Mau Minta Buku KIA? Ini Contoh Surat Permintaan yang Gampang & Anti Ribet!

Table of Contents

Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah dokumen sakti bagi setiap ibu dan anak di Indonesia. Isinya super penting, mulai dari catatan kehamilan si ibu, proses persalinan, sampai perkembangan kesehatan anak sejak lahir hingga usia 5 tahun. Di dalamnya ada Grafik Pertumbuhan (KMS), jadwal imunisasi, catatan pemeriksaan rutin, dan banyak tips kesehatan yang berguna banget buat memantau tumbuh kembang buah hati.

Nah, idealnya setiap ibu hamil akan langsung dapat Buku KIA saat pertama kali periksa kehamilan di fasilitas kesehatan seperti Puskesmas atau bidan praktik mandiri. Saat anak lahir pun, Buku KIA akan terus diperbarui catatannya. Tapi, kadang ada aja situasinya yang bikin kita perlu meminta Buku KIA secara khusus. Misalnya, bukunya hilang, rusak, atau mungkin kita mewakili sebuah komunitas yang butuh banyak buku KIA untuk program edukasi. Di sinilah surat permintaan menjadi solusi formalnya.

Kenapa Perlu Menulis Surat Permintaan Buku KIA?

Mungkin sebagian dari kita mikir, “Ah, tinggal datang aja ke Puskesmas atau Posyandu, minta langsung kan bisa?”. Betul, cara itu memang paling umum dan sering berhasil kok. Tapi ada beberapa kondisi yang bikin surat permintaan ini jadi pilihan yang lebih pas atau bahkan diperlukan:

  • Buku KIA Hilang atau Rusak Parah: Kalau buku lama hilang dan butuh pengganti untuk melanjutkan catatan, surat resmi bisa membantu proses verifikasi data sebelumnya (jika ada) atau pengadaan buku baru.
  • Belum Pernah Dapat Buku KIA: Ada kemungkinan entah karena satu dan lain hal, ibu belum sempat atau lupa mendapatkan Buku KIA selama kehamilan atau setelah melahirkan. Surat ini bisa jadi pengantar saat mengurusnya.
  • Permintaan Kolektif/Massal: Kalau mewakili organisasi, sekolah PAUD, atau komunitas ibu-ibu yang ingin mengadakan program kesehatan dan butuh banyak Buku KIA untuk anggotanya, surat permintaan resmi ke Dinas Kesehatan atau Puskesmas wilayah jadi cara yang tepat dan profesional.
  • Jarak Jauh atau Keterbatasan Waktu: Kadang, mengurus via surat bisa lebih efisien kalau lokasi penerima permintaan (misal Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota) cukup jauh atau punya jadwal kunjungan yang padat. Surat bisa dikirim atau dibawa oleh perwakilan.
  • Untuk Keperluan Formal: Jika permintaan terkait dengan program atau kerjasama antar lembaga, surat resmi adalah bentuk komunikasi yang diwajibkan.

Menulis surat permintaan menunjukkan keseriusan dan memberikan catatan tertulis atas permohonan kita. Ini membantu pihak penerima permintaan untuk memprosesnya dengan lebih terstruktur.

buku kesehatan ibu dan anak isinya
Image just for illustration

Bagian-Bagian Penting dalam Surat Permintaan Resmi

Sebelum lihat contohnya, yuk kita bedah dulu komponen standar dari sebuah surat permintaan yang baik dan benar. Mau itu permintaan buku KIA atau surat resmi lainnya, format umumnya mirip-mirip kok.

1. Kepala Surat (Kop Surat)

Ini wajib ada kalau surat datang dari lembaga, organisasi, atau perusahaan. Isinya biasanya:
* Nama Lembaga/Organisasi
* Alamat Lengkap
* Nomor Telepon dan Email
* Logo (jika ada)

Kalau suratnya dari perorangan? Bisa langsung bagian tanggal, tapi kadang mencantumkan data kontak pengirim di bagian atas juga nggak salah kok, biar penerima gampang menghubungi balik.

2. Tanggal Surat

Cantumkan tanggal surat itu dibuat. Formatnya: Kota, Tanggal Bulan Tahun. Contoh: Jakarta, 26 Oktober 2023.

