Panduan Lengkap: Contoh Surat Dinas CQ & Cara Membuatnya yang Benar

Daftar Isi

Surat dinas atau sering juga disebut surat resmi merupakan alat komunikasi tertulis yang digunakan oleh instansi, lembaga, organisasi, atau perusahaan untuk keperluan kedinasan. Beda dengan surat pribadi, surat dinas punya format dan bahasa yang baku, serta isinya berkaitan dengan tugas, fungsi, atau kegiatan resmi. Tujuannya macam-macam, bisa untuk pemberitahuan, undangan, permohonan, keputusan, instruksi, dan lain sebagainya.

Menggunakan surat dinas menunjukkan profesionalisme dan keabsahan sebuah komunikasi antarlembaga. Setiap detail dalam surat dinas, mulai dari kop surat sampai tembusan, punya makna dan fungsi tersendiri. Keakuratan dan kelengkapan informasi dalam surat dinas sangat penting agar pesan tersampaikan dengan benar dan tujuan komunikasi tercapai.

Contoh Surat Dinas
Image just for illustration

Nah, dalam surat dinas ini seringkali kita menemukan singkatan “Cq.” di bagian alamat penerima. Apa sih sebenarnya “Cq.” itu? Singkatan ini penting banget lho dalam konteks surat dinas, terutama di organisasi yang punya struktur kompleks. Memahami penggunaan “Cq.” ini akan memastikan surat kamu sampai ke tangan yang tepat.

Apa Itu “Cq.” dalam Surat Dinas?

“Cq.” adalah singkatan dari frasa dalam bahasa Latin, casu quo. Dalam konteks bahasa Indonesia, casu quo bisa diartikan sebagai “dalam hal ini” atau “yang bersangkutan”. Jadi, ketika kamu menulis alamat penerima surat dan menambahkan “Cq.”, itu artinya kamu menujukan surat tersebut secara spesifik kepada seseorang atau bagian tertentu yang ada di dalam organisasi yang dituju secara umum.

Contoh gampangnya begini: Kamu mau kirim surat ke sebuah universitas, tapi isinya spesifik soal pendaftaran mahasiswa baru. Kamu bisa menujukan suratnya ke Rektor Universitas (sebagai penerima umum), tapi dengan tambahan Cq. Kepala Bagian Akademik. Ini memastikan surat itu langsung diteruskan dan ditangani oleh bagian yang memang berwenang mengurus pendaftaran mahasiswa baru.

Intinya, “Cq.” digunakan untuk memperjelas dan mempersempit sasaran penerima surat di dalam sebuah institusi atau badan. Ini sangat membantu agar surat tidak nyasar atau terlambat ditangani karena perlu proses birokrasi yang panjang untuk menentukan siapa yang seharusnya menangani surat tersebut. Penggunaan “Cq.” menunjukkan bahwa pengirim surat memahami struktur organisasi penerima dan tahu persis siapa yang harus bertanggung jawab atas isi surat tersebut.

Fungsi Penggunaan “Cq.”

Penggunaan “Cq.” dalam surat dinas punya beberapa fungsi krusial:

1. Memperjelas Target Penerima

Fungsi utama Cq. adalah membuat penerima surat lebih spesifik. Kamu menujukan surat ke institusi secara umum (misalnya, Kepada Yth. Direktur Utama PT Maju Terus), namun Cq. menunjuk orang atau unit yang paling relevan dengan isi surat (misalnya, Cq. Kepala Divisi Pemasaran). Ini menghindari kebingungan di internal organisasi penerima.

2. Mempercepat Penanganan Surat

Dengan adanya Cq., surat bisa langsung diarahkan ke bagian atau orang yang tepat tanpa perlu melalui proses disposisi berjenjang dari pimpinan tertinggi (jika surat hanya ditujukan ke pimpinan tanpa Cq.). Ini sangat efektif untuk surat-surat yang membutuhkan respons cepat atau penanganan oleh unit teknis tertentu. Bayangkan jika surat permohonan data teknis ditujukan hanya ke Direktur, butuh waktu untuk sampai ke bagian teknis yang menyimpan data.

