Panduan Lengkap Contoh Surat Balasan LOI: Mudah Dipahami & Anti Ribet!

Table of Contents

contoh surat balasan loi
Image just for illustration

Menerima Letter of Intent (LOI) atau Surat Minat dari pihak lain dalam urusan bisnis itu rasanya campur aduk ya? Bisa jadi exciting karena ada potensi kerjasama atau transaksi, tapi juga bikin deg-degan mikirin gimana cara balasnya yang pas. Nah, balasan LOI ini nggak bisa sembarangan lho. Surat balasan LOI punya peran penting banget dalam menentukan langkah selanjutnya. Mau dilanjutin ke tahap negosiasi yang lebih serius? Atau justru harus ditolak dengan sopan? Atau mungkin ada poin-poin yang mau ditawar atau diklarifikasi dulu? Semua itu perlu disampaikan lewat balasan yang tepat.

Apa Sih Sebenarnya LOI Itu?

Sebelum ngomongin balasannya, kita refresh sedikit dulu nih. Letter of Intent (LOI) itu pada dasarnya adalah surat pernyataan minat dari satu pihak ke pihak lain untuk melakukan transaksi atau kerjasama tertentu. Misalnya, LOI untuk akuisisi perusahaan, joint venture, sewa properti dalam jumlah besar, atau proyek kerjasama lainnya. LOI ini sifatnya mostly non-binding, artinya belum mengikat secara hukum seperti kontrak final. Dia lebih berfungsi sebagai “pemanasan” atau kesepakatan awal untuk menunjukkan keseriusan dan kesamaan pandangan pada prinsip-prinsip utama sebelum melangkah lebih jauh ke negosiasi detail dan perjanjian yang mengikat. Meskipun non-binding, beberapa klausul di dalamnya bisa lho bersifat mengikat, contohnya klausul kerahasiaan (confidentiality) atau eksklusivitas (exclusivity).

Kenapa Balas LOI Itu Penting Banget?

Jangan pernah remehin pentingnya membalas LOI. Walaupun belum kontrak final, balasan kamu menunjukkan profesionalisme dan niat baik (atau penolakan) secara resmi.
1. Menunjukkan Profesionalisme: Merespons dengan cepat dan tepat waktu itu krusial. Ini menunjukkan bahwa kamu serius menangani setiap komunikasi bisnis.
2. Menentukan Arah: Balasanmu akan memberi sinyal yang jelas kepada pengirim LOI tentang bagaimana kamu ingin melanjutkan (atau mengakhiri) diskusi.
3. Mencegah Salah Paham: Dengan membalas secara tertulis, kamu bisa memastikan bahwa posisi atau tanggapanmu dipahami dengan benar.
4. Dasar untuk Langkah Berikutnya: Jika kamu setuju atau mengajukan penawaran balik, balasan ini akan menjadi dasar untuk diskusi atau negosiasi yang lebih mendalam di tahap selanjutnya.
5. Menjaga Reputasi: Bahkan jika menolak, balasan yang sopan dan profesional akan membantu menjaga hubungan baik dengan pihak lain, siapa tahu di masa depan ada peluang kerjasama lain.

Intinya, balasan LOI itu bukan sekadar formalitas. Dia adalah jembatan komunikasi awal yang sangat strategis dalam dunia bisnis. Jadi, jangan ditunda-tunda dan jangan asal balas ya!

Jenis-Jenis Balasan LOI

Nah, balasan LOI itu nggak cuma satu macam aja. Tergantung situasinya dan keputusan perusahaanmu, ada beberapa jenis balasan LOI yang umum:

