Mau Kerja? Ini Panduan Lengkap Bikin Surat Lamaran Via WhatsApp!
Mencari kerja di era digital ini memang makin bervariasi caranya. Dulu mungkin kita cuma kenal kirim lamaran via pos, email, atau datang langsung. Sekarang? Muncul metode baru yang makin populer, yaitu melamar kerja via WhatsApp. Yes, aplikasi chat yang biasa dipakai buat ngobrol sama teman atau keluarga ini, ternyata juga bisa jadi jalan buat kamu dapetin pekerjaan impian.
Kenapa WhatsApp bisa jadi pilihan? Simpel aja, karena cepat, praktis, dan hampir semua orang punya dan aktif menggunakannya. Banyak perusahaan, terutama yang skalanya nggak terlalu besar atau bidangnya F&B, retail, dan UMKM, udah mulai membuka pintu lamaran via WA karena dinilai lebih efisien buat screening awal. Tapi, bukan berarti kamu bisa asal kirim pesan ya. Ada etiket dan cara khusus biar lamaranmu dilirik dan nggak malah di-ignore.
Kenapa Melamar Kerja Via WhatsApp Populer?¶
WhatsApp itu udah jadi bagian hidup sehari-hari banyak orang di Indonesia. Makanya, nggak heran kalau cara komunikasi ini juga merambah dunia profesional, termasuk rekrutmen. Ada beberapa alasan kuat kenapa metode ini jadi populer, tapi juga ada sisi yang perlu diwaspadai.
Kelebihan Lamaran Via WhatsApp¶
Yang pertama, kecepatan. Kamu bisa langsung kirim pesan begitu lihat info lowongan. Nggak perlu repot buka laptop, susun email panjang, atau ke kantor pos. Cuma butuh smartphone dan koneksi internet. Rekruter juga bisa langsung lihat lamaranmu dalam hitungan detik, beda sama email yang kadang numpuk di inbox.
Kedua, kepraktisan. Prosesnya simpel banget. Biasanya cukup kirim pesan singkat berisi perkenalan dan posisi yang dilamar, lalu lampirkan dokumen pendukung (CV, surat lamaran formal kalau diminta) dalam format PDF. Nggak pakai banyak attachment atau format ribet.
Ketiga, akses langsung. Kadang, nomor WhatsApp yang dicantumkan adalah nomor langsung dari HRD atau PIC rekrutmen di perusahaan tersebut. Ini bisa kasih kamu kesempatan buat komunikasi yang lebih personal (tentunya tetap profesional ya).
Keempat, cocok untuk lowongan mendesak atau posisi tertentu. Untuk posisi yang butuh cepat terisi seperti staff toko, waiter/waitress, admin, atau supir, proses rekrutmen via WA seringkali lebih disukai karena mempercepat proses seleksi awal.
Image just for illustration
Kekurangan dan Tantangan Lamaran Via WhatsApp¶
Di balik kemudahan, ada juga tantangannya. Yang paling utama, kurang formal. WhatsApp itu identik sama chat personal, jadi kesan profesionalnya mungkin nggak sekuat kalau kamu kirim lamaran via email resmi. Ini bisa jadi kendala kalau perusahaan yang kamu lamar menjunjung tinggi formalitas.
Kedua, keterbatasan ruang dan karakter. Kamu nggak bisa nulis surat lamaran yang panjang lebar kayak via email. Pesan harus singkat, padat, dan jelas. Kalau kepanjangan, rekruter bisa malas baca atau pesanmu kepotong.
Ketiga, risiko tenggelam. Rekruter mungkin dapat ratusan atau bahkan ribuan pesan WhatsApp setiap hari. Pesan lamaranmu bisa aja “tenggelam” di antara pesan-pesan lain kalau nggak dibuat menarik atau dikirim di waktu yang tepat.
Keempat, kesan kurang profesional jika tidak hati-hati. Menggunakan bahasa yang terlalu santai (pakai banyak singkatan, emoji berlebihan), foto profil WA yang nggak profesional, atau mengirim pesan di luar jam kerja bisa langsung memberikan kesan negatif ke rekruter. Jadi, kudu ekstra hati-hati.
Kapan Sebaiknya Menggunakan WhatsApp untuk Melamar Kerja?¶
Nah, ini pertanyaan penting. Nggak semua lowongan kerja cocok dilamar via WhatsApp. Kapan waktu yang tepat?
