Mau Renovasi Rumah? Panduan Lengkap & Contoh Surat Izin Renovasi yang Gampang!
Renovasi rumah adalah impian banyak orang untuk membuat hunian jadi lebih nyaman dan sesuai keinginan. Namun, sebelum mulai membongkar atau membangun, ada satu hal penting yang sering terlewat, yaitu mengurus izin renovasi. Izin ini bukan sekadar formalitas, lho, tapi punya peran krusial dalam memastikan keamanan, ketertiban, dan legalitas proses renovasi Anda. Di Indonesia, izin ini dulunya dikenal dengan Izin Mendirikan Bangunan (IMB), tapi kini sudah berubah menjadi Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) sesuai Undang-Undang Cipta Kerja.
Kenapa Harus Ada Izin Renovasi Rumah?¶
Mengurus izin renovasi rumah, atau sekarang disebut PBG (Persetujuan Bangunan Gedung), adalah langkah wajib yang sering diabaikan. Padahal, memiliki PBG untuk renovasi bukan cuma soal kepatuhan terhadap peraturan pemerintah daerah, tapi juga melindungi Anda sebagai pemilik rumah. Izin ini memastikan bahwa rencana renovasi Anda sudah memenuhi standar keselamatan bangunan, tata ruang, dan lingkungan. Bayangkan jika renovasi Anda ternyata mengganggu struktur bangunan tetangga atau melanggar aturan ketinggian, ini bisa menimbulkan masalah besar di kemudian hari.
Pentingnya Legalitas dalam Renovasi¶
Renovasi yang berizin memberikan kepastian hukum atas perubahan yang Anda lakukan pada properti Anda. Jika suatu saat Anda berencana menjual rumah, adanya PBG renovasi akan sangat memudahkan prosesnya karena semua perubahan tercatat legal di dokumen properti. Selain itu, jika terjadi hal yang tidak diinginkan seperti bencana alam yang merusak rumah, proses klaim asuransi bisa jadi lebih lancar jika renovasi Anda terdokumentasi dengan baik melalui PBG. Pemerintah daerah juga bisa memantau kesesuaian pembangunan dengan tata ruang kota, memastikan lingkungan tempat tinggal Anda tetap teratur.
Mengenal PBG Pengganti IMB¶
Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan aturan turunannya, sistem perizinan bangunan di Indonesia mengalami perubahan signifikan. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang selama ini kita kenal, kini digantikan oleh Persetujuan Bangunan Gedung (PBG). Perubahan ini bertujuan untuk menyederhanakan proses perizinan dan meningkatkan kemudahan berusaha. PBG tidak lagi menjadi “izin” dalam artian harus menunggu persetujuan penuh sebelum membangun, melainkan lebih ke arah “persetujuan” yang diterbitkan setelah rencana teknis bangunan memenuhi standar yang berlaku, seringkali prosesnya bisa paralel dengan persiapan pembangunan.
Image just for illustration
Fakta menariknya, transisi dari IMB ke PBG ini masih dalam tahap sosialisasi dan penyesuaian di berbagai daerah. Proses dan persyaratan detail bisa sedikit berbeda antarwilayah, jadi selalu penting untuk memeriksa aturan terbaru di pemerintah kota atau kabupaten setempat. Perubahan nama ini juga mencerminkan pergeseran fokus, dari sekadar izin membangun menjadi persetujuan atas kesesuaian rencana teknis bangunan dengan standar teknis dan peraturan perundang-undangan. Jadi, PBG adalah penegasan bahwa desain dan rencana konstruksi Anda sudah memenuhi standar keamanan, keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan.
Kapan Renovasi Membutuhkan Izin (PBG)?¶
Tidak semua jenis renovasi rumah memerlukan pengurusan PBG. Ada batasan antara renovasi skala ringan dan skala berat. Mengetahui kapan izin diperlukan akan menghemat waktu dan tenaga Anda. Secara umum, renovasi yang memerlukan PBG adalah yang melibatkan perubahan struktur bangunan, penambahan luas bangunan, perubahan fungsi bangunan, atau perubahan signifikan pada tampak bangunan.
