Panduan Lengkap Contoh Surat Pengajuan APAR: Mudah Dipahami & Sesuai Kebutuhan!
Mengajukan permintaan untuk pengadaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di tempat kerja atau fasilitas umum mungkin terdengar sepele, tapi faktanya, prosesnya seringkali memerlukan dokumentasi resmi. Salah satu dokumen paling umum yang dibutuhkan adalah surat pengajuan. Surat ini bukan cuma formalitas, lho, tapi alat komunikasi penting untuk menjelaskan kenapa APAR itu dibutuhkan, jenis apa yang diperlukan, dan berapa banyak.
Membuat surat pengajuan APAR yang efektif bisa mempercepat proses persetujuan dan memastikan kebutuhan keselamatan kebakaran Anda terpenuhi dengan baik. Nggak perlu bingung lagi, di artikel ini kita bakal bahas tuntas contoh surat pengajuan APAR, lengkap dengan panduan menyusunnya.
Pentingnya APAR dalam Keselamatan¶
Sebelum masuk ke contoh surat, penting banget untuk memahami kenapa APAR ini jadi piranti wajib di mana-mana. APAR adalah lini pertahanan pertama saat terjadi kebakaran skala kecil. Kemampuannya untuk memadamkan api di tahap awal bisa mencegah kerugian yang lebih besar, bahkan menyelamatkan nyawa.
Setiap bangunan, baik itu kantor, pabrik, sekolah, rumah sakit, sampai ruko dan rumah tinggal, idealnya punya APAR yang memadai. Ketersediaan dan penempatan APAR yang tepat bisa memberikan waktu berharga bagi penghuni untuk mengevakuasi diri sebelum api membesar dan tim SAR datang. Jadi, pengadaan APAR bukan cuma soal patuh regulasi, tapi investasi keselamatan jangka panjang.
Image just for illustration
Kapan Kita Butuh Surat Pengajuan APAR?¶
Surat pengajuan APAR biasanya diperlukan dalam beberapa skenario spesifik di lingkungan kerja atau organisasi. Memahami kapan surat ini dibutuhkan akan membantu Anda menyusun justifikasi yang kuat dalam surat tersebut.
Untuk Perusahaan atau Kantor Baru¶
Ketika sebuah perusahaan baru didirikan atau membuka cabang baru, pengadaan APAR menjadi salah satu prioritas dalam persiapan sarana dan prasarana. Pihak yang bertanggung jawab atas keselamatan atau pengadaan akan menyusun surat pengajuan ke manajemen atau divisi terkait untuk meminta alokasi anggaran dan pembelian APAR sesuai kebutuhan luasan dan jenis aktivitas di lokasi baru.
Surat ini menjadi bukti formal bahwa kebutuhan keselamatan sudah diajukan dan menjadi perhatian.
Penambahan Unit APAR¶
Seiring berkembangnya perusahaan atau perubahan tata letak ruangan, mungkin saja kebutuhan APAR bertambah. Misalnya, ada perluasan gudang, penambahan area produksi, atau pembukaan area publik baru yang sebelumnya tidak ada.
Dalam kasus ini, surat pengajuan diajukan untuk meminta penambahan unit APAR di lokasi-lokasi baru tersebut. Justifikasinya bisa berupa analisis risiko yang meningkat atau rekomendasi dari tim K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) setelah survei area.
Penggantian APAR Rusak atau Kadaluarsa¶
APAR memiliki masa pakai dan perlu perawatan berkala. Jika ada APAR yang rusak, tekanannya turun drastis, atau sudah melewati masa berlakunya dan tidak bisa diisi ulang, maka perlu dilakukan penggantian.
Surat pengajuan diajukan untuk meminta penggantian unit APAR yang sudah tidak layak pakai. Lampirkan data APAR yang akan diganti, seperti nomor inventaris, lokasi, dan alasan penggantian (rusak/kadaluarsa).
Persyaratan Audit atau Regulasi¶
Kadang, pengajuan APAR dilakukan karena adanya mandat dari pihak eksternal, seperti auditor K3, dinas pemadam kebakaran, atau sebagai bagian dari persiapan sertifikasi ISO tertentu. Regulasi pemerintah juga mewajibkan ketersediaan APAR di tempat-tempat tertentu.
Surat pengajuan bisa diajukan untuk memenuhi persyaratan tersebut. Menyebutkan bahwa pengadaan ini dalam rangka memenuhi regulasi atau hasil audit bisa menjadi argumen kuat dalam surat Anda.