  1. Surat Balasan Penerimaan (Acceptance Letter): Ini kalau kamu setuju dengan proposal utama dalam LOI dan siap untuk melangkah ke tahap negosiasi atau uji tuntas (due diligence). Balasan ini biasanya menyatakan persetujuan dan niat untuk melanjutkan.
  2. Surat Balasan Penolakan (Rejection Letter): Kalau proposal dalam LOI nggak sesuai dengan rencana atau kepentingan bisnismu. Penolakan harus disampaikan dengan sopan dan profesional.
  3. Surat Balasan Penawaran Balik (Counter-Proposal Letter): Kamu tertarik dengan idenya, tapi ada beberapa poin kunci (harga, persyaratan, jangka waktu, dll.) yang ingin kamu ubah atau tawar. Balasan ini akan menguraikan poin-poin yang disepakati dan poin-poin yang diajukan sebagai penawaran balik.
  4. Surat Balasan Permintaan Klarifikasi: Jika LOI yang kamu terima kurang jelas atau ada poin-poin yang membingungkan. Balasan ini berisi pertanyaan-pertanyaan spesifik yang butuh jawaban sebelum kamu bisa memberikan tanggapan yang pasti.

Setiap jenis balasan ini punya tujuan dan konten yang berbeda. Memilih jenis balasan yang tepat adalah langkah pertama yang krusial.

Bagian Penting dalam Surat Balasan LOI

Apapun jenis balasannya, ada beberapa elemen penting yang harus ada dalam surat balasan LOI agar terlihat profesional dan informatif:

  • Kop Surat: Identitas perusahaan pengirim balasan (kamu). Lengkap dengan nama, alamat, nomor telepon, dan email/website.
  • Tanggal: Tanggal surat balasan dibuat.
  • Nomor Surat (Opsional tapi Direkomendasikan): Untuk keperluan administrasi dan referensi.
  • Lampiran (Opsional): Jika ada dokumen pendukung yang disertakan.
  • Perihal/Subjek: Jelaskan secara singkat isi surat, misalnya “Balasan atas Letter of Intent [Nomor Referensi LOI, jika ada] - [Judul Proyek/Transaksi]”.
  • Alamat Tujuan: Ditujukan kepada siapa surat tersebut (Nama individu dan/atau Perusahaan penerima LOI). Lengkap dengan jabatannya jika tahu, dan alamat perusahaan.
  • Salam Pembuka: Gunakan salam formal seperti “Dengan Hormat,” atau “Kepada Yth. [Nama Lengkap/Jabatan],”
  • Isi Surat: Ini bagian paling penting. Harus merujuk pada LOI yang diterima, menyatakan posisi kamu (terima, tolak, tawar balik, minta klarifikasi), menjelaskan alasan (jika perlu, terutama untuk penolakan atau penawaran balik), dan menyampaikan langkah selanjutnya yang diharapkan. Bahasa harus jelas, lugas, dan profesional (meskipun artikelnya santai, suratnya harus tetap formal ya!).
  • Salam Penutup: Gunakan salam formal seperti “Hormat kami,” atau “Terima kasih,”.
  • Tanda Tangan & Nama Jelas: Tanda tangan dan nama lengkap pejabat yang berwenang mewakili perusahaan.
  • Jabatan: Jabatan dari penanda tangan.

Sekarang, mari kita lihat beberapa contoh konkret untuk masing-masing skenario balasan!

Contoh Surat Balasan LOI: Skenario 1 (Penerimaan/Acceptance)

Kamu menerima LOI dan setelah diskusi internal (dan mungkin konsultasi hukum), kamu memutuskan untuk menerima proposal tersebut dan melangkah ke tahap selanjutnya. Ini contoh balasannya:

[Kop Surat Perusahaan Anda]

[Tanggal]

Nomor: [Nomor Surat Anda, contoh: 123/BLS-LOI/VII/2024]
Lampiran: -
Perihal: Balasan atas Letter of Intent [Nomor Referensi LOI, jika ada] mengenai [Judul Proyek/Transaksi seperti di LOI]

Kepada Yth.
[Nama Lengkap Penerima, jika tahu]
[Jabatan Penerima]
[Nama Perusahaan Penerima LOI]
[Alamat Perusahaan Penerima LOI]

Dengan Hormat,

Kami merujuk pada Letter of Intent (LOI) yang kami terima tertanggal [Tanggal LOI diterima], dengan nomor referensi [Nomor Referensi LOI, jika ada], perihal [Judul Proyek/Transaksi sesuai LOI]. Kami sangat menghargai minat yang telah [Nama Perusahaan Penerima LOI] tunjukkan terhadap [jelaskan secara singkat subjek LOI, misal: potensi akuisisi saham PT Kami atau kerjasama pembangunan proyek X].