Batasan Renovasi Ringan vs. Berat¶
Renovasi ringan biasanya meliputi pekerjaan seperti pengecatan ulang dinding, penggantian keramik lantai atau dinding, perbaikan atap tanpa mengubah struktur rangka, pemasangan plafon, atau penggantian kusen jendela dan pintu pada ukuran yang sama. Pekerjaan-pekerjaan ini umumnya tidak memerlukan PBG karena tidak mengubah kekuatan struktur utama bangunan dan tidak menambah luas bangunan secara signifikan. Anda bisa langsung melakukan renovasi ini tanpa perlu pusing mengurus izin formal.
Sebaliknya, renovasi berat adalah yang akan mengubah kondisi eksisting bangunan secara fundamental. Contohnya termasuk pembongkaran dinding struktural, penambahan lantai bangunan, pembuatan ruangan baru dengan menambah luasan, perubahan ketinggian bangunan, atau perubahan besar pada fasad yang mengubah tampilan muka rumah secara drastis. Termasuk juga perubahan fungsi sebagian atau seluruh bangunan, misalnya dari rumah tinggal menjadi tempat usaha. Untuk jenis renovasi berat ini, pengurusan PBG adalah wajib.
Contoh Kasus yang Perlu PBG¶
Misalnya, Anda ingin membangun garasi tambahan di samping rumah yang akan menambah luas bangunan Anda. Ini jelas memerlukan PBG. Atau Anda berencana membongkar sebagian dinding ruang tengah untuk menyatukan ruang tamu dan ruang keluarga, di mana dinding tersebut ternyata adalah dinding struktural yang menopang lantai atas. Ini juga memerlukan PBG karena menyangkut perubahan struktur. Contoh lain adalah meninggikan pagar depan, jika ketinggian baru melebihi batas maksimum yang ditetapkan peraturan setempat, itu bisa masuk kategori yang memerlukan PBG.
Jika Anda ragu apakah renovasi yang akan dilakukan termasuk ringan atau berat, lebih baik berkonsultasi dengan dinas terkait di pemerintah daerah atau profesional (arsitek/kontraktor) yang berpengalaman mengurus PBG. Lebih baik mengurus izin di awal daripada bermasalah di kemudian hari karena dianggap melanggar aturan. Proses pengurusan PBG ini sebenarnya adalah bagian dari perencanaan yang baik untuk renovasi Anda.
Dokumen Wajib untuk Mengurus PBG Renovasi¶
Mengurus PBG, termasuk untuk renovasi, membutuhkan kelengkapan dokumen. Persyaratan ini penting agar pemerintah daerah bisa menilai kelayakan dan keamanan rencana renovasi Anda. Dokumen-dokumen ini umumnya terbagi menjadi persyaratan administrasi dan persyaratan teknis. Persiapan dokumen ini adalah langkah pertama yang paling penting sebelum Anda mulai mengisi formulir permohonan atau membuat surat permohonan.
Persyaratan Umum (Administrasi)¶
Persyaratan administrasi biasanya berkaitan dengan data diri pemohon dan legalitas properti. Anda akan diminta menyiapkan fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemohon, bukti kepemilikan tanah seperti fotokopi Sertifikat Hak Milik (SHM) atau Hak Guna Bangunan (HGB) yang sudah dilegalisir, dan fotokopi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tahun terakhir yang lunas. Kadang, jika pemohon bukan pemilik langsung, diperlukan surat kuasa dari pemilik yang sah. Surat pernyataan tidak keberatan dari tetangga sekitar mungkin juga diperlukan untuk renovasi yang signifikan.
Persyaratan Teknis¶
Ini adalah bagian krusial yang berkaitan dengan rencana teknis renovasi Anda. Dokumen teknis meliputi gambar arsitektur yang jelas (denah, tampak, potongan), gambar struktural jika ada perubahan struktur (rencana pondasi, kolom, balok), dan gambar MEP (Mekanikal, Elektrikal, Plumbing) jika renovasi melibatkan perubahan instalasi tersebut secara signifikan. Rencana Anggaran Biaya (RAB) renovasi juga sering diminta sebagai bagian dari dokumen teknis. Dokumen-dokumen teknis ini sebaiknya dibuat oleh tenaga ahli bersertifikat seperti arsitek atau insinyur sipil, terutama untuk renovasi skala berat. Mereka akan memastikan gambar rencana sudah sesuai dengan standar keselamatan dan peraturan bangunan yang berlaku.