3. Nomor Surat (jika dari lembaga)

Ini nomor unik untuk setiap surat keluar dari lembaga. Tujuannya untuk arsip dan memudahkan pelacakan. Kalau dari perorangan, biasanya bagian ini nggak perlu.

4. Perihal

Jelaskan inti surat secara singkat dan jelas. Misalnya: Permohonan Buku KIA, Permintaan Penggantian Buku KIA, Permohonan Pengadaan Buku KIA.

5. Lampiran (jika ada)

Bagian ini diisi kalau kita melampirkan dokumen pendukung. Misalnya, fotokopi Kartu Keluarga, fotokopi KTP, surat keterangan kehilangan dari kepolisian (kalau hilang), atau daftar nama ibu/anak yang butuh buku (untuk permintaan kolektif). Tulis jumlah dokumen yang dilampirkan. Kalau tidak ada, bisa ditulis “-” atau “Nihil”.

6. Penerima Surat

Sebutkan kepada siapa surat itu ditujukan, lengkap dengan jabatannya kalau perlu. Contoh: Yth. Kepala Puskesmas [Nama Puskesmas] atau Yth. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota [Nama Kabupaten/Kota]. Sertakan alamat lengkap penerima.

7. Salam Pembuka

Gunakan salam formal dan sopan. Contoh: Dengan hormat, atau Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh (jika sesuai konteks).

8. Isi Surat

Ini bagian paling krusial. Jelaskan maksud dan tujuan surat secara rinci, tapi tetap ringkas.
* Sebutkan identitas pemohon (nama lengkap, alamat). Jika mewakili, sebutkan nama lembaga/organisasi.
* Jelaskan apa yang diminta (Buku KIA).
* Sebutkan jumlah buku yang dibutuhkan (untuk permintaan kolektif).
* Sebutkan alasan permintaan (hilang, rusak, belum punya, program komunitas, dll.).
* Jika permintaan individu karena hilang/rusak, sebutkan data ibu dan anak terkait (nama ibu, nama anak, tanggal lahir anak) agar mudah dilacak jika ada catatan sebelumnya.
* Sampaikan harapan agar permintaan dapat dikabulkan.

9. Penutup Surat

Sampaikan terima kasih atas perhatian dan kerjasama dari pihak penerima. Contoh: Atas perhatian Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih.

10. Salam Penutup

Contoh: Hormat saya, atau Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

11. Tanda Tangan dan Nama Lengkap

Bubuhkan tanda tangan dan ketik nama lengkap pengirim. Jika dari lembaga, sertakan jabatan dan stempel resmi.

Dengan memahami bagian-bagian ini, kita bisa menyusun surat permintaan Buku KIA dengan lebih terstruktur dan jelas.

struktur surat formal
Image just for illustration

Contoh Surat Permintaan Buku KIA

Oke, sekarang kita masuk ke contohnya. Saya akan berikan dua contoh, satu untuk perorangan dan satu untuk permintaan kolektif dari lembaga. Kamu bisa modifikasi sesuai kebutuhanmu ya!

Contoh 1: Surat Permintaan Buku KIA (Untuk Individu)

Surat ini cocok kalau kamu, sebagai ibu atau orang tua, ingin meminta Buku KIA yang hilang, rusak, atau belum pernah kamu dapatkan.

[Tempat Pembuatan Surat], [Tanggal Surat]

Kepada Yth.
[Jabatan Penerima, contoh: Kepala Puskesmas Makmur Sentosa]
di
[Alamat Lengkap Puskesmas/Bidan Praktik]

Perihal: Permohonan Pengadaan Buku KIA

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Lengkap : [Nama Lengkap Ibu/Orang Tua]
Nomor KTP : [Nomor Induk Kependudukan]
Alamat Lengkap : [Alamat Lengkap sesuai KTP]
Nomor Telepon : [Nomor Telepon yang bisa dihubungi]

Bersama surat ini, saya menyampaikan permohonan kepada Bapak/Ibu Kepala Puskesmas [Nama Puskesmas] untuk dapat diberikan/disediakan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

Saya mengajukan permohonan ini dikarenakan [Jelaskan Alasannya, pilih salah satu atau gabungkan jika perlu]:
- Buku KIA saya yang lama [jelaskan kondisinya, contoh: hilang / rusak dan tidak bisa digunakan lagi]. Anak saya bernama [Nama Lengkap Anak], lahir pada tanggal [Tanggal Lahir Anak].
- Saya belum pernah mendapatkan Buku KIA selama masa kehamilan dan setelah melahirkan anak saya yang bernama [Nama Lengkap Anak], lahir pada tanggal [Tanggal Lahir Anak].
- [Alasan spesifik lainnya, misal: pindah domisili dan buku KIA lama tertinggal/hilang saat pindahan, dll.]