Setelah mempelajari dan melakukan evaluasi internal terhadap proposal yang disampaikan dalam LOI tersebut, dengan ini kami ingin menyatakan bahwa kami **menerima** prinsip-prinsip dan persyaratan umum yang diuraikan dalam LOI. Kami melihat adanya potensi dan sinergi yang kuat untuk mewujudkan [jelaskan tujuan utama transaksi/kerjasama].

Sebagai langkah selanjutnya, kami **menyatakan kesiapan kami** untuk memulai tahap negosiasi yang lebih detail dan komprehensif, serta proses uji tuntas (*due diligence*) sebagaimana diusulkan dalam LOI. Kami percaya bahwa melalui proses ini, kita dapat merumuskan perjanjian final yang mengikat dan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.

Kami mengusulkan untuk segera menjadwalkan pertemuan dalam waktu dekat untuk membahas langkah-langkah awal terkait proses negosiasi dan uji tuntas. Mohon informasikan ketersediaan waktu Anda.

Kami mengucapkan terima kasih atas perhatian dan kepercayaan [Nama Perusahaan Penerima LOI] kepada kami. Kami menantikan kerjasama yang produktif.

Hormat kami,

[Tanda Tangan]

[Nama Lengkap Penanda Tangan]
[Jabatan Penanda Tangan]
[Nama Perusahaan Anda]

surat balasan persetujuan
Image just for illustration

Pada contoh ini, poin kuncinya adalah menyatakan penerimaan terhadap prinsip LOI dan kesiapan untuk melangkah ke tahap berikutnya (negosiasi, due diligence). Bahasa yang digunakan positif dan menunjukkan antusiasme untuk proses selanjutnya.

Contoh Surat Balasan LOI: Skenario 2 (Penolakan/Rejection)

Kadang, LOI yang datang nggak sesuai dengan strategi atau kondisi perusahaan. Menolak itu wajar kok dalam bisnis, asalkan dilakukan dengan sopan dan profesional. Ini contoh suratnya:

[Kop Surat Perusahaan Anda]

[Tanggal]

Nomor: [Nomor Surat Anda, contoh: 124/BLS-LOI/VII/2024]
Lampiran: -
Perihal: Tanggapan atas Letter of Intent [Nomor Referensi LOI, jika ada] mengenai [Judul Proyek/Transaksi seperti di LOI]

Kepada Yth.
[Nama Lengkap Penerima, jika tahu]
[Jabatan Penerima]
[Nama Perusahaan Penerima LOI]
[Alamat Perusahaan Penerima LOI]

Dengan Hormat,

Kami merujuk pada Letter of Intent (LOI) yang kami terima tertanggal [Tanggal LOI diterima], dengan nomor referensi [Nomor Referensi LOI, jika ada], perihal [Judul Proyek/Transaksi sesuai LOI]. Kami sangat berterima kasih atas waktu dan upaya yang telah [Nama Perusahaan Penerima LOI] curahkan untuk menyusun dan mengirimkan LOI ini kepada kami. Kami menghargai minat serius yang Anda tunjukkan.

Setelah melakukan evaluasi internal yang cermat dan mempertimbangkan berbagai faktor strategis dan operasional perusahaan kami saat ini, dengan sangat menyesal kami **belum dapat melanjutkan** proposal yang diajukan dalam LOI tersebut pada saat ini. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan [berikan alasan singkat dan profesional, jika memungkinkan, contoh: prioritas strategis perusahaan yang berbeda saat ini, atau fokus pada pengembangan inisiatif internal lainnya, atau kondisi pasar yang belum mendukung untuk jenis transaksi ini].