Bagian-Bagian Penting dalam Surat Pengajuan APAR¶
Seperti surat resmi pada umumnya, surat pengajuan APAR juga punya struktur standar yang perlu diikuti. Ini penting agar surat Anda terlihat profesional dan informasinya tersampaikan dengan jelas kepada penerima.
Image just for illustration
Kop Surat¶
Bagian paling atas yang mencantumkan identitas pengirim, yaitu perusahaan atau departemen Anda. Biasanya berisi nama perusahaan/departemen, alamat lengkap, nomor telepon, dan logo (jika ada). Kop surat menunjukkan siapa yang mengirimkan surat ini secara resmi.
Keberadaan kop surat menambah kredibilitas dan formalitas surat pengajuan Anda. Pastikan semua informasi di kop surat sudah up-to-date dan akurat.
Tanggal dan Nomor Surat¶
Tanggal menunjukkan kapan surat itu dibuat. Nomor surat adalah kode unik yang diberikan oleh sistem administrasi surat perusahaan Anda. Nomor surat ini penting untuk keperluan dokumentasi, pengarsipan, dan pelacakan surat.
Format nomor surat biasanya mengikuti aturan internal perusahaan, misalnya: [Nomor Urut]/[Kode Departemen]/[Kode Bulan]/[Tahun].
Perihal dan Lampiran¶
- Perihal: Jelaskan inti dari surat ini dalam satu atau dua kalimat singkat. Contoh: “Permohonan Pengadaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)”, “Pengajuan Pembelian APAR Baru”, atau “Surat Permohonan Penggantian APAR”. Perihal membantu penerima surat langsung tahu isi surat tanpa harus membacanya sampai tuntas.
- Lampiran: Sebutkan dokumen pendukung apa saja yang disertakan bersama surat ini. Misalnya, “1 (satu) berkas” atau “Terlampir”. Dokumen lampiran bisa berupa analisis kebutuhan, daftar lokasi penempatan, spesifikasi APAR yang diinginkan, atau foto APAR lama yang rusak.
Bagian perihal dan lampiran ini posisinya biasanya di bawah nomor surat dan sebelum alamat tujuan.
Alamat Tujuan¶
Tuliskan kepada siapa surat ini ditujukan. Bisa kepada Manajer Umum, Kepala Departemen Logistik, Kepala Divisi Pengadaan, atau bahkan Direktur, tergantung struktur organisasi Anda dan prosedur pengadaan di perusahaan tersebut.
Tuliskan nama jabatan atau nama lengkap penerima (jika diperlukan) dan departemen/divisi tempat beliau bertugas. Contoh: Yth. Bapak/Ibu [Nama Jabatan Penerima] atau Kepada Yth. Kepala Bagian Umum.
Isi Surat¶
Ini adalah bagian inti dari surat pengajuan Anda. Isinya perlu lugas, jelas, dan persuasif.
- Pembukaan: Awali dengan sapaan formal dan sampaikan maksud surat Anda secara umum. Contoh: “Dengan hormat, Bersama surat ini, kami sampaikan permohonan untuk pengadaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)…”
- Latar Belakang/Justifikasi: Jelaskan mengapa pengajuan ini penting. Sebutkan kondisi yang melatarbelakangi (misalnya, area baru belum ada APAR, APAR lama sudah rusak, atau ada hasil rekomendasi audit). Jelaskan juga potensi risiko jika tidak ada APAR di lokasi tersebut. Bagian ini krusial untuk meyakinkan penerima surat.
- Detail Pengajuan: Sebutkan secara spesifik APAR apa saja yang Anda butuhkan. Cantumkan jenis APAR (misalnya, dry powder, CO2, foam), ukuran/kapasitasnya (misalnya, 3 kg, 6 kg), jumlah unit yang diperlukan, dan lokasi penempatan yang diusulkan. Jika perlu, sertakan tabel untuk memudahkan pembaca memahami detail pengajuan Anda.
- Penutup: Sampaikan harapan agar permohonan ini dapat disetujui. Ucapkan terima kasih atas perhatian dan kerjasamanya.
Pastikan bahasa yang digunakan sopan dan profesional, namun tetap mudah dipahami. Hindari kalimat yang bertele-tele.