Saya memahami pentingnya Buku KIA dalam memantau kesehatan saya dan tumbuh kembang anak saya, terutama untuk mencatat riwayat imunisasi dan perkembangan fisik anak.

Besar harapan saya agar permohonan ini dapat dikabulkan. Atas perhatian dan kebijaksanaan Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

[Tanda Tangan]

[Nama Lengkap Ibu/Orang Tua]

Penjelasan Contoh 1:
* Gantilah informasi dalam tanda kurung siku [] dengan data yang sebenarnya.
* Pilih alasan yang paling sesuai dengan kondisimu.
* Menyebutkan nama dan tanggal lahir anak penting agar pihak Puskesmas/Bidan bisa mencoba melacak data pemeriksaan sebelumnya jika ada, meskipun bukunya hilang.
* Pastikan alamat penerima sudah benar, apakah ditujukan ke Puskesmas, Bidan Praktik Mandiri, atau instansi kesehatan lain yang relevan.

Contoh 2: Surat Permintaan Buku KIA (Untuk Lembaga/Komunitas)

Surat ini digunakan kalau kamu mewakili organisasi, yayasan, PAUD, atau komunitas yang butuh Buku KIA dalam jumlah banyak untuk program atau anggotanya.

[KOP SURAT LEMBAGA/ORGANISASI]

[Tempat Pembuatan Surat], [Tanggal Surat]

Nomor : [Nomor Surat Lembaga]
Perihal : Permohonan Pengadaan Buku KIA
Lampiran : 1 (Satu) berkas [Jika ada lampiran, contoh: Daftar Nama Penerima]

Kepada Yth.
[Jabatan Penerima, contoh: Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ABC]
di
[Alamat Lengkap Dinas Kesehatan]

Dengan hormat,

Kami yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : [Nama Lengkap Ketua/Penanggung Jawab Lembaga]
Jabatan : [Jabatan di Lembaga]
Nama Lembaga : [Nama Lengkap Lembaga/Organisasi]
Alamat Lembaga : [Alamat Lengkap Lembaga/Organisasi]
Nomor Telepon : [Nomor Telepon Lembaga/Kontak Person]
Email : [Email Lembaga/Kontak Person]

Dengan ini mengajukan permohonan kepada Bapak/Ibu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota [Nama Kabupaten/Kota] untuk pengadaan/pemberian Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dalam rangka mendukung program [Sebutkan nama program, contoh: Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak / Kegiatan Posyandu Remaja / Program Edukasi Ibu Hamil dan Balita] yang akan kami selenggarakan.

Kami berencana untuk mendistribusikan Buku KIA ini kepada [Sebutkan target penerima, contoh: para ibu hamil dan ibu dengan balita yang berada di wilayah binaan kami / peserta program kami]. Untuk itu, kami membutuhkan Buku KIA sebanyak [Sebutkan Jumlah Angka, contoh: 50 (lima puluh)] eksemplar.

Sebagai bahan pertimbangan, terlampir kami sampaikan [Sebutkan dokumen yang dilampirkan, contoh: proposal kegiatan / daftar nama calon penerima (jika ada) / profil lembaga].

Besar harapan kami agar permohonan ini dapat dipertimbangkan dan dikabulkan. Atas perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih.

Hormat kami,

[Tanda Tangan Ketua/Penanggung Jawab]

[Nama Lengkap Ketua/Penanggung Jawab]
[Jabatan]
[Stempel Lembaga/Organisasi]

Penjelasan Contoh 2:
* Gantilah informasi dalam tanda kurung siku [] dengan data yang sebenarnya.
* Pastikan menggunakan Kop Surat resmi lembaga.
* Sebutkan nama program dan target penerima Buku KIA dengan jelas.
* Lampirkan dokumen pendukung yang relevan untuk memperkuat permohonan (proposal kegiatan, daftar nama, dll.).
* Jumlah buku yang diminta harus spesifik dalam angka dan tulisan.
* Surat ditandatangani oleh pimpinan atau penanggung jawab lembaga dan dibubuhi stempel resmi.