Kami ingin menegaskan bahwa keputusan ini tidak mengurangi rasa hormat dan apresiasi kami terhadap [Nama Perusahaan Penerima LOI] sebagai entitas bisnis yang terkemuka. Kami berharap dapat tetap menjalin hubungan baik di masa depan dan tidak menutup kemungkinan untuk menjajaki peluang kerjasama lain yang mungkin lebih sesuai di waktu mendatang.

Kami mengucapkan terima kasih sekali lagi atas proposal yang berharga ini dan pengertian Anda.

Hormat kami,

[Tanda Tangan]

[Nama Lengkap Penanda Tangan]
[Jabatan Penanda Tangan]
[Nama Perusahaan Anda]

surat penolakan bisnis
Image just for illustration

Kunci dari surat penolakan adalah kesopanan dan profesionalisme. Ucapkan terima kasih atas minat mereka, sampaikan penolakan dengan jelas tapi tanpa terkesan meremehkan, dan jika memungkinkan (serta aman secara strategis), berikan alasan singkat yang profesional. Penting untuk menjaga hubungan baik.

Contoh Surat Balasan LOI: Skenario 3 (Penawaran Balik/Counter-Proposal)

Skenario ini terjadi ketika kamu tertarik dengan ide LOI, tapi ada poin-poin yang nggak bisa kamu terima sepenuhnya dan ingin dinegosiasikan ulang sebelum lanjut. Ini adalah LOI “pembalasan”, berisi proposal tandinganmu.

[Kop Surat Perusahaan Anda]

[Tanggal]

Nomor: [Nomor Surat Anda, contoh: 125/BLS-LOI/VII/2024]
Lampiran: -
Perihal: Balasan dan Penawaran Balik atas Letter of Intent [Nomor Referensi LOI, jika ada] mengenai [Judul Proyek/Transaksi seperti di LOI]

Kepada Yth.
[Nama Lengkap Penerima, jika tahu]
[Jabatan Penerima]
[Nama Perusahaan Penerima LOI]
[Alamat Perusahaan Penerima LOI]

Dengan Hormat,

Kami merujuk pada Letter of Intent (LOI) yang kami terima tertanggal [Tanggal LOI diterima], dengan nomor referensi [Nomor Referensi LOI, jika ada], perihal [Judul Proyek/Transaksi sesuai LOI]. Kami sangat menghargai minat dan proposal yang telah [Nama Perusahaan Penerima LOI] sampaikan kepada kami. Kami melihat adanya potensi yang menarik dalam [jelaskan secara singkat subjek LOI] dan berterima kasih atas inisiatif ini.

Kami telah melakukan evaluasi internal yang mendalam terhadap LOI tersebut. Secara umum, kami **menyambut baik** kesempatan untuk menjajaki potensi kerjasama atau transaksi ini dan **menyetujui banyak prinsip** yang diuraikan dalam LOI, seperti [sebutkan 1-2 poin yang disetujui, contoh: kerahasiaan informasi, niat untuk mencapai perjanjian final].

Namun, terdapat beberapa poin kunci dalam LOI yang menurut pandangan kami **memerlukan penyesuaian** agar proposal ini dapat berjalan lancar dan menguntungkan bagi kedua belah pihak secara seimbang. Oleh karena itu, dengan ini kami mengajukan **penawaran balik** terkait beberapa aspek, yaitu:

1.  **[Poin 1 yang Ditawar/Diubah]:** Dalam LOI disebutkan [jelaskan poin asli di LOI]. Kami mengusulkan [jelaskan penawaran balik Anda] karena [berikan alasan singkat dan logis, contoh: berdasarkan analisis pasar terkini, atau untuk memastikan keberlanjutan operasional kami].
2.  **[Poin 2 yang Ditawar/Diubah]:** Mengenai [jelaskan poin asli di LOI], kami memiliki pandangan yang sedikit berbeda dan mengusulkan [jelaskan penawaran balik Anda]. Hal ini didasari oleh [berikan alasan singkat dan logis].
3.  **[Tambahkan poin-poin lain jika ada]**

Kami meyakini bahwa penyesuaian pada poin-poin tersebut akan menciptakan dasar yang lebih kuat untuk kesepakatan final. Kami tetap **tertarik** untuk melanjutkan diskusi dan negosiasi dengan [Nama Perusahaan Penerima LOI] untuk mencapai titik temu yang saling menguntungkan.