Nama Terang dan Jabatan Pengaju¶
Cantumkan nama lengkap Anda dan jabatan Anda di perusahaan. Ini menunjukkan siapa yang secara resmi mengajukan permohonan ini mewakili departemen atau tim tertentu.
Jabatan yang relevan biasanya adalah Kepala Departemen, Manajer K3, Supervisor Logistik, atau siapa pun yang memang punya wewenang untuk mengajukan kebutuhan sarana dan prasarana.
Tanda Tangan dan Cap (jika perlu)¶
Bubuhkan tanda tangan asli di atas nama terang Anda. Jika surat tersebut mewakili departemen atau perusahaan secara resmi, biasanya perlu ditambahkan cap perusahaan atau cap departemen.
Tanda tangan dan cap berfungsi sebagai legalitas atau pengesahan bahwa surat ini memang dikeluarkan secara resmi oleh pihak yang berwenang.
Langkah Mudah Menyusun Surat Pengajuan APAR¶
Setelah tahu bagian-bagiannya, yuk kita coba susun suratnya. Ini dia langkah-langkah praktisnya:
Tentukan Kebutuhan (Jumlah, Jenis, Lokasi)¶
Langkah pertama dan terpenting adalah mengidentifikasi apa saja yang sebenarnya Anda butuhkan. Lakukan survei lokasi yang memerlukan APAR. Pertimbangkan:
* Luasan area yang akan dilindungi.
* Jenis potensi kebakaran di area tersebut (bahan padat, cairan mudah terbakar, gas, listrik, logam). Ini menentukan jenis APAR yang tepat (Kelas A, B, C, D, atau K).
* Jumlah APAR yang dibutuhkan berdasarkan luasan area dan potensi risiko. Ada standar dan peraturan yang bisa dijadikan acuan (misalnya, Permenaker No. 4/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan).
* Titik penempatan yang strategis (mudah dijangkau, tidak terhalang, dekat dengan sumber potensi api, sesuai standar jarak penempatan).
Catat detail ini dengan lengkap. Ini akan jadi data utama dalam surat pengajuan Anda.
Kumpulkan Data Pendukung (Denah, Analisis Risiko)¶
Untuk memperkuat pengajuan Anda, kumpulkan data pendukung relevan. Misalnya:
* Denah lokasi: Gambarkan titik-titik penempatan APAR yang diusulkan pada denah lantai. Ini visual yang sangat membantu penerima surat.
* Analisis Risiko: Jika ada, lampirkan hasil analisis risiko kebakaran di area tersebut yang menunjukkan tingginya potensi kebakaran jika tidak ada APAR.
* Foto: Jika pengajuan untuk penggantian, lampirkan foto APAR lama yang rusak atau kadaluarsa sebagai bukti.
* Quotation/Penawaran Harga: Jika Anda sudah punya perkiraan biaya, melampirkan quotation dari vendor APAR bisa menunjukkan bahwa Anda sudah melakukan riset dan pengajuan Anda realistis secara anggaran.
Data pendukung ini menunjukkan bahwa pengajuan Anda didasarkan pada pertimbangan matang dan kebutuhan nyata, bukan sekadar asal minta.
Buat Draf Surat¶
Sekarang saatnya menuangkan semua informasi yang sudah dikumpulkan ke dalam format surat resmi. Ikuti struktur yang sudah dibahas sebelumnya:
* Mulai dari kop surat.
* Isi tanggal, nomor surat, perihal, dan lampiran.
* Cantumkan alamat tujuan.
* Tulis isi surat: pembukaan, penjelasan latar belakang/justifikasi, detail APAR yang diajukan (gunakan tabel jika banyak item), dan penutup.
* Cantumkan nama terang dan jabatan Anda.
* Sediakan ruang untuk tanda tangan dan cap.
Gunakan bahasa yang jelas, padat, dan sopan.
Periksa Ulang¶
Sebelum mengirimkan surat, baca kembali dengan teliti. Pastikan:
* Semua informasi (nama perusahaan, alamat, tanggal, nomor surat, nama tujuan) sudah benar.
* Detail APAR yang diajukan (jenis, ukuran, jumlah, lokasi) sudah akurat dan sesuai dengan kebutuhan Anda.
* Alasan pengajuan (justifikasi) sudah disampaikan dengan jelas dan meyakinkan.
* Tidak ada salah ketik atau kesalahan tata bahasa.
* Semua lampiran yang disebut di surat sudah benar-benar disertakan.