komunitas ibu anak
Image just for illustration

Panduan Menulis Surat Permintaan Buku KIA

Setelah melihat contoh, yuk kita rangkum langkah-langkah praktis cara menulisnya:

  1. Tentukan Tujuan dan Penerima: Kamu butuh buku KIA untuk siapa? Diri sendiri atau banyak orang? Lalu, siapa pihak yang paling mungkin menyediakan? Puskesmas terdekat, bidan langganan, atau Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota? Ini menentukan format (perorangan/lembaga) dan alamat tujuan suratmu.
  2. Kumpulkan Data: Siapkan semua data yang diperlukan. Untuk perorangan: data diri ibu dan anak (nama, tanggal lahir, NIK/Nomor KK jika perlu), alamat, nomor kontak. Untuk lembaga: data lembaga (nama, alamat, kontak, nama pimpinan), nama program, jumlah buku yang dibutuhkan, daftar nama calon penerima (opsional).
  3. Pilih Format Surat: Gunakan format surat resmi (perorangan atau lembaga) sesuai dengan posisimu.
  4. Tulis Draf Surat: Mulai menulis sesuai dengan bagian-bagian surat yang sudah dijelaskan. Gunakan bahasa Indonesia yang baku, sopan, jelas, dan langsung ke intinya. Hindari basa-basi yang terlalu panjang.
  5. Sebutkan Alasan yang Kuat: Jelaskan mengapa kamu membutuhkan Buku KIA via surat ini (hilang, belum punya, program komunitas, dll.). Alasan yang jelas dan masuk akal akan memperlancar proses.
  6. Periksa Kembali: Setelah selesai menulis, baca ulang dengan teliti. Cek ejaan, tata bahasa, kelengkapan informasi (nama, alamat, tanggal lahir, jumlah), dan pastikan tidak ada salah ketik. Pastikan semua bagian surat sudah lengkap.
  7. Lampirkan Dokumen Pendukung: Jika ada, jangan lupa siapkan fotokopi dokumen yang relevan dan sebutkan jumlahnya di bagian lampiran.
  8. Cetak dan Tanda Tangan: Cetak surat di kertas yang bersih. Bubuhkan tanda tangan asli. Jika dari lembaga, bubuhkan stempel resmi.

Tips Agar Permintaanmu Lebih Mudah Disetujui

Menulis surat yang benar itu penting, tapi ada beberapa tips tambahan yang bisa bikin permintaanmu makin lancar:

  • Pastikan Penerima Tepat: Kirim surat ke instansi atau individu yang memang punya kewenangan atau persediaan Buku KIA. Biasanya Puskesmas di wilayah domisilimu atau Dinas Kesehatan setempat.
  • Sebutkan Data Sedetail Mungkin (untuk individu): Kalau bukunya hilang, berikan informasi sebanyak mungkin tentang riwayat pemeriksaan sebelumnya (kalau ingat) atau data diri ibu dan anak agar mereka bisa cek di sistem data mereka.
  • Sampaikan Kebutuhan dengan Jelas (untuk lembaga): Sebutkan berapa banyak buku yang dibutuhkan dan untuk kegiatan apa. Ini membantu mereka merencanakan ketersediaan stok.
  • Bersikap Sopan dan Profesional: Baik surat perorangan maupun lembaga, gunakan bahasa yang santun dan menunjukkan rasa hormat kepada pihak yang dituju.
  • Lampirkan Bukti Pendukung (jika perlu): Misalnya, jika meminta penggantian karena hilang, lampirkan surat keterangan kehilangan dari kepolisian bisa jadi nilai plus (meski tidak selalu wajib untuk Buku KIA, tapi menunjukkan keseriusan). Untuk permintaan kolektif, melampirkan proposal kegiatan sangat disarankan.
  • Cantumkan Kontak yang Aktif: Pastikan nomor telepon atau email yang kamu cantumkan mudah dihubungi,เผื่อ ada pihak penerima surat ingin melakukan konfirmasi atau butuh info tambahan.
  • Antar Langsung Jika Memungkinkan: Mengantar surat langsung ke loket pelayanan atau bagian tata usaha instansi terkait seringkali lebih efektif daripada mengirim via pos. Kamu juga bisa bertanya langsung prosedur selanjutnya.