Melengkapi semua dokumen ini dengan benar dan akurat akan sangat mempercepat proses pengurusan PBG Anda. Kurangnya satu dokumen saja bisa membuat permohonan Anda ditolak atau tertunda. Jadi, pastikan Anda mendapatkan daftar persyaratan terbaru dari dinas terkait di daerah Anda dan siapkan semuanya dengan teliti sebelum mengajukan permohonan.
Struktur dan Contoh Surat Permohonan PBG Renovasi Rumah¶
Meskipun proses pengajuan PBG kini banyak dilakukan secara online melalui sistem terpadu, format surat permohonan tertulis kadang masih diminta sebagai lampiran atau sebagai dasar pengajuan di sistem. Surat ini berfungsi sebagai pengantar resmi permohonan Anda kepada dinas terkait. Strukturnya mirip dengan surat formal pada umumnya.
Bagian-bagian Surat Permohonan¶
Sebuah surat permohonan izin renovasi rumah (PBG) umumnya mencakup beberapa bagian utama:
- Kop Surat (Jika Ada): Jika permohonan diajukan oleh badan usaha/kontraktor atas nama pemilik, bisa menggunakan kop surat perusahaan. Untuk perorangan, tidak wajib.
- Nomor Surat: Kode unik surat untuk administrasi.
- Lampiran: Menyebutkan jumlah dokumen yang dilampirkan.
- Perihal: Menjelaskan tujuan surat, yaitu “Permohonan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) Renovasi Rumah Tinggal”.
- Tanggal Surat: Tanggal surat dibuat.
- Pihak yang Dituju: Dinas atau instansi yang berwenang menerbitkan PBG di wilayah properti berada (misalnya, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) atau Kepala Dinas Pekerjaan Umum setempat).
- Identitas Pemohon: Nama lengkap, alamat, pekerjaan, nomor telepon, dan detail identitas lain pemohon.
- Data Properti: Alamat lengkap lokasi renovasi, nomor Persil/Blok, status kepemilikan tanah (SHM/HGB), Luas Tanah, Luas Bangunan eksisting.
- Rencana Renovasi: Menjelaskan secara singkat jenis renovasi yang akan dilakukan (misal: Penambahan 1 kamar tidur, perubahan fasad depan, pembangunan garasi). Menyebutkan perkiraan luas bangunan yang ditambahkan/diubah.
- Daftar Lampiran: Menyebutkan satu per satu dokumen yang dilampirkan sebagai pendukung permohonan (misalnya: fotokopi KTP, SHM, PBB, Gambar Teknis, dll.).
- Pernyataan: Menyatakan bahwa semua data yang diberikan adalah benar dan bersedia memenuhi semua ketentuan yang berlaku.
- Penutup: Ucapan terima kasih.
- Hormat Saya: Penutup surat.
- Tanda Tangan dan Nama Lengkap Pemohon: Bukti keabsahan permohonan.
Contoh Format Surat Permohonan Izin Renovasi Rumah¶
Berikut adalah contoh format surat permohonan yang bisa Anda sesuaikan dengan kebutuhan Anda.
[Kop Surat - Jika ada]
Nomor : [Nomor Surat Anda]
Lampiran : [Jumlah dokumen dilampirkan] berkas
Perihal : Permohonan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) Renovasi Rumah Tinggal
Kepada Yth.
Kepala Dinas [Nama Dinas yang Berwenang, cth: DPMPTSP / Dinas PUPR]
[Nama Kabupaten/Kota]
di –
[Tempat]
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : [Nama Lengkap Pemohon]
NIK : [Nomor Induk Kependudukan]
Alamat : [Alamat Lengkap Pemohon]
Pekerjaan : [Pekerjaan Pemohon]
Nomor Telepon : [Nomor Telepon yang bisa dihubungi]
Selaku pemilik sah dari bangunan rumah tinggal yang terletak di:
Alamat Lokasi Renovasi : [Alamat Lengkap Properti yang akan direnovasi]
Nomor Persil/Blok : [Jika ada]
Status Kepemilikan Tanah : [SHM / HGB No. .... An. ....]
