ranting]
Di tempat

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Lengkap: [Nama Lengkap Anda]
Nomor Anggota: [Nomor Anggota Anda, jika ada]
Alamat: [Alamat Lengkap Anda]
Nomor Telepon/HP: [Nomor Telepon/HP Anda]

Dengan surat ini, saya bermaksud menyampaikan permohonan pengunduran diri secara resmi dari keanggotaan Persaudaraan Setia Hati Terate. Keputusan ini saya ambil setelah melalui pertimbangan yang matang.

Adapun alasan yang mendasari pengunduran diri saya adalah [Sebutkan alasan secara singkat, misalnya: karena adanya tuntutan pekerjaan yang semakin tinggi / karena harus pindah domisili ke luar kota / karena kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan untuk aktif / karena fokus pada pengembangan diri di bidang lain]. Hal ini menyebabkan saya merasa kesulitan untuk dapat berpartisipasi aktif dan memberikan kontribusi yang optimal dalam setiap kegiatan PSHT.

Saya mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas kesempatan, bimbingan, ilmu, serta pengalaman berharga yang telah saya peroleh selama menjadi bagian dari keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Terate. Saya sangat menghargai nilai-nilai persaudaraan dan ajaran Setia Hati yang telah ditanamkan.

Saya juga memohon maaf yang tulus apabila selama saya bergabung dan aktif di PSHT terdapat kesalahan, baik yang disengaja maupun tidak disengaja, serta apabila kontribusi dan partisipasi saya belum sesuai dengan yang diharapkan.

Saya berharap kiranya pengurus PSHT Ranting [Nama Ranting] dapat memahami dan menerima permohonan pengunduran diri saya ini, serta memproses administrasi terkait status keanggotaan saya.

Saya berdoa semoga Persaudaraan Setia Hati Terate senantiasa jaya, berkembang, dan terus menghasilkan pribadi-pribadi yang berbudi luhur serta beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Atas perhatian dan kerjasamanya, saya sampaikan terima kasih.

Hormat saya,

[Tanda Tangan Asli]

[Nama Lengkap Anda]


Variasi Alasan dalam Isi Surat:

  • Jika karena pekerjaan: “…dikarenakan adanya tuntutan profesionalisme yang semakin meningkat di tempat kerja, sehingga alokasi waktu dan energi saya tersita penuh dan tidak memungkinkan untuk mengikuti kegiatan organisasi secara rutin.”
  • Jika karena pendidikan: “…sehubungan dengan keputusan saya untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi di luar kota, maka saya tidak dapat lagi aktif mengikuti latihan dan kegiatan PSHT di ranting ini.”
  • Jika karena keluarga: “…karena adanya tanggung jawab keluarga yang harus saya prioritaskan saat ini, sehingga waktu luang saya terbatas dan tidak memungkinkan untuk aktif berkegiatan di organisasi.”
  • Jika karena kesehatan: “…dikarenakan kondisi kesehatan saya yang memerlukan waktu istirahat dan pemulihan lebih, maka saya merasa perlu untuk sementara waktu fokus pada pemulihan diri dan tidak dapat aktif mengikuti latihan atau kegiatan PSHT.”

Pilihlah frasa yang paling sesuai dengan situasimu.

Setelah Surat Diserahkan: Apa yang Terjadi?

Setelah surat pengunduran diri kamu serahkan, pengurus di tingkatan tersebut (Ranting/Cabang) akan memprosesnya. Proses ini bisa bervariasi antar wilayah, namun umumnya melibatkan pencatatan dalam buku administrasi anggota dan mungkin penyampaian informasi ini ke pengurus di tingkat yang lebih tinggi (jika diperlukan).

Mungkin ada dialog singkat dengan pengurus untuk memahami alasanmu lebih lanjut, namun ini biasanya dilakukan dengan baik dalam semangat persaudaraan. Penting untuk tetap tenang dan menjelaskan posisimu dengan sopan. Mereka akan menghargai kejujuranmu.

Secara administrasi, namamu akan dicatat sebagai anggota yang mengundurkan diri. Jika ada kartu anggota, mungkin ada prosedur terkait hal tersebut, meskipun ini juga tergantung pada kebijakan administrasi di cabang atau rantingmu.

Menjaga Silaturahmi

Meskipun kamu sudah tidak aktif sebagai anggota PSHT, nilai-nilai persaudaraan yang diajarkan diharapkan tetap melekat. Mengundurkan diri secara formal dan baik adalah salah satu cara menjaga silaturahmi. Jangan ragu untuk tetap menyapa atau menjalin komunikasi positif jika bertemu dengan saudara-saudara PSHT di kemudian hari dalam konteks yang berbeda. Persaudaraan Sejati Hati tidak hanya terbatas di padepokan atau tempat latihan, tapi juga dalam kehidupan sehari-hari.

Mengambil keputusan untuk mengundurkan diri dari PSHT bukanlah akhir dari segalanya. Ini bisa menjadi awal dari fase baru dalam hidupmu dengan prioritas yang berbeda. Menyelesaikan proses ini dengan baik melalui surat resmi adalah langkah yang bijaksana dan menghormati.

Apakah kamu punya pengalaman atau tips lain terkait proses pengunduran diri dari organisasi? Atau mungkin ada pertanyaan seputar penulisan surat ini? Jangan ragu berbagi di kolom komentar di bawah!

Posting Komentar