Mengecek ulang surat akan menghindari kesalahpahaman dan membuat surat Anda terlihat profesional.
Contoh Surat Pengajuan APAR¶
Ini dia beberapa contoh template surat pengajuan APAR yang bisa Anda adaptasi sesuai kebutuhan.
Contoh Sederhana untuk Kantor Kecil¶
[Kop Surat Perusahaan/Departemen]
[Nama Perusahaan]
[Alamat Lengkap Perusahaan]
[Nomor Telepon/Email]
[Kota, Tanggal]
Nomor : [Nomor Surat]
Perihal : Permohonan Pengadaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
Lampiran : -
Kepada Yth.
Bapak/Ibu [Nama Jabatan Penerima]
[Nama Departemen/Divisi Penerima]
[Di Tempat]
Dengan hormat,
Bersama surat ini, kami sampaikan permohonan untuk pengadaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di area kantor kami. Sehubungan dengan hasil tinjauan internal kami, beberapa area di kantor [Sebutkan area spesifik, cth: lantai 3, area pantry] belum memiliki APAR yang memadai sesuai standar keamanan.
Ketersediaan APAR di lokasi tersebut sangat penting untuk meminimalisir risiko kebakaran dan memberikan rasa aman bagi seluruh karyawan. APAR merupakan alat pertolongan pertama yang efektif sebelum api membesar dan menimbulkan kerugian yang lebih besar.
Adapun APAR yang kami butuhkan adalah sebagai berikut:
1. APAR Jenis Dry Powder 3 Kg : 2 (dua) unit (untuk ditempatkan di area pantry dan dekat ruang arsip)
2. APAR Jenis CO2 2 Kg : 1 (satu) unit (untuk ditempatkan di dekat panel listrik utama)
Kami berharap permohonan pengadaan APAR ini dapat disetujui. Atas perhatian dan persetujuan Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,
[Tanda Tangan]
[Nama Lengkap Pengaju]
[Jabatan Pengaju]
Image just for illustration
Contoh Lebih Formal untuk Perusahaan Besar (dengan Tabel Detail)¶
Contoh ini lebih cocok untuk perusahaan besar dengan proses pengadaan yang lebih formal dan detail.
[Kop Surat Perusahaan]
[Nama Perusahaan]
[Alamat Lengkap Perusahaan]
[Nomor Telepon Perusahaan]
[Email Perusahaan]
[Website Perusahaan (Opsional)]
[Kota], [Tanggal]
Nomor : [Nomor Surat]
Perihal : Pengajuan Pengadaan dan Penambahan Unit APAR
Lampiran : 1 (satu) berkas (Analisis Kebutuhan dan Denah Lokasi)
Kepada Yth.
Bapak/Ibu Kepala [Nama Departemen/Divisi Penerima, cth: Departemen Umum/Logistik/Pengadaan]
[Nama Perusahaan]
[Di Tempat]
Dengan hormat,
Menindaklanjuti hasil evaluasi rutin terhadap sistem keselamatan kebakaran di lingkungan kerja [Nama Perusahaan], bersama surat ini kami mengajukan permohonan untuk pengadaan unit Alat Pemadam Api Ringan (APAR) baru serta penambahan unit di beberapa lokasi spesifik.
Evaluasi menunjukkan bahwa ada beberapa area kerja, khususnya pada bagian [Sebutkan bagian spesifik, cth: area produksi baru Line C, gudang bahan kimia No. 2], yang belum sepenuhnya terlindungi atau memerlukan penambahan unit APAR berdasarkan luasan area dan potensi risiko kebakaran yang teridentifikasi. Selain itu, terdapat [Sebutkan jika ada APAR yang perlu diganti, cth: 3 unit APAR yang telah melewati masa uji tekan dan perlu diganti baru].
Ketersediaan APAR yang memadai di seluruh area kerja sangat krusial untuk memastikan kesiapan tanggap darurat terhadap insiden kebakaran awal, melindungi aset perusahaan, dan yang terpenting, menjamin keselamatan seluruh karyawan sesuai dengan standar K3 yang berlaku dan peraturan perundang-undangan terkait.