Kami mengusulkan untuk menjadwalkan pertemuan kembali dalam waktu dekat untuk membahas penawaran balik ini secara langsung. Mohon informasikan ketersediaan waktu Anda.

Kami mengucapkan terima kasih atas perhatian dan pengertian Anda terhadap penawaran balik kami. Kami sangat menantikan respons positif dan diskusi lebih lanjut.

Hormat kami,

[Tanda Tangan]

[Nama Lengkap Penanda Tangan]
[Jabatan Penanda Tangan]
[Nama Perusahaan Anda]

surat penawaran kerjasama
Image just for illustration

Surat ini menggabungkan elemen penerimaan (menyatakan ketertarikan dan menyetujui beberapa poin) dan penolakan (menolak poin tertentu) dengan solusi (mengajukan penawaran balik). Sangat penting untuk menyebutkan secara spesifik poin mana yang ditawar dan memberikan alasan logis di baliknya.

Contoh Surat Balasan LOI: Skenario 4 (Permintaan Klarifikasi)

Kadang, LOI yang kamu terima itu nggak lengkap, ada istilah yang nggak familiar, atau angka-angkanya kurang jelas. Daripada salah langkah, lebih baik minta klarifikasi dulu.

[Kop Surat Perusahaan Anda]

[Tanggal]

Nomor: [Nomor Surat Anda, contoh: 126/BLS-LOI/VII/2024]
Lampiran: -
Perihal: Permintaan Klarifikasi atas Letter of Intent [Nomor Referensi LOI, jika ada] mengenai [Judul Proyek/Transaksi seperti di LOI]

Kepada Yth.
[Nama Lengkap Penerima, jika tahu]
[Jabatan Penerima]
[Nama Perusahaan Penerima LOI]
[Alamat Perusahaan Penerima LOI]

Dengan Hormat,

Kami merujuk pada Letter of Intent (LOI) yang kami terima tertanggal [Tanggal LOI diterima], dengan nomor referensi [Nomor Referensi LOI, jika ada], perihal [Judul Proyek/Transaksi sesuai LOI]. Kami berterima kasih atas waktu dan upaya yang telah [Nama Perusahaan Penerima LOI] curahkan untuk menyusun LOI ini dan atas minat Anda terhadap [jelaskan secara singkat subjek LOI].

Kami telah meninjau LOI tersebut dengan seksama. Secara umum, kami melihat adanya potensi dalam proposal ini. Namun, terdapat beberapa poin penting yang **membutuhkan klarifikasi** lebih lanjut sebelum kami dapat memberikan tanggapan yang pasti dan menyeluruh.

Berikut adalah beberapa poin yang kami mohon untuk dapat dijelaskan lebih lanjut:

1.  **[Poin 1 yang Perlu Klarifikasi]:** Pada halaman [nomor halaman LOI] paragraf [nomor paragraf LOI], disebutkan mengenai [kutip atau sebutkan frasa/kalimat yang tidak jelas]. Mohon dapat dijelaskan secara lebih rinci maksud dari klausul ini dan implikasinya bagi [sebutkan pihak/aspek yang terpengaruh].
2.  **[Poin 2 yang Perlu Klarifikasi]:** Terkait dengan [sebutkan topik, contoh: struktur pendanaan] yang diuraikan dalam LOI, apakah [ajukan pertanyaan spesifik, contoh: angka tersebut sudah termasuk biaya ini atau itu? Atau, sumber pendanaan yang dimaksud apakah dari internal atau eksternal?].
3.  **[Tambahkan poin-poin lain jika ada]**

Kami meyakini bahwa mendapatkan klarifikasi yang memadai atas poin-poin di atas akan sangat membantu kami dalam membuat keputusan yang tepat dan mempercepat proses evaluasi kami.