Pertama dan yang paling penting, kalau di info lowongan kerjanya secara spesifik MENCANTUMKAN nomor WhatsApp dan meminta lamaran dikirim ke sana. Kalau nggak ada instruksi seperti itu, lebih baik pakai email atau platform rekrutmen yang disediakan. Jangan asal stalking nomor WA HRD lalu kirim lamaran, itu namanya nggak sopan.
Kedua, untuk posisi di industri yang cenderung kurang formal atau yang memang proses rekrutmennya ingin dipercepat. Contohnya:
* Staff retail / toko
* Pelayan / staff F&B (Restoran, Kafe)
* Admin dan posisi support
* Pekerja harian lepas (PHL)
* Driver / kurir
* Posisi level staff/entry-level di perusahaan kecil/UMKM.
Ketiga, kalau kamu mendapatkan info lowongan langsung dari rekruter via grup WhatsApp atau media sosial yang memang diizinkan untuk langsung direspon via chat personal.
Hindari melamar via WhatsApp untuk posisi manajerial ke atas, pekerjaan di perusahaan multinasional besar (kecuali ada instruksi jelas), atau industri yang sangat formal seperti perbankan, hukum, atau pemerintahan. Untuk posisi-posisi ini, email atau platform resmi adalah cara yang lebih tepat dan profesional.
Struktur dan Isi Surat Lamaran Via WhatsApp¶
Oke, sekarang gimana cara nyusun pesannya biar efektif? Karena terbatas, kamu harus pintar-pintar memilih kata. Ini dia bagian-bagian penting yang WAJIB ada dalam pesan lamaranmu via WhatsApp:
Bagian Penting yang Wajib Ada¶
- Salam Pembuka: Mulai dengan salam yang sopan. Contoh: “Selamat [Pagi/Siang/Sore], Bapak/Ibu [Nama Rekruter, jika tahu namanya] / Tim HRD [Nama Perusahaan]”. Gunakan sapaan yang sesuai waktu dan jabatan.
- Perkenalan Singkat: Sebutkan nama lengkapmu dan asal (kalau perlu, misalnya kota atau dari mana kamu dapat info lowongan).
- Tujuan Pesan: Langsung ke intinya. Sebutkan kalau kamu tertarik dan ingin melamar posisi apa. Jangan lupa sebutkan juga dari mana kamu tahu info lowongan tersebut (misalnya: “sesuai info di Instagram [Nama Akun IG]” atau “dari grup Telegram Info Loker”).
- Kualifikasi Singkat (Opsional tapi Disarankan): Sebutkan 1-2 poin kualifikasi atau pengalaman paling relevan yang kamu punya dan cocok sama posisi yang dilamar. Ini semacam mini pitch biar rekruter langsung tahu value kamu. Nggak perlu detail, cukup intinya aja.
- Menyebutkan Dokumen Terlampir: Informasikan kalau kamu melampirkan dokumen penting seperti CV atau surat lamaran formal. Contoh: “Saya telah melampirkan Curriculum Vitae (CV) dan dokumen pendukung lainnya untuk pertimbangan Bapak/Ibu.”
- Penutup: Ucapkan terima kasih atas waktu dan kesempatan yang diberikan. Sampaikan harapanmu untuk bisa mengikuti tahap seleksi selanjutnya. Contoh: “Besar harapan saya untuk diberikan kesempatan mengikuti proses seleksi lebih lanjut. Atas perhatian Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.”
- Identitas Pengirim: Tuliskan namamu di akhir pesan.
Ingat, semua ini harus disampaikan dengan singkat, padat, dan jelas. Jangan bertele-tele. Satu sampai maksimal dua paragraf singkat sudah cukup.
Image just for illustration
Tips Sukses Mengirim Lamaran Via WhatsApp¶
Mengirim lamaran via WhatsApp bukan cuma soal nulis pesan, tapi juga tentang strategi biar dilirik. Ini dia beberapa tips jitu:
Perhatikan Waktu Pengiriman¶
Sama kayak kirim email lamaran, waktu itu penting. Usahakan kirim pesan lamaran di jam kerja normal, misalnya antara pukul 08.00 - 16.00 di hari kerja (Senin-Jumat). Hindari mengirim di malam hari, akhir pekan, atau hari libur nasional. Kenapa? Karena kemungkinan besar pesanmu nggak langsung dibaca dan malah ketumpuk sama pesan pribadi rekruter atau tenggelam sampai hari kerja berikutnya. Kirim di jam kerja menunjukkan kalau kamu profesional dan menghargai waktu kerja orang lain.