Adapun detail pengajuan pengadaan dan penambahan unit APAR adalah sebagai berikut:
| No. | Lokasi Penempatan | Jenis APAR | Kapasitas (Kg/Liter) | Jumlah Unit | Justifikasi |
| :-- | :-------------------------- | :---------------- | :------------------- | :---------- | :----------------------------------------------- |
| 1 | Area Produksi Line C | Dry Powder (ABC) | 9 Kg | 3 | Area baru, luas > 200m², potensi bahan mudah terbakar |
| 2 | Gudang Bahan Kimia No. 2 | Foam (AB) | 9 Liter | 2 | Potensi kebakaran Kelas B (cairan mudah terbakar) |
| 3 | Ruang Server Data | CO2 | 5 Kg | 1 | Potensi kebakaran Kelas E (listrik), proteksi peralatan sensitif |
| 4 | Dekat Panel Listrik Utama | CO2 | 3 Kg | 1 | Potensi kebakaran Kelas E (listrik) |
| 5 | Area Lobby Utama (Pengganti) | Dry Powder (ABC) | 6 Kg | 1 | Mengganti unit lama No. Inv. #[Nomor Inventaris Lama] (kadaluarsa/rusak) |
Total unit yang diajukan adalah [Jumlah Total Unit] ([Sebutkan terbilang, cth: delapan]) unit. Spesifikasi teknis APAR yang diajukan telah disesuaikan dengan karakteristik potensi kebakaran di masing-masing lokasi. Analisis kebutuhan yang lebih detail dan denah lokasi penempatan terlampir bersama surat ini.
Kami memohon agar permohonan pengadaan dan penambahan unit APAR ini dapat ditindaklanjuti dan disetujui demi peningkatan standar keselamatan di lingkungan kerja kami.
Atas perhatian, pertimbangan, dan persetujuan Bapak/Ibu, kami sampaikan terima kasih.
Hormat kami,
[Tanda Tangan]
[Cap Perusahaan/Departemen, jika perlu]
[Nama Lengkap Pengaju]
[Jabatan Pengaju]
Tembusan:
- Manajer K3 ([Nama Manajer K3], jika perlu)
- Arsip
Image just for illustration
Tips Tambahan Agar Pengajuan Disetujui¶
Membuat surat yang benar saja kadang belum cukup. Ada beberapa tips tambahan yang bisa Anda lakukan agar pengajuan APAR Anda punya peluang lebih besar untuk disetujui manajemen.
Lampirkan Data Pendukung yang Kuat¶
Seperti yang sudah disebut di bagian langkah menyusun, data pendukung itu ibarat amunisi Anda. Analisis risiko yang jelas, denah yang menunjukkan lokasi penempatan, foto kondisi APAR lama (jika diganti), atau kutipan peraturan yang mewajibkan, semuanya bisa jadi alasan kuat bagi manajemen untuk menyetujui permohonan Anda.
Semakin kuat data yang Anda sajikan, semakin mudah bagi manajemen untuk melihat urgensi dan validitas pengajuan Anda.
Jelaskan Manfaat Keamanan dan Penghematan Potensial¶
Jangan hanya fokus pada “kami butuh APAR”. Jelaskan manfaatnya. Tekankan bahwa pengadaan APAR adalah investasi untuk keselamatan karyawan dan perlindungan aset perusahaan. Hitung potensi kerugian (finansial dan non-finansial) jika terjadi kebakaran dan tidak ada APAR yang memadai.
Menunjukkan bahwa investasi kecil untuk APAR bisa mencegah kerugian yang jauh lebih besar akan lebih menarik bagi manajemen. Ini bukan sekadar pengeluaran, tapi langkah mitigasi risiko yang cerdas.
Perkirakan Anggaran (jika perlu)¶
Jika Anda diminta atau punya wewenang untuk menyertakan perkiraan biaya, lakukan riset harga pasar. Mintalah penawaran dari beberapa vendor terpercaya. Melampirkan perkiraan anggaran menunjukkan bahwa Anda sudah memikirkan aspek biaya dan pengajuan Anda realistis.
Ini juga membantu departemen terkait (misalnya keuangan atau pengadaan) untuk segera memproses alokasi dana jika permohonan Anda disetujui.
Ajukan ke Pihak yang Tepat¶
Pastikan surat pengajuan Anda ditujukan ke departemen atau individu yang memang punya wewenang dan tanggung jawab terkait pengadaan sarana dan prasarana atau keselamatan kerja. Salah alamat bisa bikin proses jadi lama atau bahkan surat Anda tidak diproses.
Jika tidak yakin, tanyakan ke bagian administrasi atau HRD di perusahaan Anda mengenai prosedur pengajuan kebutuhan operasional atau K3.