Luas Tanah : [Luas Tanah] m2
Luas Bangunan Eksisting : [Luas Bangunan Sebelumnya] m2
Dengan ini mengajukan permohonan untuk mendapatkan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) untuk melakukan renovasi pada bangunan rumah tinggal tersebut di atas.
Adapun rencana renovasi yang akan kami lakukan adalah:
- [Jelaskan singkat jenis renovasi, cth: Penambahan 1 (satu) kamar tidur di lantai 2]
- [Jelaskan singkat perubahan lain, cth: Pembongkaran dinding non-struktural ruang keluarga untuk open plan]
- [Jelaskan singkat perubahan lain, cth: Pembangunan garasi tertutup di depan rumah]
- Perkiraan Luas Bangunan Tambahan/Renovasi : [Perkiraan Luas Tambahan/Total Renovasi] m2
Sebagai kelengkapan permohonan ini, bersama surat ini kami lampirkan dokumen-dokumen sebagai berikut:
- Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Pemohon yang masih berlaku.
- Fotokopi Sertifikat Hak Milik (SHM) / Hak Guna Bangunan (HGB) atas nama Pemohon yang telah dilegalisir.
- Fotokopi bukti pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tahun terakhir.
- Gambar Teknis Arsitektur (Denah, Tampak, Potongan).
- Gambar Teknis Struktur (jika renovasi mengubah struktur).
- Gambar Teknis MEP (jika renovasi mengubah instalasi).
- Rencana Anggaran Biaya (RAB) renovasi (jika disyaratkan).
- Surat Pernyataan Kebenaran Data dan Keabsahan Dokumen.
- [Lampiran lain yang disyaratkan oleh pemerintah daerah setempat, cth: Surat persetujuan tetangga jika diperlukan]
Dengan ini kami menyatakan bahwa semua data dan dokumen yang kami berikan adalah benar dan sah. Kami juga menyatakan kesediaan untuk memenuhi semua ketentuan dan persyaratan yang berlaku terkait pelaksanaan renovasi ini.
Demikian surat permohonan ini kami buat. Atas perhatian dan persetujuan Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
[Kota], [Tanggal]
[Materai Rp 10.000,-]
[Tanda Tangan Pemohon]
[Nama Lengkap Pemohon]
Image just for illustration
Surat permohonan ini adalah kerangka dasar. Penting untuk selalu memeriksa format dan persyaratan spesifik yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah tempat properti Anda berada, karena ada kemungkinan ada formulir standar atau format khusus yang harus digunakan.
Proses Pengajuan PBG Secara Online Melalui SIMBG¶
Pemerintah telah menyediakan Sistem Informasi Manajemen Bangunan Gedung (SIMBG) untuk mempermudah proses pengurusan PBG, termasuk untuk renovasi. SIMBG adalah platform daring yang mengintegrasikan berbagai proses perizinan dan persetujuan terkait bangunan gedung. Ini adalah langkah besar untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam pelayanan publik.
Langkah-langkah Pengajuan di SIMBG¶
Proses pengajuan PBG melalui SIMBG umumnya dimulai dengan pembuatan akun bagi pemohon di situs web SIMBG nasional atau regional (jika ada). Setelah memiliki akun, pemohon bisa membuat permohonan baru, memilih jenis permohonan (misalnya, PBG untuk fungsi hunian, jenis permohonan: renovasi). Kemudian, pemohon harus mengisi data-data yang diminta secara lengkap pada formulir elektronik yang tersedia di SIMBG.
Langkah selanjutnya adalah mengunggah semua dokumen persyaratan, baik administrasi maupun teknis, dalam format digital (biasanya PDF atau JPG). Sistem SIMBG akan melakukan validasi awal terhadap kelengkapan dokumen yang diunggah. Setelah dokumen lengkap, permohonan akan diteruskan ke dinas terkait untuk proses verifikasi teknis dan peninjauan lebih lanjut oleh tim ahli (Tim Profesi Ahli/TPA). Jika ada kekurangan atau perbaikan yang diperlukan, pemohon akan diberi notifikasi melalui SIMBG. Setelah semua persyaratan terpenuhi dan rencana teknis disetujui, PBG akan diterbitkan secara elektronik melalui SIMBG.