3. Efisiensi Komunikasi

Dalam organisasi besar dengan banyak departemen atau divisi, Cq. membantu efisiensi. Surat yang masuk bisa langsung dikelola oleh unit yang tepat, mengurangi beban kerja pimpinan puncak dalam mendistribusikan surat dan meminimalkan risiko surat tertahan di level yang tidak berwenang menanganinya. Ini juga menunjukkan bahwa pengirim surat profesional dan memahami alur kerja komunikasi yang efektif.

4. Menghindari Salah Penafsiran

Kadang, satu institusi bisa punya beberapa orang atau bagian yang namanya mirip atau punya tanggung jawab yang tumpang tindih. Penggunaan Cq. yang tepat bisa menghindari salah kirim atau salah penafsiran siapa yang sebenarnya diminta untuk menindaklanjuti isi surat. Ini penting untuk surat-surat yang bersifat instruksi atau permohonan yang spesifik.

Secara umum, penggunaan “Cq.” adalah praktik standar dalam korespondensi resmi untuk memastikan bahwa komunikasi berjalan lancar, efisien, dan tepat sasaran di dalam sebuah struktur organisasi yang kompleks. Ini adalah detail kecil namun berdampak besar pada efektivitas penyampaian pesan.

Fungsi CQ Surat Dinas
Image just for illustration

Struktur Surat Dinas dengan Cq.

Surat dinas dengan penggunaan “Cq.” tetap mengikuti struktur umum surat dinas pada umumnya. Penggunaan “Cq.” hanya menambahkan satu elemen di bagian alamat penerima. Berikut adalah struktur umumnya:

  1. Kop Surat (Kepala Surat): Berisi nama lengkap instansi/organisasi, alamat, nomor telepon, email, dan logo. Ini menunjukkan identitas pengirim surat.
  2. Nomor Surat: Kode unik surat keluar yang dikeluarkan oleh instansi pengirim. Biasanya mencakup nomor urut, kode unit kerja, bulan, dan tahun.
  3. Lampiran: Menyebutkan jumlah dokumen lain yang disertakan bersama surat (jika ada). Jika tidak ada, cukup ditulis strip (-) atau dikosongkan.
  4. Perihal: Ringkasan singkat mengenai isi surat. Ini membantu penerima untuk langsung mengetahui tujuan surat.
  5. Tanggal Surat: Tanggal surat tersebut dibuat. Ditulis lengkap dengan nama kota dan tanggal.
  6. Alamat Penerima: Bagian ini adalah tempat penggunaan “Cq.”. Ditulis dengan format:
    Kepada Yth. [Jabatan/Nama Pimpinan Institusi/Nama Institusi Umum]
    Cq. [Jabatan/Nama Orang atau Unit yang Lebih Spesifik]
    Di [Tempat/Kota]
    Pastikan penulisan nama jabatan atau nama orang yang dituju (baik yang umum maupun yang Cq.) sudah benar sesuai dengan struktur organisasi penerima.
  7. Salam Pembuka: Salam hormat yang baku, seperti “Dengan hormat,” atau “Assalamu’alaikum Wr. Wb.” (jika konteksnya memungkinkan).
  8. Isi Surat: Bagian utama surat yang menjelaskan maksud dan tujuan pengiriman surat secara rinci. Dibagi menjadi beberapa paragraf yang logis, dengan panjang 3-5 kalimat per paragraf untuk memudahkan pembacaan. Gunakan bahasa yang lugas, jelas, dan sopan.
  9. Salam Penutup: Salam hormat sebagai penutup surat, misalnya “Hormat kami,” atau “Wassalamu’alaikum Wr. Wb.” (jika relevan).
  10. Nama dan Jabatan Pengirim: Nama terang dan jabatan resmi orang yang menandatangani surat.
  11. Tanda Tangan: Tanda tangan basah dari pengirim surat.
  12. Tembusan (Jika Ada): Daftar pihak-pihak lain yang juga diberikan salinan surat ini untuk diketahui. Ini penting untuk koordinasi atau arsip.

Memahami struktur ini akan membantumu membuat surat dinas yang profesional dan sesuai kaidah, terutama saat menyertakan “Cq.” untuk menargetkan penerima yang spesifik. Setiap bagian punya peran penting dalam menyampaikan pesan secara efektif dan sah.

Contoh Surat Dinas dengan Cq.

Oke, sekarang kita masuk ke bagian yang paling ditunggu, yaitu contoh surat dinas yang menggunakan “Cq.”. Contoh ini akan menggambarkan bagaimana semua elemen yang dijelaskan sebelumnya digabungkan dalam satu surat resmi.