Jaga Bahasa dan Nada¶
Meskipun pakai WhatsApp, tetap harus profesional. Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hindari penggunaan singkatan alay (kayak “gue”, “lo”, “bgt”, “yg”), bahasa gaul yang berlebihan, atau emoji yang nggak perlu (emoticon senyum tipis 😌 mungkin masih bisa diterima di beberapa konteks, tapi emoji lain sebaiknya dihindari). Gunakan sapaan formal seperti Bapak/Ibu. Nada bicara harus sopan dan respectful. Ingat, ini adalah kesan pertama yang kamu berikan.
Sertakan Informasi Penting Secara Ringkas¶
Rekruter itu sibuk. Mereka bisa menerima puluhan, ratusan, atau bahkan ribuan lamaran setiap hari. Jadi, pesan lamaranmu harus langsung to the point. Jelaskan siapa kamu, mau melamar posisi apa, dan sedikit tentang kenapa kamu cocok (kalau mau menambahkan kualifikasi singkat). Semua informasi krusial ini harus tersampaikan di awal pesan biar rekruter nggak perlu baca panjang-panjang buat tahu intinya.
Siapkan Dokumen Pendukung dalam Format Tepat¶
Biasanya, melamar via WhatsApp tetap butuh dokumen seperti CV atau surat lamaran formal. Selalu siapkan dokumen ini dalam format PDF. Kenapa PDF? Karena format ini paling aman, nggak berubah tampilannya di berbagai perangkat, dan ukurannya cenderung lebih stabil. Beri nama file yang profesional dan mudah dikenali, contoh: “CV_NamaLengkap_PosisiDilamar.pdf” atau “SuratLamaran_NamaLengkap_NamaPerusahaan.pdf”. Pastikan ukuran file nggak terlalu besar (maksimal 1-2 MB biasanya aman). Lampirkan dokumen ini di pesan yang sama atau segera setelah kamu mengirim pesan teks perkenalan. Jangan kirim dokumen terpisah jauh dari pesan utama.
Cek Ulang Sebelum Kirim¶
Typo atau kesalahan ejaan bisa mengurangi kesan profesionalmu. Sebelum menekan tombol kirim, baca ulang pesanmu baik-baik. Pastikan nggak ada salah ketik, penggunaan huruf kapital yang benar, dan tata bahasa yang rapi. Mungkin kelihatan sepele, tapi ini menunjukkan ketelitianmu. Bayangin kalau kamu melamar jadi copywriter tapi banyak salah ketik di pesan lamaran WA, kan aneh?
Gunakan Foto Profil dan Status WhatsApp yang Profesional¶
Karena ini WhatsApp, rekruter bisa melihat foto profil dan statusmu. Pastikan foto profilmu terlihat profesional (foto formal atau semi-formal, wajah terlihat jelas, bukan foto alay, foto bareng teman, atau foto binatang peliharaan). Hindari status yang provokatif, galau, atau nggak pantas. Anggap akun WhatsAppmu ini sebagai “kartu nama” digital saat kamu melamar kerja.
Simpan Nomor Kontak Rekruter¶
Kalau nomor yang kamu hubungi memang nomor HRD atau PIC rekrutmen, sebaiknya simpan nomor tersebut di kontakmu. Beri nama yang jelas, misalnya “HRD [Nama Perusahaan] - [Posisi Dilamar]”. Ini membantu kamu melacak lamaranmu dan lebih siap kalau mereka menghubungi balik.
Jangan Langsung Menelpon¶
Setelah mengirim pesan lamaran via WA, JANGAN langsung menelpon nomor tersebut. Ini bisa dianggap mengganggu. Beri waktu rekruter untuk membaca pesanmu. Kalau dalam beberapa hari (sesuai tenggat waktu di info lowongan, atau 3-5 hari kerja jika tidak ada) belum ada respons, kamu bisa pertimbangkan untuk mengirim pesan follow-up yang sopan, tapi itu pun kalau situasinya memungkinkan dan tidak ada larangan. Umumnya, lebih baik menunggu sampai dihubungi.
Contoh Surat Lamaran Kerja Melalui WhatsApp¶
Nah, ini dia yang paling ditunggu-tunggu, contoh pesannya! Kamu bisa adaptasi sesuai kebutuhan dan posisi yang dilamar ya.
Contoh 1: Singkat dan Langsung¶
Cocok kalau lowongannya memang meminta yang super ringkas atau untuk posisi level staff/harian.