petugas puskesmas
Image just for illustration

Fakta Menarik Seputar Buku KIA

Selain format surat, yuk kita tambah wawasan tentang pentingnya buku kecil ini:

  • Program Nasional: Buku KIA adalah salah satu instrumen penting dalam program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang dijalankan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Keberadaannya didukung penuh oleh pemerintah.
  • Alat Pantau Tumbuh Kembang: Buku ini didesain khusus untuk memantau pertumbuhan (berat badan, tinggi badan, lingkar kepala) dan perkembangan anak menggunakan kurva pertumbuhan (KMS) yang standar. Ini membantu deteksi dini kalau ada masalah gizi atau tumbuh kembang.
  • Catatan Imunisasi Lengkap: Semua riwayat imunisasi anak tercatat di Buku KIA. Ini krusial untuk memastikan anak mendapatkan semua imunisasi dasar lengkap sesuai jadwal dan terlindungi dari berbagai penyakit menular.
  • Informasi Kesehatan Komprehensif: Tidak hanya untuk anak, Buku KIA juga berisi informasi penting seputar kesehatan ibu, mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, hingga perawatan payudara dan gizi.
  • Digunakan di Seluruh Indonesia: Buku KIA digunakan di seluruh fasilitas kesehatan di Indonesia, dari Posyandu di desa terpencil sampai Puskesmas dan rumah sakit. Formatnya distandarisasi secara nasional.
  • Kolaborasi Berbagai Pihak: Penyusunan dan distribusi Buku KIA seringkali melibatkan kerjasama antara Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan daerah, Puskesmas, Bidan, Posyandu, bahkan organisasi internasional seperti WHO dan UNICEF.

Memiliki dan menggunakan Buku KIA dengan baik adalah hak setiap ibu dan anak, sekaligus kewajiban orang tua untuk memanfaatkannya demi kesehatan keluarga.

Informasi Penting dalam Buku KIA

Apa saja sih detail informasi yang ada di dalam Buku KIA sehingga buku ini sangat berharga? Mari kita lihat beberapa di antaranya:

  • Data Identitas Ibu dan Anak: Nama lengkap, tanggal lahir, alamat, dan data penting lainnya. Ini memastikan catatan kesehatan sesuai dengan individu yang tepat.
  • Catatan Pemeriksaan Kehamilan (ANC): Tanggal periksa, berat badan ibu, tekanan darah, tinggi fundus uteri, denyut jantung janin, dan hasil pemeriksaan lainnya. Ini memantau kesehatan ibu selama hamil dan mendeteksi komplikasi.
  • Catatan Persalinan: Tanggal dan waktu persalinan, jenis persalinan, kondisi ibu dan bayi saat lahir, serta tenaga kesehatan yang menolong.
  • Catatan Pemeriksaan Nifas dan KB: Pemeriksaan setelah melahirkan (nifas) dan informasi serta catatan penggunaan alat kontrasepsi.
  • Catatan Kesehatan Bayi Baru Lahir: Kondisi bayi saat lahir, hasil skrining (jika ada), dan imunisasi dasar yang diberikan segera setelah lahir.
  • Grafik Pertumbuhan (KMS - Kartu Menuju Sehat): Ini adalah bagian paling visual dan krusial. Ada grafik untuk berat badan menurut usia, panjang/tinggi badan menurut usia, dan berat badan menurut panjang/tinggi badan. Pemantauan titik di grafik ini membantu mendeteksi stunting, gizi kurang/buruk, atau gizi lebih.
  • Catatan Imunisasi: Jadwal dan tanggal pemberian semua imunisasi wajib (BCG, DPT-HB-Hib, Polio, Campak, dll.) serta imunisasi tambahan jika ada.
  • Catatan Pemberian Vitamin A dan Obat Cacing: Tanggal pemberian suplemen penting ini.
  • Catatan Pemeriksaan Kesehatan Anak Rutin: Hasil pemeriksaan fisik, perkembangan motorik kasar dan halus, kognitif, serta sosial-emosional anak pada setiap kunjungan.
  • Catatan Sakit atau Masalah Kesehatan Lain: Jika anak sakit atau mengalami masalah kesehatan, tenaga kesehatan akan mencatatnya di sini.
  • Tips Kesehatan: Berbagai informasi dan tips praktis mengenai gizi seimbang, menyusui, stimulasi perkembangan anak, kebersihan diri dan lingkungan, pencegahan penyakit, serta perawatan di rumah saat sakit.