Kami sangat **berminat** untuk melanjutkan diskusi terkait proposal ini setelah mendapatkan klarifikasi yang kami perlukan. Kami mengusulkan untuk menjadwalkan percakapan telepon atau pertemuan singkat untuk membahas poin-poin ini. Mohon informasikan kapan waktu yang paling nyaman bagi Anda.

Kami mengucapkan terima kasih atas perhatian dan kerjasamanya. Kami menantikan balasan dari Anda.

Hormat kami,

[Tanda Tangan]

[Nama Lengkap Penanda Tangan]
[Jabatan Penanda Tangan]
[Nama Perusahaan Anda]

surat permintaan penjelasan
Image just for illustration

Surat permintaan klarifikasi ini intinya bilang: “Kami tertarik, tapi ada yang nggak jelas. Jelaskan dulu biar kami bisa kasih keputusan.” Penting untuk menyebutkan poin yang tidak jelas secara spesifik dan menyertakan pertanyaan yang terarah. Ini menunjukkan bahwa kamu sudah membaca LOI dengan teliti.

Tips Menulis Surat Balasan LOI yang Efektif

Mau balas LOI biar hasilnya maksimal? Perhatikan tips-tips ini:

  1. Baca dan Pahami LOI dengan Seksama: Jangan buru-buru balas. Diskusikan LOI secara internal dengan tim terkait (manajemen, keuangan, hukum) untuk memahami setiap detail, implikasi, dan apakah sesuai dengan strategi perusahaan.
  2. Tentukan Jenis Balasan: Setelah evaluasi internal, putuskan apakah akan menerima, menolak, menawar balik, atau butuh klarifikasi. Keputusan ini harus solid ya.
  3. Gunakan Bahasa yang Jelas dan Profesional: Meskipun di artikel ini kita pakai gaya santai, surat balasannya harus tetap formal, sopan, lugas, dan tidak ambigu. Hindari bahasa gaul atau singkatan.
  4. Sebutkan Referensi LOI dengan Jelas: Pastikan surat balasanmu merujuk pada LOI yang spesifik (tanggal, subjek, nomor referensi jika ada) agar tidak tertukar.
  5. Jelaskan Posisi dengan Tegas tapi Sopan: Baik menerima, menolak, atau menawar, sampaikan keputusan atau posisi perusahaanmu dengan jelas di bagian inti surat. Untuk penolakan atau penawaran balik, berikan alasan yang singkat, profesional, dan logis (jika perlu dan aman).
  6. Sampaikan Langkah Selanjutnya yang Diharapkan: Jangan biarkan pengirim LOI menebak-nebak. Kalau menerima, ajak negosiasi/due diligence. Kalau menawar, ajak diskusi penawaran balik. Kalau minta klarifikasi, ajak ngobrol untuk penjelasan.
  7. Perhatikan Klausul Mengikat: Ingat, walaupun LOI umumnya non-binding, ada klausul tertentu (kerahasiaan, eksklusivitas) yang bisa saja mengikat. Pastikan balasanmu tidak melanggar klausul tersebut atau justru menegaskan penerimaan/penolakan terhadap klausul yang mengikat jika diperlukan. Kalau ragu, konsultasikan dengan ahli hukum.
  8. Proofread! Sebelum dikirim, baca ulang baik-baik. Pastikan tidak ada salah ketik, kesalahan tata bahasa, atau informasi yang salah. Satu kesalahan kecil bisa mengurangi kredibilitas lho.
  9. Kirim Tepat Waktu: Respon yang cepat menunjukkan keseriusan. Biasanya ada jangka waktu yang disebutkan di LOI untuk memberikan balasan. Usahakan membalas dalam jangka waktu tersebut atau sesegera mungkin. Jika butuh waktu lebih lama untuk evaluasi, komunikasikan hal ini secara profesional.
  10. Arsip Dokumen: Simpan salinan LOI yang diterima dan surat balasan yang kamu kirim untuk referensi di masa mendatang.