Kelebihan Sistem Online¶
Menggunakan SIMBG menawarkan beberapa kelebihan signifikan. Pertama, prosesnya menjadi lebih transparan karena pemohon bisa memantau status permohonannya secara real-time melalui akun pribadi di SIMBG. Kedua, mengurangi potensi praktik korupsi karena interaksi langsung antara pemohon dan petugas bisa diminimalisir. Ketiga, efisiensi waktu dan biaya karena pemohon tidak perlu datang berulang kali ke kantor dinas, semua bisa dilakukan dari mana saja asalkan terhubung internet. SIMBG juga membantu mendokumentasikan semua proses dan data terkait bangunan secara terpusat, memudahkan pemerintah daerah dalam melakukan pengawasan.
Meskipun sistem online sudah tersedia, tidak ada salahnya jika Anda juga memahami alur manual dan persyaratan dokumen fisiknya. Terkadang, untuk kasus tertentu atau jika ada kendala teknis di SIMBG, pendekatan kombinasi mungkin diperlukan. Pastikan Anda mendapatkan informasi terbaru mengenai penggunaan SIMBG di daerah Anda.
Sanksi Jika Renovasi Tanpa PBG¶
Melakukan renovasi berat tanpa mengantongi PBG bukanlah pilihan yang bijak dan berisiko tinggi. Pemerintah daerah memiliki wewenang untuk menindak bangunan atau renovasi yang tidak memiliki izin sesuai peraturan yang berlaku. Sanksi yang diberikan bisa bervariasi, mulai dari teguran lisan, peringatan tertulis, denda administratif, hingga perintah pembongkaran bangunan yang melanggar.
Konsekuensi Hukum dan Bangunan¶
Jika renovasi Anda terbukti tidak berizin, pihak berwenang bisa mengeluarkan surat peringatan untuk menghentikan pekerjaan. Jika peringatan ini diabaikan, denda administratif dapat dikenakan. Besaran denda ini bervariasi tergantung peraturan daerah setempat dan tingkat pelanggarannya. Denda ini bisa saja cukup besar dan memberatkan. Dalam kasus yang paling serius, terutama jika renovasi Anda membahayakan keselamatan publik atau melanggar tata ruang secara fundamental, pemerintah daerah berhak mengeluarkan perintah pembongkaran atas bagian bangunan yang direnovasi secara ilegal.
Selain sanksi dari pemerintah, renovasi tanpa izin juga bisa menimbulkan masalah dengan tetangga, terutama jika renovasi tersebut menimbulkan kebisingan berlebihan, mengganggu saluran air, atau bahkan merusak struktur bangunan tetangga. Masalah ini bisa berujung pada tuntutan hukum perdata yang tentu saja merepotkan dan menguras biaya. Penting diingat, legalitas bangunan Anda akan dipertanyakan jika suatu saat Anda berencana menjual, menggadaikan, atau mewariskan properti tersebut.
Fakta Menarik Seputar Izin Bangunan¶
Tahukah Anda bahwa konsep perizinan bangunan sudah ada sejak zaman Belanda di Indonesia? Dulu namanya Bouwvergunning. Peraturan ini terus berkembang seiring waktu dan kebutuhan penataan ruang kota. Pergantian dari IMB ke PBG adalah salah satu evolusi terbaru dalam upaya pemerintah untuk menyesuaikan regulasi dengan perkembangan zaman dan teknologi, serta mendorong sektor konstruksi yang lebih teratur dan aman. Di banyak negara lain, sistem perizinan bangunan juga sangat ketat demi menjamin keselamatan publik dan kualitas konstruksi. Mengurus izin bukan hanya soal birokrasi, tapi investasi jangka panjang untuk ketenangan dan keamanan hunian Anda.
Tips Mengurus PBG Renovasi Agar Cepat Cair¶
Mengurus izin memang terkadang terasa rumit dan memakan waktu, tapi dengan persiapan yang matang dan pemahaman prosesnya, Anda bisa mempercepat pengurusan PBG renovasi. Jangan anggap remeh setiap detail persyaratan yang ada.