Melihat begitu banyaknya informasi yang tercatat, wajar jika Buku KIA menjadi referensi utama bagi tenaga kesehatan dan orang tua dalam menjaga kesehatan ibu dan anak. Hilangnya buku ini memang bisa jadi masalah, tapi dengan surat permintaan yang tepat, kita bisa mengurus penggantinya.

Apa yang Dilakukan Setelah Mengirim Surat?

Setelah surat permintaan Buku KIA dikirim atau diserahkan, apa yang sebaiknya dilakukan?

  1. Tunggu Respon: Beri waktu bagi pihak penerima untuk memproses suratmu. Lamanya respon bisa bervariasi tergantung kebijakan dan kesibukan instansi terkait.
  2. Follow Up (Jika Perlu): Jika setelah beberapa hari atau minggu belum ada kabar, kamu bisa mencoba menghubungi nomor kontak instansi tersebut (jika ada) untuk menanyakan status suratmu. Sebutkan tanggal pengiriman surat dan perihalnya.
  3. Siapkan Dokumen Tambahan: Mungkin saja pihak penerima surat akan meminta dokumen pendukung lain atau memintamu datang langsung untuk verifikasi data. Siapkan dirimu untuk ini.
  4. Ambil Buku KIA: Jika permohonan disetujui, biasanya kamu akan diinformasikan kapan dan di mana Buku KIA bisa diambil. Pastikan kamu membawa dokumen identitas saat pengambilan.

Alternatif Mendapatkan Buku KIA

Perlu diingat, surat permintaan ini adalah salah satu jalur formal, terutama untuk kasus spesifik seperti hilang, rusak, atau permintaan kolektif. Cara paling umum dan disarankan untuk mendapatkan Buku KIA pertama kali adalah:

  • Saat Pemeriksaan Kehamilan Pertama (ANC): Langsung minta kepada bidan atau dokter di Puskesmas/klinik tempat kamu periksa.
  • Saat Persalinan: Buku KIA biasanya akan diberikan atau diperbarui setelah persalinan di fasilitas kesehatan.
  • Kunjungan ke Posyandu: Di beberapa daerah, Posyandu juga bisa memfasilitasi pemberian Buku KIA, terutama pada kegiatan penimbangan atau pemeriksaan rutin balita.

Jadi, kalau kamu baru hamil atau punya bayi dan belum punya Buku KIA, langkah pertama adalah langsung tanyakan pada tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan terdekat. Surat permintaan lebih ke arah ‘mengurus kembali’ atau ‘meminta dalam jumlah besar’.

posyandu kegiatan
Image just for illustration

Kesalahan Umum Saat Menulis Surat Permintaan

Agar surat permintaanmu berjalan lancar, hindari beberapa kesalahan umum ini:

  • Informasi Tidak Lengkap: Lupa mencantumkan data diri ibu/anak, alamat, atau nomor kontak yang aktif.
  • Alasan Tidak Jelas: Tidak menjelaskan kenapa Buku KIA dibutuhkan (hilang, rusak, belum punya, dll.) atau terlalu bertele-tele.
  • Salah Alamat Tujuan: Mengirim surat ke instansi yang tidak berwenang atau tidak memiliki program pengadaan Buku KIA.
  • Bahasa Tidak Sopan: Menggunakan bahasa yang terlalu santai, menuntut, atau tidak formal untuk surat resmi.
  • Tidak Ada Tanda Tangan: Surat resmi membutuhkan tanda tangan sebagai bukti keabsahan.
  • Tidak Ada Stempel (untuk lembaga): Surat dari lembaga harus ada stempel resmi.

Menghindari kesalahan-kesalahan di atas akan membuat suratmu terlihat profesional dan mempermudah proses permohonan.

Semoga contoh dan panduan di atas bisa membantu kamu yang sedang membutuhkan Buku KIA dan berencana mengajukan permintaan via surat. Ingat, Buku KIA itu aset berharga untuk kesehatan keluargamu!

Punya pengalaman menulis surat permintaan Buku KIA? Atau ada pertanyaan seputar topik ini? Yuk, share di kolom komentar di bawah!

Posting Komentar