[Kop Surat Instansi Pengirim]
[Nama Instansi/Organisasi Pengirim]
[Alamat Lengkap Instansi]
[Nomor Telepon] | [Email] | [Website]
[Logo Instansi]

Nomor: [Nomor Surat Unik]
Lampiran: 1 (satu) berkas
Perihal: Permohonan Konfirmasi Kehadiran Narasumber

[Tanggal Surat Dibuat], [Tahun]

Kepada Yth.
Rektor
Universitas Unggulan Negeri
Cq. Kepala Bagian Kerjasama
Di Tempat

Dengan hormat,

Sehubungan dengan rencana penyelenggaraan Workshop Nasional tentang “Inovasi Pendidikan Jarak Jauh” yang akan kami selenggarakan pada tanggal [Tanggal Acara], kami bermaksud mengundang salah satu pakar dari institusi Bapak/Ibu untuk menjadi narasumber. Kami mengetahui bahwa Universitas Unggulan Negeri memiliki banyak ahli di bidang ini. Keterlibatan ahli dari institusi Bapak/Ibu sangat kami harapkan untuk memperkaya materi workshop dan memberikan wawasan yang mendalam kepada para peserta.

Adapun nama pakar yang kami usulkan untuk menjadi narasumber adalah Bapak/Ibu [Nama Lengkap Pakar], dengan topik yang relevan dengan keahlian beliau. Rincian lengkap mengenai jadwal, tempat pelaksanaan, serta honorarium narasumber telah kami sertakan dalam lampiran surat ini sebagai bahan pertimbangan Bapak/Ibu. Kami sangat menghargai kesediaan Bapak/Ibu untuk meninjau permohonan ini dan memberikan konfirmasi secepatnya.

Mengingat pentingnya acara ini dan keterbatasan waktu persiapan kami, kami mohon agar konfirmasi kesediaan atau penunjukan perwakilan lain dapat kami terima paling lambat tanggal [Tanggal Batas Konfirmasi]. Konfirmasi dapat disampaikan melalui email atau nomor telepon yang tertera pada kop surat kami. Kami siap berkoordinasi lebih lanjut apabila ada hal-hal yang perlu diklarifikasi atau didiskusikan.

Kami menyampaikan terima kasih atas perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu. Besar harapan kami permohonan ini dapat dikabulkan demi suksesnya Workshop Nasional ini. Semoga kerjasama yang baik antara kedua institusi dapat terus terjalin di masa mendatang.

Hormat kami,

[Tanda Tangan]

[Nama Lengkap Pengirim]
[Jabatan Pengirim]
[Nama Instansi/Organisasi Pengirim]

Tembusan:
1. Arsip


Dalam contoh di atas, surat ditujukan secara umum kepada Rektor Universitas Unggulan Negeri. Namun, penggunaan “Cq. Kepala Bagian Kerjasama” mengindikasikan bahwa surat ini secara operasional ditujukan untuk ditindaklanjuti oleh Kepala Bagian Kerjasama di universitas tersebut, karena perihal surat berkaitan dengan kerjasama institusi (mengundang narasumber). Ini memastikan bahwa surat langsung sampai ke meja Bagian Kerjasama tanpa harus menunggu disposisi dari Rektor, yang mungkin memiliki agenda yang sangat padat.

Format Surat Dinas Resmi
Image just for illustration

Penjelasan Detail dari Contoh Surat Dinas dengan Cq.

Mari kita bedah lebih detail setiap bagian dari contoh surat tadi, khususnya yang berkaitan dengan penggunaan “Cq.”.