Selamat Pagi Bapak/Ibu HRD,
Nama saya [Nama Lengkap Anda], usia [Usia Anda]. Saya ingin melamar posisi [Nama Posisi yang Dilamar] sesuai info lowongan di [Sebutkan Sumber Info, misal: Instagram @lokerXYZ].
Saya tertarik dengan posisi ini dan merasa cocok karena [Sebutkan 1 kualifikasi/pengalaman singkat yang paling relevan, misal: memiliki pengalaman 1 tahun sebagai kasir / lulusan SMK Tata Boga / menguasai Ms. Excel dasar].
Curriculum Vitae (CV) saya lampirkan pada pesan ini untuk pertimbangan lebih lanjut.
Terima kasih atas waktu dan perhatian Bapak/Ibu. Besar harapan saya untuk bisa bergabung.
Hormat saya,
[Nama Lengkap Anda]
Image just for illustration
Contoh 2: Sedikit Lebih Detail¶
Cocok kalau lowongannya menyebutkan beberapa persyaratan atau kamu ingin sedikit lebih menjelaskan dirimu.
Yth. Bapak/Ibu Tim Rekrutmen [Nama Perusahaan],
Perkenalkan, saya [Nama Lengkap Anda], berdomisili di [Sebutkan Domisili Singkat, misal: Jakarta Selatan]. Saya mendapatkan informasi mengenai lowongan kerja untuk posisi [Nama Posisi yang Dilamar] di [Sebutkan Sumber Info, misal: situs web perusahaan / job fair tanggal XX].
Saya sangat tertarik dengan posisi [Nama Posisi] di [Nama Perusahaan] karena [Sebutkan alasan singkat, misal: reputasi perusahaan yang baik / deskripsi pekerjaan yang sesuai minat saya]. Pengalaman saya selama [Sebutkan Durasi, misal: 2 tahun] di bidang [Sebutkan Bidang Relevan] membuat saya yakin dapat berkontribusi dengan baik.
Sebagai pertimbangan, saya telah melampirkan dokumen Curriculum Vitae (CV) terbaru saya pada pesan ini.
Saya siap untuk mengikuti seluruh tahapan proses seleksi yang diselenggarakan. Terima kasih banyak atas perhatian dan kesempatan yang diberikan.
Hormat saya,
[Nama Lengkap Anda]
Contoh 3: Untuk Lowongan Spesifik yang Mention Syarat¶
Misalnya lowongannya butuh seseorang yang menguasai skill tertentu atau punya sertifikat.
Selamat Siang Bapak/Ibu,
Saya [Nama Lengkap Anda], mengetahui informasi lowongan posisi [Nama Posisi yang Dilamar] di [Nama Perusahaan] dari [Sebutkan Sumber Info].
Saya tertarik untuk melamar posisi ini, terutama karena saya [Sebutkan Kualifikasi Spesifik yang Dicari, misal: berpengalaman dalam mengoperasikan mesin XYZ / memiliki sertifikat kompetensi ABC / mahir menggunakan software DEF]. Saya yakin kualifikasi saya sesuai dengan kebutuhan yang Bapak/Ibu cari.
Bersama pesan ini, saya lampirkan Curriculum Vitae (CV) saya yang berisi detail lengkap mengenai pengalaman dan kualifikasi saya.
Terima kasih atas waktu dan perhatian Bapak/Ibu. Saya menantikan kabar baik untuk proses selanjutnya.
Hormat saya,
[Nama Lengkap Anda]
Pilih contoh yang paling sesuai dengan situasi dan instruksi lowongan kerja ya. Jangan lupa ganti informasi dalam kurung siku [ ] dengan data dirimu yang sebenarnya.
Hal yang Perlu Dihindari Saat Melamar Via WhatsApp¶
Biar nggak blunder, ada beberapa hal yang pantang kamu lakukan saat melamar kerja pakai WhatsApp:
- Mengirim Pesan Tanpa Salam atau Perkenalan: Langsung kirim CV tanpa basa-basi “Ini CV saya” itu sangat nggak sopan.
- Menggunakan Bahasa Alay atau Emoji Berlebihan: Ini instan bikin kamu terlihat nggak profesional.
- Ukuran Dokumen Terlalu Besar: File PDF lebih dari 2MB bisa memberatkan penerima dan susah diunduh.
- Mengirim Banyak Pesan Terpisah: Tulis semua informasi dalam satu atau maksimal dua pesan yang berurutan. Jangan potong-potong jadi belasan pesan.