Fakta Menarik Seputar LOI dan Balasannya

  • LOI Bukan Kontrak! Ini fakta paling penting. Sifat non-binding adalah pembeda utama LOI dengan perjanjian jual beli atau kerjasama final. Tujuannya lebih ke membangun “pondasi” kesepakatan dan membuka jalan ke negosiasi yang lebih dalam.
  • Bisa Menghemat Waktu dan Biaya: LOI memungkinkan para pihak untuk menguji minat dan mencapai kesepakatan awal pada poin-poin krusial tanpa harus langsung menghabiskan banyak waktu dan biaya untuk menyusun kontrak final yang kompleks, apalagi melakukan uji tuntas yang mahal.
  • Di Balik LOI yang Singkat, Ada Evaluasi Panjang: Pembuatan dan balasan LOI di tingkat korporasi biasanya melibatkan tim lintas divisi (legal, finance, operasional, manajemen senior) untuk memastikan semua aspek sudah dipertimbangkan.
  • Negosiasi Dimulai dari LOI: Balasan LOI, terutama penawaran balik atau permintaan klarifikasi, sudah termasuk bagian dari proses negosiasi lho. Ini adalah putaran pertama dalam ‘permainan’ mencapai kesepakatan.
  • Pentingnya Kata-Kata: Pemilihan kata-kata dalam LOI dan balasannya sangat penting. Frasa seperti “subject to contract”, “non-binding expression of interest”, atau “intended to be legally binding” pada klausul tertentu bisa punya makna hukum yang signifikan.

Kesalahan Umum Saat Membalas LOI

Agar balasanmu mulus, hindari kesalahan-kesalahan ini:

  • Tidak Membalas Sama Sekali: Ini big no-no. Selain tidak profesional, kamu bisa dianggap tidak serius atau bahkan kehilangan peluang potensial tanpa sempat menjelaskan posisi.
  • Balasan Terlambat: Melebihi batas waktu yang ditentukan (jika ada) atau menunda terlalu lama bisa membuat pihak lain kehilangan minat atau mencari alternatif lain.
  • Balasan Terlalu Singkat dan Tidak Jelas: Balasan seperti “Oke, setuju” atau “Nggak tertarik” itu nggak profesional. Berikan konteks, referensi LOI, dan sampaikan posisi dengan jelas.
  • Terlalu Detail atau Terlalu Banyak Basa-basi: LOI dan balasannya harusnya to the point. Hindari detail yang nggak relevan atau kalimat-kalimat yang bertele-tele.
  • Menganggap LOI Sebagai Kontrak Final: Ini bahaya! Jangan membuat keputusan atau komitmen besar berdasarkan LOI seolah-olah itu sudah mengikat. Pahami bahwa ini baru tahap awal.
  • Tidak Melibatkan Pihak yang Tepat: Balasan LOI harus mewakili perusahaan, bukan pendapat pribadi. Pastikan balasan sudah didiskusikan dan disetujui oleh manajemen senior dan tim terkait (terutama hukum!).

Menyusun surat balasan LOI yang tepat membutuhkan pemahaman yang baik tentang isi LOI, posisi perusahaanmu, dan etika komunikasi bisnis. Dengan struktur yang jelas, bahasa yang profesional, dan ketepatan dalam menyampaikan pesan, surat balasanmu bisa menjadi langkah awal yang positif menuju kesepakatan yang sukses.

Nah, itu dia contoh-contoh dan tips seputar surat balasan LOI. Semoga artikel ini bisa jadi panduan buat kamu kalau suatu saat menerima surat minat dari pihak lain ya!

Punya pengalaman membalas LOI? Atau ada pertanyaan seputar contoh surat di atas? Yuk, share di kolom komentar di bawah!

Posting Komentar