  • Kepada Yth. Rektor Universitas Unggulan Negeri: Ini adalah alamat penerima utama. Secara hierarki, Rektor adalah pimpinan tertinggi di universitas tersebut. Menujukan surat kepada Rektor adalah bentuk penghormatan dan pengakuan terhadap posisi beliau. Namun, Rektor biasanya tidak menangani detail operasional dari setiap surat yang masuk.
  • Cq. Kepala Bagian Kerjasama: Nah, inilah peran “Cq.”. Baris ini memberitahu staf di Universitas Unggulan Negeri bahwa meskipun surat dialamatkan kepada Rektor, dalam hal ini (casu quo) surat ini berkaitan dengan urusan yang menjadi tanggung jawab Kepala Bagian Kerjasama. Isi surat tentang “Permohonan Konfirmasi Kehadiran Narasumber” sangat erat kaitannya dengan fungsi Bagian Kerjasama, yang biasanya mengelola undangan eksternal atau kerjasama dengan pihak luar.
  • Manfaat Penggunaan Cq. dalam Contoh: Tanpa “Cq. Kepala Bagian Kerjasama”, surat ini kemungkinan akan diterima oleh sekretariat Rektor, kemudian mungkin didisposisikan ke Wakil Rektor yang relevan (misalnya Bidang Kerjasama atau Akademik), lalu baru didisposisikan lagi ke Kepala Bagian Kerjasama. Proses ini bisa memakan waktu berhari-hari. Dengan adanya “Cq.”, sekretariat Rektor bisa langsung meneruskan surat ini ke Kepala Bagian Kerjasama sesegera mungkin, mempercepat proses penanganan.

Penggunaan “Cq.” menunjukkan bahwa pengirim surat tidak hanya tahu siapa pimpinan di institusi tersebut (Rektor), tetapi juga tahu siapa atau bagian mana yang secara spesifik berwenang menangani urusan yang dimaksud dalam surat (Kepala Bagian Kerjasama). Ini adalah tanda bahwa pengirim surat telah melakukan riset atau memiliki pemahaman yang baik tentang struktur organisasi penerima, yang merupakan nilai tambah dalam komunikasi resmi.

Selain itu, penggunaan “Cq.” juga memberikan legitimasi kepada Kepala Bagian Kerjasama untuk segera mengambil tindakan terkait surat tersebut tanpa perlu menunggu mandat tambahan dari Rektor, karena Rektor (melalui alamat utama) sudah “mengetahui” adanya surat tersebut. Tentu saja, internal organisasi penerima tetap memiliki prosedur operasional standar (SOP) mereka sendiri dalam memproses surat yang masuk, termasuk yang menggunakan “Cq.”.

Tips Menulis Surat Dinas dengan Cq.

Menulis surat dinas yang efektif, apalagi dengan menggunakan “Cq.”, butuh perhatian pada beberapa detail penting. Berikut beberapa tips yang bisa kamu terapkan:

  1. Pastikan Alamat Penerima Tepat: Verifikasi nama institusi dan terutama nama jabatan dari orang atau bagian yang dituju, baik yang umum maupun yang menggunakan “Cq.”. Kesalahan penulisan nama atau jabatan bisa membuat surat salah kirim atau terlambat ditindaklanjuti.
  2. Gunakan Bahasa Baku dan Formal: Surat dinas memerlukan bahasa yang resmi, lugas, jelas, dan sopan. Hindari penggunaan bahasa gaul, singkatan yang tidak baku, atau kalimat yang terlalu panjang dan berbelit-belit.
  3. Perhatikan Format Surat: Ikuti standar format surat dinas yang berlaku, termasuk penempatan kop surat, nomor surat, tanggal, lampiran, perihal, alamat, isi, penutup, dan tanda tangan. Konsistensi format menunjukkan profesionalisme.
  4. Isi Surat Jelas dan Ringkas: Sampaikan maksud dan tujuan surat secara langsung dan tidak bertele-tele. Setiap paragraf sebaiknya hanya membahas satu gagasan utama. Ingat, panjang paragraf idealnya 3-5 kalimat.
  5. Gunakan Cq. Hanya Jika Perlu: Jangan gunakan “Cq.” pada setiap surat dinas. Gunakan hanya jika surat tersebut ditujukan ke institusi secara umum, tetapi penanganan operasionalnya perlu diarahkan ke orang atau unit yang lebih spesifik di dalam institusi tersebut. Jika surat memang hanya untuk pimpinan tertinggi dan tidak perlu penanganan spesifik oleh unit di bawahnya, cukup alamatkan ke pimpinan tersebut.
  6. Cek Kembali Sebelum Dikirim: Lakukan proofreading atau pengecekan ulang terhadap seluruh isi surat, termasuk penulisan nama, jabatan, tanggal, nomor, dan ejaan/tanda baca. Kesalahan kecil bisa mengurangi kredibilitas suratmu.
  7. Perhatikan Tembusan (Jika Ada): Jika surat perlu diketahui oleh pihak lain di luar penerima utama dan penerima Cq., cantumkan mereka di bagian tembusan. Ini penting untuk keperluan koordinasi dan arsip.