Persiapan Dokumen¶
Kunci utama kelancaran proses PBG adalah kelengkapan dan keakuratan dokumen. Sebelum mengajukan permohonan melalui SIMBG atau secara manual, periksa kembali semua dokumen yang disyaratkan. Pastikan fotokopi KTP, SHM/HGB, dan PBB jelas dan sah. Untuk gambar teknis, pastikan digambar sesuai standar teknis dan mencantumkan informasi yang lengkap seperti dimensi, material, dan detail struktur jika ada. Jika gambar teknis dibuat oleh profesional, mintalah mereka untuk mengecek ulang sebelum diserahkan. Dokumen yang tidak lengkap atau salah bisa menjadi penyebab utama permohonan Anda tertunda atau ditolak.
Komunikasi dengan Pihak Berwenang¶
Jangan ragu untuk bertanya kepada petugas di dinas terkait jika ada hal yang kurang jelas mengenai persyaratan atau proses pengajuan PBG. Mereka biasanya memiliki bagian pelayanan yang siap memberikan informasi. Membangun komunikasi yang baik dan proaktif juga bisa membantu jika ada kendala minor dalam proses verifikasi. Tunjukkan bahwa Anda serius dan kooperatif dalam mengurus izin sesuai prosedur.
Menggunakan Jasa Profesional (Opsional)¶
Jika Anda merasa kesulitan dalam menyiapkan dokumen teknis atau tidak memiliki waktu luang untuk mengurus sendiri, menggunakan jasa arsitek, konsultan perizinan, atau kontraktor yang berpengalaman dalam mengurus PBG bisa menjadi pilihan. Mereka biasanya sudah paham betul alur dan persyaratan di daerah setempat. Tentu saja, ada biaya tambahan untuk jasa ini, tapi bisa sangat membantu dalam memastikan permohonan Anda berjalan lancar dan tepat waktu. Pastikan Anda memilih penyedia jasa yang terpercaya dan memiliki rekam jejak yang baik.
Studi Kasus dan Hal Penting Lainnya¶
Ada beberapa skenario renovasi yang mungkin memiliki kekhususan tersendiri dalam pengurusan PBG.
Renovasi di Perumahan/Cluster¶
Jika rumah Anda berada di dalam kompleks perumahan atau cluster yang dikelola oleh developer, ada kemungkinan Anda juga perlu mendapatkan persetujuan dari pihak developer atau pengelola lingkungan sebelum mengajukan PBG ke pemerintah daerah. Aturan internal di dalam kompleks biasanya mengatur hal-hal seperti fasad bangunan, ketinggian, atau bahkan warna cat demi menjaga keseragaman lingkungan. Persetujuan dari developer ini mungkin akan diminta sebagai salah satu syarat lampiran saat pengurusan PBG.
Dampak ke Struktur Bangunan Lain¶
Renovasi yang melibatkan perubahan struktur (seperti penambahan lantai atau pembongkaran dinding struktural) sangat penting untuk diperhitungkan dampaknya terhadap kekuatan dan stabilitas bangunan secara keseluruhan, bahkan bangunan tetangga jika dindingnya menempel. Inilah mengapa gambar teknis struktural yang dibuat oleh insinyur sipil bersertifikat sangat krusial dalam pengajuan PBG jenis ini. Pemerintah daerah akan meninjau aspek keselamatan struktural ini dengan sangat serius untuk mencegah risiko keruntuhan atau kerusakan di masa depan. Jangan pernah meremehkan perhitungan struktural demi keselamatan Anda dan lingkungan sekitar.
Mengurus PBG renovasi memang butuh usaha, tapi ini adalah investasi penting demi ketenangan dan legalitas hunian Anda di masa depan. Mulailah dengan memahami aturan di daerah Anda dan siapkan semua persyaratan yang diperlukan.
Semoga panduan ini membantu Anda memahami pentingnya PBG renovasi dan bagaimana cara mengurusnya. Jangan tunda lagi, rencanakan renovasi Anda dengan matang, termasuk urusan perizinannya!
Punya pengalaman mengurus PBG renovasi atau pertanyaan seputar topik ini? Bagikan di kolom komentar di bawah! Mari kita diskusikan bersama.
Posting Komentar