- Menanyakan Hal yang Sudah Ada di Info Lowongan: Baca baik-baik lowongannya. Kalau infonya sudah jelas, jangan tanya lagi via WA.
- Menelpon Nomor Rekrutmen Tanpa Diundang: Sabar menunggu adalah kuncinya.
- Mengirim Pesan Berulang-ulang (Spamming): Kalau belum ada respons, jangan langsung re-send pesanmu berkali-kali dalam waktu singkat.
- Mengirim Pesan di Luar Jam Kerja: Sudah dibahas di tips sebelumnya, ini penting banget.
- Menggunakan Foto Profil atau Status yang Tidak Pantas: Hindari ini demi kesan profesional.
- Meminta Konfirmasi Penerimaan Pesan: Jangan tanya “udah dibaca belum?”, “udah diterima belum?”, “kok nggak dibales?”. Ini mengganggu rekruter.
Alternatif Jika WhatsApp Tidak Tepat¶
Kalau lowongan yang kamu incar sepertinya nggak cocok dilamar via WhatsApp (misalnya perusahaan besar, posisi profesional, atau memang nggak ada instruksi via WA), jangan dipaksakan. Gunakan metode yang lebih umum dan diakui profesionalitasnya, seperti:
- Email: Ini cara paling standar dan diterima di hampir semua perusahaan. Kamu bisa menulis surat lamaran yang lebih lengkap dan melampirkan banyak dokumen.
- Platform Rekrutmen Online: Situs-situs job portal (LinkedIn, JobStreet, Glints, Kalibrr, dll.) punya sistem aplikasi terstruktur yang biasanya lebih disukai perusahaan.
- Situs Web Perusahaan: Banyak perusahaan punya halaman Karir atau sistem e-recruitment sendiri di situs web mereka.
- Job Fair: Mengirim lamaran langsung ke booth perusahaan di job fair juga metode yang efektif dan memungkinkan interaksi langsung.
Memilih metode yang tepat menunjukkan kalau kamu paham cara main dalam dunia profesional.
Fakta Menarik Seputar Rekrutmen Digital¶
Perkembangan teknologi emang bikin cara rekrutmen berubah drastis. Penggunaan WhatsApp dalam proses ini adalah salah satu buktinya. Tren rekrutmen sekarang makin mengarah ke digitalisasi dan percepatan. Banyak perusahaan ingin prosesnya lebih efisien, mulai dari penyebaran info lowongan (via medsos, grup online) sampai ke tahap screening awal (salah satunya via WhatsApp).
Kecepatan respons menjadi nilai tambah bagi kandidat, tapi juga tantangan. Rekruter zaman sekarang mungkin akan menilai kecepatan balas pesan atau kelengkapan dokumen digital yang kamu kirim. Di sisi lain, kemudahan ini juga berarti persaingan bisa jadi makin ketat karena semua orang bisa melamar dengan cepat.
Menurut beberapa survei kecil-kecilan dan pengamatan di lapangan, kandidat yang melampirkan CV dengan nama file jelas dan format PDF profesional cenderung lebih cepat diproses dibanding yang formatnya asal-asalan atau namanya aneh. Ini menunjukkan bahwa meskipun medianya nggak formal (WhatsApp), standar profesionalisme tetap dilihat.
Image just for illustration
Siap Mencoba Melamar Via WhatsApp?¶
Nah, itu dia panduan lengkap seputar melamar kerja via WhatsApp, mulai dari alasan, kapan menggunakannya, cara menyusun pesan, tips sukses, sampai contoh-contohnya. Melamar via WA bisa jadi cara cepat dan efektif kalau dilakukan dengan benar dan profesional. Ingat, kunci utamanya adalah kesopanan, keringkasan, kejelasan, dan profesionalisme meskipun menggunakan platform chat yang santai.
Sekarang udah kebayang kan, gimana cara bikin lamaran kerja via WhatsApp yang oke punya? Jangan takut mencoba kalau lowongannya memang membuka jalur ini, tapi pastikan kamu udah siap dengan semua tips di atas ya.
Gimana? Udah punya pengalaman seru atau mungkin pengalaman yang kurang enak pas ngirim lamaran kerja via WhatsApp? Atau mungkin kamu punya tips lain yang belum disebut di sini? Share dong pengalaman dan tips kalian di kolom komentar di bawah! Siapa tahu bisa saling bantu teman-teman pencari kerja lainnya. Yuk, kita diskusi!
Posting Komentar