Fakta Menarik Seputar APAR¶
Sebagai tambahan informasi, yuk kita intip beberapa fakta menarik tentang APAR:
- APAR portabel pertama kali dipatenkan pada tahun 1819 oleh Kapten George William Manby di Inggris. Bentuknya masih sangat primitif, yaitu tabung tembaga berisi 3 galon larutan potasium karbonat.
- Ada berbagai jenis bahan pemadam di APAR, mulai dari air (cocok untuk bahan padat), busa (foam, untuk cairan mudah terbakar), serbuk kimia (dry powder, serbaguna untuk berbagai kelas api), karbon dioksida (CO2, untuk listrik dan cairan mudah terbakar), hingga cairan kimia basah (wet chemical, khusus untuk minyak goreng/lemak panas di dapur komersial).
- Simbol kelas api (A, B, C, D, K) biasanya dicantumkan di label APAR untuk menunjukkan jenis kebakaran apa yang bisa dipadamkan oleh APAR tersebut. Penting banget memilih APAR yang sesuai dengan potensi kebakaran di area penempatannya.
- APAR perlu diperiksa secara rutin. Idealnya sebulan sekali dicek tekanannya, kondisi fisik tabung, segel, dan pin pengaman. Setiap satu atau dua tahun perlu dilakukan hydrostatic test (uji tekanan tabung) dan isi ulang (jika jenis tertentu) atau diganti total.
Mengetahui fakta-fakta ini bisa menambah wawasan Anda tentang pentingnya memilih dan memelihara APAR dengan benar.
Pentingnya Perawatan APAR Berkala¶
Mengajukan dan mendapatkan APAR baru itu langkah awal yang bagus. Tapi, APAR yang sudah ada juga butuh perhatian ekstra lho. Perawatan berkala itu wajib hukumnya. APAR yang tidak terawat bisa jadi nggak berfungsi saat dibutuhkan, bayangkan betapa bahayanya itu!
Perawatan standar meliputi pengecekan visual (karat, penyok, selang, nozzle), pengecekan tekanan (pastikan di area hijau), dan pengecekan segel pengaman. Ada juga hydrostatic test yang perlu dilakukan secara periodik untuk memastikan tabung masih kuat menahan tekanan tinggi. Jangan lupa juga cek tanggal kedaluwarsa atau masa berlaku isi APAR, terutama untuk jenis dry powder. Jika sudah waktunya, segera lakukan pengisian ulang atau penggantian unit.
Image just for illustration
Regulasi Terkait APAR di Indonesia¶
Di Indonesia, penggunaan APAR tidak hanya sekadar anjuran, tapi juga diatur oleh peraturan perundang-undangan. Salah satunya yang paling mendasar adalah Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. UU ini secara umum mewajibkan setiap tempat kerja untuk menyediakan sarana pencegahan dan penanggulangan kebakaran.
Kemudian, ada peraturan yang lebih spesifik seperti Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. PER.04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan. Peraturan ini mengatur secara detail mulai dari jenis APAR yang boleh digunakan, cara penempatan, jarak antar APAR, tinggi pemasangan, sampai kewajiban pemeriksaan dan pemeliharaannya.
Memenuhi regulasi ini bukan cuma soal menghindari sanksi, tapi memang wujud nyata dari komitmen terhadap keselamatan jiwa dan aset. Jadi, saat mengajukan APAR, Anda bisa juga mencantumkan bahwa pengadaan ini dalam rangka mematuhi regulasi yang berlaku.
Yuk, Jaga Keselamatan Bersama!¶
Menyusun surat pengajuan APAR memang butuh ketelitian agar semua kebutuhan tercatat dengan jelas dan argumennya kuat. Tapi, ini adalah langkah kecil yang dampaknya besar untuk keselamatan di lingkungan kita. Jangan pernah menyepelekan peran APAR sebagai penyelamat pertama saat terjadi insiden kebakaran.
Sudahkah tempat kerja atau fasilitas di sekitar Anda punya APAR yang memadai dan terawat? Kalau belum, mungkin ini saatnya untuk mulai menyusun surat pengajuannya!
Punya pengalaman membuat surat pengajuan APAR? Atau ada tips lain yang ingin dibagikan? Yuk, ceritakan pengalaman atau pendapatmu di kolom komentar di bawah!
Posting Komentar