Dengan memperhatikan tips-tips ini, kamu bisa memastikan surat dinas yang kamu buat, termasuk yang menggunakan “Cq.”, tidak hanya profesional tetapi juga efektif dalam mencapai tujuannya. Penggunaan “Cq.” yang tepat adalah salah satu indikator bahwa kamu memahami praktik komunikasi resmi yang baik.

Kapan Sebaiknya Menggunakan “Cq.”?

Pemahaman yang baik tentang kapan harus menggunakan “Cq.” akan membuat surat dinas kamu lebih efektif. Berikut adalah beberapa situasi di mana penggunaan “Cq.” sangat disarankan:

  • Ketika Surat Ditujukan kepada Pimpinan Tertinggi tetapi Isi Surat Berurusan dengan Unit Teknis/Operasional: Misalnya, surat permohonan izin kegiatan yang ditujukan kepada Direktur, tetapi pelaksana teknisnya adalah Kepala Bagian Umum. Alamatnya bisa: Kepada Yth. Direktur [Nama Perusahaan] Cq. Kepala Bagian Umum.
  • Ketika Surat Ditujukan kepada Institusi Secara Umum, tetapi Membutuhkan Penanganan oleh Departemen/Divisi Khusus: Contoh seperti yang sudah dibahas, surat ke universitas tentang pendaftaran mahasiswa baru, ditujukan ke Rektor Cq. Kepala Bagian Akademik. Atau surat ke perusahaan tentang tagihan pembelian, ditujukan ke Direktur Cq. Kepala Bagian Keuangan.
  • Untuk Mempercepat Proses Internal Penerima: Seperti fungsi yang sudah dijelaskan, “Cq.” membantu surat langsung sampai ke orang yang akan menindaklanjuti, memotong birokrasi disposisi berjenjang. Ini penting untuk surat yang urgent atau membutuhkan respons cepat.
  • Saat Mengirim Surat ke Organisasi Besar/Kompleks: Di organisasi dengan banyak lapisan hierarki dan unit kerja, “Cq.” menjadi sangat penting untuk memastikan surat tidak tersesat atau butuh waktu lama untuk menemukan pemilik masalahnya.
  • Untuk Menghindari Salah Penafsiran Tanggung Jawab: Jika ada beberapa unit yang mungkin terlihat bertanggung jawab atas suatu hal, Cq. memperjelas siapa yang sebenarnya diharapkan untuk menangani surat tersebut.

Sebaliknya, tidak perlu menggunakan “Cq.” jika surat memang hanya ditujukan kepada pimpinan tertinggi dan tidak ada unit spesifik di bawahnya yang bertanggung jawab secara langsung atas isi surat. Atau jika surat ditujukan langsung ke departemen atau bagian tertentu, alamat penerimanya cukup nama departemen/bagian tersebut tanpa perlu “Cq.”.

Memilih untuk menggunakan “Cq.” menunjukkan bahwa kamu telah mempertimbangkan struktur organisasi penerima dan ingin memastikan suratmu diproses seefisien mungkin oleh pihak yang paling tepat.

Perbedaan Cq. dengan u.p.

Terkadang, di surat dinas kamu juga akan menemukan singkatan lain di bagian alamat penerima, yaitu “u.p.” yang merupakan singkatan dari “untuk perhatian”. Sekilas, fungsinya mirip dengan “Cq.” karena sama-sama menunjuk ke orang atau bagian yang lebih spesifik. Namun, ada sedikit perbedaan konteks penggunaannya.

  • Cq. (Casu Quo - Dalam Hal Ini): Biasanya digunakan ketika surat secara hierarkis ditujukan kepada pimpinan tertinggi atau institusi secara umum, tetapi operasional penanganannya diarahkan kepada bawahan atau unit yang lebih spesifik karena isi surat memang menjadi tanggung jawab mereka. Cq. menekankan bahwa kasus atau perihal surat ini berkaitan dengan orang/unit yang dicq-kan.
  • u.p. (Untuk Perhatian): Lebih sering digunakan ketika surat ditujukan langsung kepada orang atau bagian tertentu (tanpa melalui pimpinan tertinggi secara hierarkis), tetapi butuh perhatian khusus dari orang/bagian tersebut. Atau bisa juga digunakan ketika surat ditujukan ke sebuah alamat perusahaan, tapi isinya spesifik untuk perhatian seseorang di perusahaan tersebut. Contoh: Kepada Yth. HRD PT Sejahtera Bersama u.p. Bapak/Ibu [Nama Karyawan]. Atau Kepada Yth. Direktur PT Karya Mandiri u.p. Kepala Bagian Personalia (bisa mirip Cq, tapi u.p. lebih ke “untuk diketahui dan ditindaklanjuti oleh…”).

Perbedaan ini memang tipis dan kadang penggunaannya bisa tumpang tindih tergantung kebiasaan masing-masing instansi. Namun, secara tradisional, “Cq.” lebih kuat menunjukkan dalam hal apa surat ini ditujukan kepada pihak spesifik, sementara “u.p.” lebih ke meminta perhatian dari pihak spesifik tersebut. Dalam praktiknya, terutama di Indonesia, kedua singkatan ini sering digunakan dengan maksud yang serupa: mengarahkan surat ke pihak yang berwenang menindaklanjuti. Namun, untuk korespondensi yang sangat formal dan kaku, sebaiknya pahami perbedaan nuansanya atau ikuti panduan internal instansi kamu.

Perbedaan CQ UP
Image just for illustration

Mengapa Detil Kecil Seperti CQ Penting?

Mungkin terlihat sepele, hanya singkatan dua huruf, tapi penggunaan “Cq.” yang tepat dalam surat dinas mencerminkan beberapa hal penting:

  • Profesionalisme Pengirim: Ini menunjukkan bahwa pengirim surat tidak asal kirim, tetapi memahami struktur organisasi penerima dan alur kerja mereka. Ini memberikan kesan profesional dan serius.
  • Menghargai Waktu Penerima: Dengan mengarahkan surat langsung ke unit yang tepat, kamu membantu efisiensi kerja di pihak penerima, menghindari mereka harus “melempar” surat ke sana kemari. Ini adalah bentuk penghargaan terhadap waktu mereka.
  • Kejelasan Komunikasi: Detail “Cq.” menghilangkan ambiguitas siapa yang seharusnya bertanggung jawab atas isi surat. Ini krusial untuk surat-surat yang membutuhkan tindakan spesifik.
  • Meminimalkan Risiko Kesalahan: Surat yang “nyasar” atau ditangani oleh pihak yang salah bisa berakibat fatal, mulai dari keterlambatan respons hingga kerugian materiil atau non-materiil. Penggunaan Cq. mengurangi risiko ini.

Di dunia kerja, terutama dalam korespondensi antar-instansi atau perusahaan besar, perhatian terhadap detail seperti penggunaan “Cq.”, format surat, dan bahasa baku adalah kunci. Itu bukan hanya soal formalitas, tapi soal efektivitas dan etika komunikasi.

Kesimpulan

Surat dinas adalah tulang punggung komunikasi resmi antarlembaga. Memahaminya dengan baik, termasuk detail seperti penggunaan “Cq.”, sangat penting bagi siapa pun yang terlibat dalam administrasi atau korespondensi di lingkungan profesional. “Cq.”, singkatan dari casu quo, berfungsi untuk menunjuk secara spesifik siapa atau bagian mana di dalam organisasi penerima yang seharusnya menindaklanjuti isi surat, meskipun surat tersebut secara hierarkis dialamatkan kepada pimpinan tertinggi atau institusi secara umum.

Penggunaan “Cq.” membantu memperjelas target penerima, mempercepat penanganan surat, meningkatkan efisiensi komunikasi, dan menghindari salah penafsiran. Meskipun mirip dengan “u.p.” (untuk perhatian), “Cq.” punya nuansa yang sedikit berbeda dan lebih menekankan pada kasus atau perihal spesifik yang ditangani oleh pihak yang dicq-kan. Menguasai penulisan surat dinas dengan detail-detail ini akan membuatmu tampak profesional dan memastikan pesanmu tersampaikan dengan efektif.

Semoga penjelasan dan contoh ini membantumu memahami penggunaan “Cq.” dalam surat dinas ya! Kalau ada pertanyaan atau pengalaman menarik terkait penggunaan “Cq.” di lingkungan kerjamu, jangan ragu bagikan di kolom komentar di bawah!

Posting Komentar